Story.[3]

14 1 0
                                    

Sedari tadi disekolah aku selalu memikirkan terus si Nana. Kiranya,dia kemana. Pasalnya si nana itu sangat rajin datang ke sekolah,hampir tak pernah absen, jikalau ia sakit pasti orang tuanya akan datang menghadap wali kelas,dan jika ada keperluan sangat penting,pasti orang tuanya yang akan menghhadap kepala sekolah langsung.

"Aneh."

"Apa yanga aneh,ka.?".

"Eh..eng..engga bu, Azka kepikiran nana,bu. Dia tumben hari ini gak masuk sekolah,padahal nana itu murid rajin yang suka datang kesekolah loh,bu. Ya meskipun disekolahnya mah nana suka bergurau kalau belajar."

"Mungkin,nana ada keperluan penting yang sangat mendadak dengan keluarganya,jadi gak sempet kirim surat izin ke sekolah."

"Apa mungkin ya bu?"

"Bisa aja kan?kita gatau,besok pasti nana sekolah kok,kaka gak usah khawatir gitu."

"Emm..iya bu.".. Mengalihkan sedikit pemikiran tentang nana yang sedari tadi memenuhi pikiranku,kini beralih kepada seorang pria hampir paruh baya yang baru pulang dari kerjanya,iyah dia ayahku,yang selalu mengabaikan keberadaanku.

"Bu,ayah sampai kapan kaya gitu? Gak pernah nganggep azka ada,azka capek terus-terusan begini bu,aku sama ayah kaya orang asing yang tinggal satu rumah"

"Kaka,jangan gitu,lihat ibu baik-baik. Azka ayah mungkin sedang capek,jadi dia gak sempat liat kamu,lagian kamu kan punya ibu,jadi gausah mikirin sikap ayah,yah. Ibu sayang ko sama azka,ibu menyayangi kalian berudua, kalian anak ibu sama ayah."

"Tapi bu, azka pengen kaya temen-temen azka yang lain,mereka selalu berangkat bersama ayahnya,mereka selalu diusap kepalanya sama ayah mereka,terus mereka juga selalu mengecup tangan ayahnya sebelum masuk ke sekolah. Bu,azka pengen ayah memberi perhatian ayah ke azka sedikit aja,sedikit bu! Azka juga anak kandung ayah,tapi kenapa ayah selalu aja jahat sama azka."

"Hei,kaka. Gak boleh ngomong gitu ah, ayah gak jahat kok sama kalian,ayah sebenernya sayang sama kalian,cuma ayah malu aja nunjukinnya,percaya sama ibu,yah"

"Mending,sekarang kakak pergi kekamar yah,terus tidur,ini udah malem. Besok kaka sekolah nanti telat,pelita juga udah tidur ka."

"Emm,iya udah deh bu,azka pergi tidur dulu yah bu"

"Iyah,selamat malam sayang.jangan lupa cuci kaki,cici tangan,gosok gigi,bersihin dulu tempat tidurnya"

"Iya bu, azka udah gede. Udah ngerti sendiri gausah dikasih tahu juga"

"Ibu kan cuma ngingetin,barangkali kaka capek terus langsung tidur aja."

Sampai kapan aku harus bersikap begini,ayah juga sampai kapan selalu aja gak pernah anggap aku ada disekitarnya. Ayah bahkan tidak pernah menyapaku saat didalam rumah.

Sikap ayah seperti itu,jadi apa boleh buat,aku pun akan mengikuti apa yang ia mau. Bersikap acuh tak acuh juga.

Apa kalian tahu? Aku memiliki kedua orang tua lengkap,namun rasanya seperti anak Yatim. Bagaimana tidak? Apakah seorang ayah akan bersikap tidak peduli pada anaknya,tidak pernah memberi perhatian pada anaknya.

Ayahku tidak pernah memberiku uang sepeserpun untuk membiayai sekolahku,sedari aku SD hingga sekarang aku SMA, semua biaya,ibuku yang menanggung. Bahkan untuk makan sehari hari pun ibu harus banting tulang, untuk menghidupi aku dan pelita.

Bahkan jika hari raya tiba,ayah tak pernah membelikan aku baju baru atapun memberiku uang disetiap harinya. Dari tahun ketahun,dari hari raya bertemu hari raya lagi,ayah tak pernah memberiku baju hari raya. Ia selalu membeli baju untuk dirinya sendiri,tak pernah memikirkan,aku,ibu,dan sikecil.

Meski begitu,ibuku berusaha untuk membelikan aku dan sikecil baju untuk lebaran.disetiap tahunnya.

TBC.

[]
Kau memang pahlawan bagi ku dan pelita,bu. Aku mencintaimu lebih dari apapun.

My Little Princess(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang