Six

7.6K 1K 420
                                    

warning: a lot of message format text (harusnya ini chap dibikin jadi au di twit aja wkwkwk) & a bit of homophobia

♡♡♡

"Tante, stoberi, peach dan apel!" Jeno menyodorkan uangnya sambil menarik-narik celemek penjaga toko buah.

"Aigooo, pintar sekali. Sedang belanja sama papa?" Wanita itu menatap Jaehyun yang sibuk memilih peach di belakang Jeno.

"Ne! Jeno mau jenguk imo halmeoni!" Jeno mengangguk riang.

"Sini, noona pilihkan!" Wanita itu lalu menyelipkan dirinya di antara Jaehyun dan Jeno dan memilihkan peach untuk mereka. "Karena Jeno anak baik, noona beri diskon!" Jeno menatap wanita itu tidak mengerti. Wanita itu mengerling pada Jaehyun dan melanjutkan, "Jadi sering-sering belanja disini ya?" ujarnya sambil membungkus pesanan Jeno.

"Terimakasih. Kami akan sering kesini. Biar papa yang bayar sayang." Doyoung menyela di antara Jaehyun dan wanita itu, memberikan bungkusan buah pada Jaehyun dan menyuruhnya kembali ke mobil duluan bersama Jeno.

Jaehyun hanya tersenyum simpul sambil menggandeng Jeno kembali ke mobil. Sepanjang perjalanan ke rumah imo ia sesekali menggoda Doyoung, membuat lelaki itu mendaratkan cubitan-cubitan panas di lengan Jaehyun.

Imo halmeoni sudah diperbolehkan pulang ke rumah, ia menyewa seorang perawat untuk menjaganya. Wanita setengah baya itu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya ketika melihat siapa yang berkunjung. Doyoung langsung memposisikan dirinya di sebelah ranjang, mengupas apel dan peach untuk imo halmeoni. Sementara Jeno, setelah menyapa imo halmeoni langsung menyeret Jaehyun pergi. Layaknya pemandu wisata, ia mengajak Jaehyun berkeliling sambil memberikan komentar. Setelah beberapa saat, ia menyeret box mainannya dan menumpahkan isinya di depan Jaehyun.

"Hyung ayo main!"

"Jeno, Jaehyun hyung capek, biar istirahat dulu."

Jaehyun melemparkan senyum pada imo, "Tidak apa, Nyonya Kim." ujarnya sambil mengambil beberapa blok lego dan merangkainya.

"Iya, dari tadi nempel sama Jaehyun hyung terus, papa sedih." ujar Doyoung sambil berpura-pura murung.

"Tidak apa-apa kan? Kan kan kata papa Jaehyun hyung mau jadi app-" kata-kata Jeno terpotong paksa karena sepotong apel yang Doyoung suapkan.

"Apa lihat-lihat?! Main lego saja!" tukas Doyoung sambil melotot pada Jaehyun. Jaehyun menciut.

Sampai mereka pulang, Doyoung tidak berbicara pada Jaehyun.

Sampai Jaehyun menggendong Jeno yang tertidur ke kamarnya, Doyoung masih bungkam.

Sampai akhirnya Jaehyun berdiri di depan pintu dan pamit pulang, suara lembutnya memecah keheningan.

"Terimakasih untuk hari ini." kata Doyoung sambil mengusap tengkuknya.

"Terimakasih kembali." Jaehyun tersenyum lebar. "Aku tidak mengira kau perenang yang handal."

Pipi Doyoung memerah mendengar pujian yang tiba-tiba itu.

Hening.

"Kau tahu." Jaehyun memecah keheningan. "Kau tidak perlu cemburu pada wanita-wanita itu. Because I'm gay, especially for you." Jaehyun mencondongkan tubuhnya ke arah Doyoung dan membisikkan kata-kata itu di telinganya.

Doyoung mendorong dada Jaehyun.

"Aku tidak dengar! Sana pulang!" ia lalu membanting pintu dengan senyum mengembang di wajahnya

♡♡♡

JJH
Aku baru lihat, ada kotak bekal yang tertinggal di mobil. Kuberikan pada jeno besok saja ya?

Emergency CallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang