🎈🎈🎈
HAPPY READING GUYS!
***
Hari ini merupakan hari pertama Airis masuk sekolah setelah lebih dari seminggu ia tidak masuk karena kejadian itu yang akhirnya membuatnya dirawat di rumah sakit.
Sejak bel masuk berbunyi mood Airis sudah memburuk karena melihat Dinda yang juga sudah masuk sekolah tiga hari sebelum dirinya masuk karena mendapat skors dari sekolah.
Dan bel istirahat telah berbunyi sejak lima menit yang lalu, namun Airis masih enggan beranjak dari tempat duduknya. Nayla yang hari ini membawa bekal sandwich lebih, memilih menyodorkannya ke depan Airis. Karena dia tahu bahwa Airis sedang tidak mood untuk pergi ke kantin.
"Makan biar nggak sakit," ucap Nayla di sela-sela makannya. Airis hanya menggeleng tidak acuh kemudian beranjak dari tempat duduk. "Eh mau kemana lo?" tanya Nayla bingung.
"Rooftop," jawabnya seraya berjalan meninggalkan kelas. Namun, saat sampai di pintu kelas tidak sengaja ia berpapasan dengan Dinda. Airis pun langsung membuang muka dan melanjutkan langkahnya.
"Eh Ris," panggil Dinda seraya menahan lengan Airis. Airis langsung menarik lengannya cepat dari pegangan Dinda dengan wajah yang memandang Dinda datar. "Lo udah sembuh?" tanya Dinda pelan.
Airis tersenyum miring ketika mendengar pertanyaan basa-basi dari Dinda. Sedangkan Nayla hanya melihat keduanya dari tempat duduknya seraya memakan sandwich yang ia bawa tadi.
Airis menggelengkan kepalanya heran, "Gimana rasanya diskors? Enak 'kan libur seminggu?" tanya Airis dengan sebelah alis terangkat. Setelah itu ia meninggalkan Dinda yang masih memandangnya penuh rasa bersalah.
Dinda segera berbalik badan dan melangkahkan kakinya menuju bangku Nayla. "Nay, Airis masih marah ya sama gue?" tanyanya dengan raut wajah khawatir.
Nayla hanya tersenyum, "Sebenernya nggak juga sih. Tapi ya lo tahu 'kan ulah lo dulu udah kelewatan cuma karena rasa cemburu."
Dinda mengangguk sambil menundukkan kepalanya. " Iya Nay gue tahu gue salah. Kapan ya dia mau maafin gue?"
Nayla mengangkat bahunya, "Gue nggak tahu kalau itu. Bisa aja dia udah maafin lo, cuma belum bisa aja ngelupain kejadian itu pas dia lihat lo."
"Iya Nay lo bener. Gue harap lo nggak marah dan benci sama gue ya, Nay." Dinda memandang Nayla penuh harap.
Nayla menepuk pelan pundak Dinda seakan menenangkan. "Tenang aja." Dinda mengangguk kemudian berjalan menuju bangkunya.
***
Airis melangkahkan kakinya di atas tangga menuju rooftop. Saat sampai di rooftop, samar-samar telinganya mendengar suara petikan gitar. Airis pun menolehkan kepalanya ke sumber suara dan matanya menangkap sosok laki-laki dengan perawakan tinggi sedang memangku gitar.
"Kak Dika," gumamnya sangat pelan. Ia pun langsung melangkahkan kakinya menuju orang itu. "Kak Dika?" panggilnya pelan, ia takut salah orang karena tadi hanya mampu melihatnya dari samping.
Orang itu menoleh dan tersenyum ke arah Airis. "Iya, kenapa? Tumben ke sini," balas Dika kemudian menggeser posisi duduknya.
Tanpa menunggu Dika mempersilakan duduk, Airis langsung saja duduk di samping Dika. "Hehe tadi nggak mood aja di kelas. Ada setan," jelas Airis dengan penekanan di akhir katanya.
Dika terkekeh pelan, "Setan siapa? Siang-siang gini nggak ada setan kali."
Airis mengerucutkan bibirnya sebal dengan kedua lengan yang ia lipat di depan dada. "Kalau bukan mantannya temen Kakak itu mau siapa lagi?"
"Hah?" Dika mengerutkan dahinya bingung. "Mantan temen gue siapa sih?"
"Halah."
"Oh... Dinda maksud lo?" tanyanya dengan menahan senyuman. Airis hanya menjawab dengan dehaman saja. Sedangkan Dika sudah tergelak melihat wajah datar Airis. "Saingan lo dulu 'kan?" lanjutnya dengan sebelah alis yang terangkat.
Airis memandang Dika kesal, "Apaan sih, Kak?" Dika tidak menjawab namun malah tertawa cukup keras. "Ketawain aja ketawain!"
"Maaf maaf," ucap Dika dengan sisa-sisa tawanya. "Kita nyanyi aja yuk biar nggak kesel," usul Dika seraya memetik senar gitarnya.
"Nggak mau," jawab Airis ketus.
Dika melirik Airis dengan alis yang kembali terangkat. "Beneran? Yaudah gue turun aja kalau gitu. Percuma di sini cuma dicuekin."
Baru saja Dika beranjak dari duduknya, Airis pun segera menarik lengan Dika. "Iya iya mau," katanya lirih.
Dika tersenyum penuh kemenangan kemudian kembali duduk di samping Airis. "Mau nyanyi lagu apa?"
"Terserah," jawab Airis datar.
Dika menautkan kedua alisnya bingung. "Terserah? Lagu siapa?" tanyanya sambil memandang Airis kebingungan.
Melihat itu, Airis terkekeh pelan. "Ih... bukan judul lagu, Kak. Tapi terserah Kakak mau nyanyi apa," jelasnya membuat Dika menepuk dahinya sambil tertawa.
"Astaghfirullah tidak pahamlah diriku ini. Udahlah lo mau nyanyi apa?"
"Em... Tolong aja deh."
"Tolong apa lagi sih, Ris? Nggak pahan gue." Dika kembali menautkan alisnya tidak mengerti maksud Airis.
"Ya Allah berilah hambamu ini kesabaran." Airis menengadahkan tangannya seakan sedang berdoa.
"Eh gimana sih? Itu judul lagu? Lagunya siapa?" Dika tertawa pelan kemudian mengambil ponselnya untuk mencari lirik dan kunci gitarnya.
"Budi Doremi." Dika mengangguk lalu mengetikkannya di Google.
Setelah mendapatkan lirik dan kunci gitarnya, Dika mulai memetik senar gitarnya dengan kepala yang mengangguk-angguk. "Kurasa 'ku sedang jatuh cinta." Dika mulai menyanyikan lagunya yang langsung disusul oleh Airis. Keduanya pun menikmati cover-an lagunya hingga lupa bahwa bel masuk akan berbunyi sebentar lagi.
Jam pelajaran keempat segera dimulai.
Suara bel tanda masuk membuat keduanya menghentikan cover lagunya dan saling bertukar pandangan. "Udah masuk, Kak." Airis beranjak dari duduknya.
"Iya gue juga denger kok. Lo nanti pulang sama siapa?" tanya Dika yang ikut berdiri di samping Airis.
"Sama Nayla, Kak. Kenapa?"
"Ya udah nanti pulang sama gue aja."
"Hah?" Airis memandang Dika tidak percaya.
Dika mengernyit seraya mengangguk ragu. "I... Iya, emangnya kenapa?"
Airis langsung menggeleng cepat dengan senyum kikuk di bibirnya. "Nggak kok nggak papa." Dika hanya mengangguk saja. Setelah itu keduanya berjalan meninggalkan rooftop.
🎈🎈🎈
Selamat Malam semua😚
Ketemu lagi sama Airis dan Dika dong.Gimana tahun barunya?
Sudah jalan-jalan.
Semoga di tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang kita bisa jadi seseorang yang lebih baik lagi ya...
Aamiin.Happy reading,
Sorry for typos.Luv u all❤️
_____
-Salamku, Nighty ✨-
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia atau Dirinya
Fiksi RemajaKatanya, jika dalam satu hati diisi oleh dua nama orang yang sama-sama kita cintai, tanpa sadar kita telah menyakiti salah satu dari mereka. Apakah benar? __________ Copyright 2019 By: bulankertas with Ichayy_