"Jadi, aku disuruh coba beberapa pakaian ini untuk pergi bersama Lee Tae?." Itu sudah pertanyaan yang ke 5 kali saat pelayan datang silih berganti membantu dirinya mengenakan pakaian.
"Maksudku, siapa yang mau memakai gaun ribet seperti ini untuk acara makan siang saja?." Dan tentunya gerutuan itu sudah didengar oleh para pelayan yang berada diruang kamarnya saat beberapa gaun dicoba oleh Chaerin.
"Sebenarnya, Nyonya hanya perlu mengenakan satu pakaian saja, Tapi, karena pakaian yang dibawa Nyonya tidaklah layak menurut Tuan Lee Tae, jadi kami membawa contoh beberapa pakaian untuk keseharian Nyonya kenakan."
"Iya, aku paham maksud niat baik Tuan mu itu, tapi daripada mencoba satu-satu pakaian kenapa tidak bawa tukang jahitnya saja kesini?."
"Pegawai butik sedang mengerjakan borongan pada setelan yang dipinta dari pasukan Khusus kemiliteran, jadi mereka tidak bisa datang untuk mengukur baju Nyonya."
Chaerin berdecak, "Bilang saja kalian ingin ngerjain aku kan? Kalau yang sekarang ada dirumah ini perempuannya Lee Tae, mana mungkin kalian berani menyikapi ku seperti ini." Ujar Chaerin sambil membalikan badan, melepas diri dari para pelayan yang sedang membantunya mencoba pakaian.
Menatap pada pantulan dirinya dikaca, Chaerin memasang wajah datar pada sosok dirinya yang terlihat begitu mengenaskan dalam kehidupan yang hanya ada satu kali ini.
PRANG!
"Astaga Nyonya!." Teriak asisten kepala pelayan Rosa sambil mendekati Chaerin dengan wajah paniknya. Beberapa pelayan berjalan cepat menuju jendela yang terbuka dimana sumber panah besi mendarat tepat menancap pada bayangan Chaerin dicermin.
"Sialan." Gumam Chaerin sambil berbalik menatap pada jendela dimana busur panah masuk tadi. "Biar pakai baju ini saja, siapin mobilnya aku berangkat sekarang." Ucap Chaerin sambil mengambil syal hitam dan memakainya pada leher. Berjalan tanpa peduli panggilan assisten kepala pelayan, dalam turunan tangganya dia mengirimi pesan pada seseorang, sebelum akhirnya memasukan ponsel ditas.
Perginya dia dari kediaman Lee Tae membawa sunyi yang tenang, seolah kejadian dimana menimpa Chaerin tadi tidak pernah ada. Rosa menatap datar pada mobil yang pergi keluar dari kediaman Tuannya ini, menatap pada jam yang ia kenakan dipergelangan tangan kiri, membuatnya pergi meninggalkan tempatnya berdiri.
Sebuah busur panah yang ditembakan dengan sengaja itu benar-benar sangat mencurigakan, bahkan dirinya tidak menyangka hal tersebut dapat terjadi dalam Kawasan rumah Tuannya. Seolah keamanan semakin melemah, saat hal yang dapat merenggut nyawa seseorang itu bisa masuk dengan menargetkan Chaerin didalamnya.
"Kepala pelayan Hong, ada yang ingin saya bicarakan." Pekik Rosa saat melihat pak Hong berjalan membawa serbet putih gading yang ditaruh dilengan kirinya.
"Lima menit." Tutur kepala pelayan Hong atas waktu yang boleh diusik Rosa padanya. "Tunggu, apa itu menyangkut Chaerin tadi?." Sambungnya lagi yang diangguki Rosa.
"Baiklah, ikut aku." Suruhnya membawa langkah pergi dari ruang tengah, menghindari beberapa pelayan yang sedang melakukan pekerjaan pada pembicaraan tentang kejadian beberapa waktu lalu.
Sedangkan ditempat lain dalam mobilnya, Chaerin menghela napas kesal beberapa kali, wajahnya terlihat sangat datar dengan pandangan mata menyalang seolah ingin menerkam mangsa apabila berada didepannya. Aura yang dipancarkannya membuat pengawal dan supir yang berada didepan kemudi saling melirik satu sama lain, karena hawa mencekam dalam kendaraan ini dimana nyawanya seolah dapat terancam.
Dan ikatan syal pada lehernya terasa nyeri, pikirnya ada saja hal-hal tak terduga yang terjadi dalam hidupnya, belum sampai satu minggu dirinya berada dirumah Lee Tae tapi rasanya nyawa ia akan hilang jika tidak lebih berhati-hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Be (REVISI)
RomanceChaerin tidak pernah terpikir akan terjebak dengan pekerjaan yang berhasil membawanya masuk kedalam jurang kebohongan yang dibuat Lee Tae. Lingkaran hitam sudah terlalu dalam menariknya masuk, sehingga dia tidak bisa keluar dari tempat itu. Lee Tae...