🎈🎈🎈
HAPPY READING!!
***
Jangan biarkan rasa cemburu membuatmu bertingkah layaknya orang bodoh.
-Nighty-***
Suasana SMA Cahaya saat ini sangat ricuh, karena memang sekarang jam pulang sekolah. Dan seperti biasa Airis dan Nayla memilih pulang lebih akhir agar terhindar dari macetnya parkiran sekolah.
Ting
Sebuah notifikasi di ponsel Airis berbunyi. Airis pun langsung melihatnya. Pesan dari Dinda. Ini seperti pertama kalinya. Airis memang menyimpan nomor Dinda semenjak ada kabar bahwa Hidan dan Dinda berpacaran. Biasa, tingkah seseorang yang merasa tersaingi memang seperti itu.
Dinda:
Tolong ke gudang, please:"Deg
Tiba-tiba jantung Airis seperti berhenti. Pikiran negatif terlintas begitu saja. Yang ia khawatirkan, jika Hidan melakukan hal yang tidak senonoh kepada kekasihnya itu. Tanpa berpikir panjang Airis langsung berjalan cepat meninggalkan Nayla yang berdiri kebingungan.
"Eh lo mau kemana?" teriak Nayla sembari mengikuti langkah Airis yang semakin menjauh. "Ck! Dasar bocah gak tahu diri!" dumelnya kesal.
Saat sampai di depan gudang, langkah Airis memelan karena melihat gudang yang tertutup rapat. Tangannya terulur ke bagian gagang pintu, mencoba untuk menariknya pelan. Dan saat pintu terbuka, tiba-tiba saja ada tangan yang menariknya keras hingga membuat tubuhnya terhuyung ke depan dan pintu gudang pun kembali tertutup.
"Din, lo mau ngapain?" tanya Airis ragu. Sedangkan Dinda malah memasang senyum miringnya.
***
"Kak Dika!" teriak Nayla panik ketika sudah tak lagi melihat sosok Airis di depannya. Sebenarnya jarak keduanya tak cukup jauh namun entah kenapa tiba-tiba Airis menghilang bagai ditelan bumi.
Mendengar namanya dipanggil, Dika yang semula sibuk menoleh ruang kelas untuk memastikan para siswa/i sudah pulang, kini pandangannya beralih kepada Nayla yang melambai ke arahnya dengan wajah panik yang sangat kentara.
Dika pun langsung cepat-cepat menghampirinya. "Ada apa Nay?"
"Kak, Airis hilang." Mendengar itu Dika langsung berjalan cepat meninggalkan Nayla yang kebingungan sendiri. "Kak, tungguin aku!" teriak Nayla sebal karena Dika berjalan dengan langkah panjangnya. Yang otomatis membuat Nayla tertinggal jauh di belakang. "Kakak mau ke mana sih?" Pertanyaan Nayla masih Dika tak acuhkan membuat Nayla mencebik kesal di sepanjang perjalanannya.
"Gudang," ucap Dika singkat membuat Nayla mengernyit dalam.
"Gudang? Kenapa gudang yang langsung kakak sebut?" tanya Nayla masih penasaran.
"Gue tadi lihat Dinda sama temen-temennya di sana. Gak tahu juga sih ada apa, tapi firasat gue mereka narik Airis ke sana," jelas Dika membuat Nayla mengangguk paham.
"Oke kak kita ke sana sekarang!" Dika hanya mengangguk singkat dan terus mempercepat langkahnya menuju gudang.
Saat sampai di gudang, pintu gudang tertutup cukup rapat. Dika pun mencoba untuk membukanya.
"Di kunci," katanya masih menggerak-gerakkan gagang pintu.
Nayla semakin kebingungan, bahkan keringat dingin sudah bercucuran di dahinya sejak tadi. "Kak, Airis gimana?" lirihnya membuat Dika menatapnya iba.
"Sabar. Kita butuh alat buat buka ini. Hidan udah pulang belum ya?" Nayla hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Ck! Kenapa ada-ada aja sih tuh anak."
"Eh itu Hidan, kak," kata Nayla cepat ketika melihat langkah Hidan yang berjalan ke arahnya.
"Eh woe sini lo!" teriak Dika membuat Hidan mempercepat langkahnya.
"Kenapa?" tanyanya kebingungan.
"Kayaknya pacar lo bikin ulah di dalem."
Belum sempat melanjutkan ucapannya, tiba-tiba suara teriakan seseorang dari dalam gudang terdengar. "Dinda, stop!"
Tangan Hidan mengepal, wajahnya memerah menahan emosi. "Bangsat! Ngapain tuh anak," ucap Hidan penuh kekesalan.
"Lo tenang dulu, jangan lakuin hal aneh. Gue nyari kunci gudangnya," usul Dika diangguki mantap oleh Hidan. Sedangkan Nayla hanya terdiam menahan kekhawatirannya.
"Tolong siapa yang ada di luar, bukain pin-- awww!" teriak Airis terpotong oleh jeritannya. Hidan semakin mengeratkan kepalan tangan kirinya. Tangan kanannya masih sibuk menggerak-gerakkan ganggang pintu dengan berulang kali menariknya.
***
Airis menatap bingung ke arah Dinda dan kedua temannya yang menatapnya sengit. Ia tidak tahu kesalahannya sehingga ia dipanggil ke gudang ini.
"Ada apa?" tanyanya ketika memandang ke arah Dinda dan mencoba untuk bangkit dari keterjatuhannya. "Lo mau ngapain gue di sini?" lanjutnya dengan pandangan menyipit.
"Eh bocah!" ucap Dinda seraya mendorong tubuh Airis dengan gagang sapu. "Lo masih nanya ngapain lo di sini? Ngaca sono!" lanjutnya dengan tawa penuh ejekan. Begitu juga kedua sahabatnya.
"Maksud lo apa?" tantang Airis membuat wajah Dinda memerah karena emosinya terpancing. Airis pun meletakan tasnya dan berjalan mendekati Dinda dan kedua sahabatnya yang sedang bersedekap di depan dada. "Lo nantangin gue?" tanya Airis santai.
Karena sudah tak tahan untuk menahan emosi, Dinda langsung memberikan kode untuk kedua sahabatnya. Dengan cepat keduanya langsung berusaha untuk mengikat kedua tangan Airis.
Airis pun membelalak kaget. "Maksud lo apaan? Gue bikin masalah apa sama lo pada?" teriaknya sambil mencoba menghindari tali yang mengikatnya.
Plak
Sebuah tamparan mendarat di pipi Airis. Membuat Airis menatapnya tajam. Bahkan kedua tangannya mengepal. Ia injak kedua kaki sahabatnya Dinda yang langsung membuat keduanya menjerit kesakitan.
"Lo ngajak ribut?" tanyanya lagi.
"Maksud lo apa deketin Hidan, hah?" tanya Dinda balik membuat Airis menatapnya penuh tanya.
"Kapan gue deketin pacar lo itu? Kapan, hah?" teriaknya karena sudah tak tahan diperlakukan seperti ini oleh Dinda.
Dinda tersenyum sinis, "Alesan aja lo," katanya tanpa melihat ke arah Airis.
Tangan Airis mengepal, berniat ingin menonjok manusia yang berada di depannya itu namun masih ia urungkan. Karena tidak semua masalah harus diselesaikan dengan kekerasa.
Namun baru saja ingin kembali berbicara, sebuah balok besar siap mendarat di belakang kepalanya. Airis pun langsung berusaha untuk menghindar. "Dinda, stop!" teriaknya.
Meskipun yang membawa balok bukan Dinda, namun nama itu yang mampu keluar dari mulut Airis. "Tolong siapa yang ada di luar, bukain pin-- awww!" Hingga akhirnya sebuah dorongan yang membenturkan kepalanya ke arah tembok membuat pandangannya menggelap.
🎈🎈🎈
Selamat Malam semua!!
Temu kangen sama Airis, kuy🥰Semoga suka ya
See you!!
---
Salamku, Nighty✨

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia atau Dirinya
Teen FictionKatanya, jika dalam satu hati diisi oleh dua nama orang yang sama-sama kita cintai, tanpa sadar kita telah menyakiti salah satu dari mereka. Apakah benar? __________ Copyright 2019 By: bulankertas with Ichayy_