Part 1 - Satu Hati Satu Nama

33 8 2
                                    

🎈🎈🎈

HAPPY READING!!

***

Namanya Ernada Airis Afandiana. Gadis yang sering disapa Airis itu, sejak SD sudah menyukai seorang cowok bernama Hidan yang sama sekali tak mengetahui rasanya sampai detik ini meskipun mereka selalu satu sekolah. Hingga Nayla, sang sahabat gemas sendiri dengan cinta rumit seorang Airis.

Saat ini mereka duduk di kelas X di sekolah ternama Daerah Yogyakarta. Entahlah, mereka masih belum percaya bisa diterima di sekolah itu. Karena dari segi prestasi masih di bawah rata-rata dari sekolah itu dan dari segi materi pun juga tidak sebanding dengan para murid di sana. Namun syukur Alhamdulillah selalu mereka ucapkan di setiap langkah kaki mereka.

Berbeda lagi dengan Hidan, dari segi prestasi sudah mampu bersaing dengan yang lainnya dan dari segi materi pun sudah mampu menyaingi mereka. Kehidupan seseorang memang berbeda-beda dan semuanya tak luput dari campur tangan Sang Kuasa.

Jam istirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu, dan saat ini mereka baru saja selesai melaksanakan sholat dhuha di mushola. "Ups." Nayla menutup mulutnya saat kedua bola matanya melihat Hidan berjalan bersama sang kekasih menuju kantin yang setelah ini akan mereka datangi. Airis yang tak tahu hal itu hanya memandang heran ke arah Nayla sembari mengikat tali sepatunya.

"Ngapain sih?" tanyanya sembari mengernyit bingung kemudian beralih mengikuti arah pandangan Nayla. "Ada apaan dah?" tanyanya lagi, karena di sana Hidan dan sang kekasih telah masuk ke dalam kantin.

"Hehe... Hidan sama doinya tuh masuk kantin yang mau kita datengin," jelas Nayla membuat wajah Airis datar kembali.

"Dihh males gue kalo gitu mah. Ke kantin sebelah aja kalo gitu. Hemm kapan putus sih tu orang?" dumelnya membuat Nayla terkekeh pelan. Setelahnya mereka berjalan memasuki kantin sebelahnya.

Saat berjalan melewati kantin yang dikunjugi mereka tadi, Airis menatap sinis ke arah keduanya yang sedang menikmati bakso di meja yang sama. Begitu menyebalkan.

"Udah udah sabar," ingat Nayla seraya mendorong bahu Airis untuk segera memasukki area kantin yang satunya.

"Pacaran sih pac—awww!" teriak Airis ketika lengan baju kirinya terasa basah karena menabrak sesuatu di depannya.

"Eh... Sorry Ris sorry," ujar Dika sang kakak kelas yang kebetulan satu komplek dengan mereka. Dika terkenal dengan wataknya yang sangat dingin, tak acuh, dan kadang ketus. Namun semua itu akan hilang ketika ia bertemu atau berkumpul dengan orang-orang yang sudah kenal dekat dengannya. Dan Airis bersyukur bisa mendapati sikap Dika yang ramah kepadanya. "Tangan sama hijab lo basah tuh, lo bawa ganti gak?" tanya Dika perhatian. Sedangkan Airis masih terdiam kaku menatap Dika yang khawatir dengan kondisinya.

Melihat itu, Nayla hanya menghembuskan napasnya lelah. Kemudian menyenggol lengan Airis untuk menyadarkannya. "Eh apa Kak?" tanyanya gugup.

Dika tersenyum samar membuat para siswi jejeritan di belakang mereka. "Lo bawa baju ganti? Itu lengan lo basah sama hijab lo," jelas Dika sabar.

Airis pun langsung membelalakan matanya kemudian menatap ke arah lengan dan hijabnya. Dan benar saja, lengan dan hijabnya basah karena es teh yang di bawa Dika tadi.

"Baju Kakak gak basah kan?" tanya Airis takut-takut.

Sedangkan Dika hanya menggeleng embari tersenyum. "Enggak. Sekarang lo ikut gue ke kelas deh, gue bawa sweeter tadi. Lo pake aja nanti malah masuk angin kalo gak ganti," ujar Dika membuat Airis menatap bingung ke arah Nayla yang sedang membelalak kaget.

Ini serius apa mimpi dah?

"Gimana? Nanti gue izinin ke Pak Yuli, gak usah khawatir masalah itu."

Airis memandang Nayla meminta pertimbangan. "Iya Kak ga papa, makasih ya." Bukannya Airis yang jawab namun malah Nayla yang memtuskan. Akhirnya keduanya mengikuti Dika menuju kelasnya, sedangkan di belakang mereka banyak siswi yang menyebutkan berbagai hewan yang mengisi kebun binatang. Airis dan Nayla pun hanya menahan tawanya mendengar itu.

***

"Arrgghhhh!!!" teraik Hidan keras di atas rooftop sekolah seraya menjambak rambutnya kuat-kuat. "Sial! Bang—" teriaknya terhenti ketika ia mendengar kekehan pelan di belakanganya. Lantas ia pun membalikkan badannya dengan wajah yang sudah tak karuan.

"Lo kenapa?" tanya seseorang di hadapannya dengan kedua tangan yang bersedekap di depan dada. Seakan meremehkan seorang Hidan saat ini.

"Sial! Ngapain lo di sini?" tanya Hidan penuh emosi.

Sedangkan orang yang menjabat sebagai kakak kelasnya itu menggelengkan kepalanya melihat kondisi Hidan yang acak-acakan. Ia pun bejalan mendekat, menepuk pundak Hidan yang langsung dia hindari. "Lo kenapa?" tanyanya santai.

"Arrgghhhh!" bukannya menjawab Hidan malah menjambak rambutnya kuat lagi.

"Udah-udah gak usah jambakin rambut kek orang gila gitu, kalo lo cemburu bilang aja," ujarnya kelewat santai.

Hidan mengangkat tangan kanannya yang mengepal berniat ingin memukul kakak kelasnya itu. Namun ia urungkan, karena ia paham posisinya yang bukan siapa-siapa dari seseorang yang juga ia sukai itu.

"Kenapa ga jadi, Dan? Gak papa pukul gue aja kalo dengan itu lo bisa lega. Toh lo mukul gue bukan berarti dia mau lagi kan sama lo," ejeknya semakin membuat emosi Hidan terpancing.

"Kurangajar! Gue tonjok beneran lo!" ketus Hidan membuat Dika malah terbahak. Iya, orang tadi adalah Dika. Kakak kelas sekaligus teman mainnya di rumah.

"Eh dengerin gue baik-baik ya. Jika dalam satu hati diisi oleh dua nama orang yang sama-sama lo cintai, tanpa sadar lo udah nyakitin salah satu dari mereka. Camkan itu!" ujar Dika dengan menaikkan kedua alisnya kemudian berjalan santai meninggalkan Hidan yang terdiam.

"Sial," gumamnya sangat pelan. Ia pun terduduk di lantai rooftop dengan tatapan kosong. Otaknya dipenuhi oleh kalimat yang keluar dari mulut Dika tadi. Cukup singkat namun membuatnya tersikat.

🎈🎈🎈

Selamat malam, Selamat Pagi, Selamat Siang buat kalian semua yang baca part ini.

Yeyy!! Akhirnya satu part bisa publish malam ini.

Cerita ini versi terbaru dari cerita 'Airis' di worknya Ichayy_
Kalian bisa cek yang versi dia di sana.

Terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita ini.
Maaf jika banyak kesalahan.
Semoga suka.
Luvyu All❤️

___

Salam, Nighty ✨

Dia atau DirinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang