🎈🎈🎈
HAPPY READING!
***
Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Nayla. Karena saat ini merupakan jam kosong, Nayla pun langsung membuka notifikasi itu. Ternyata sebuah pesan dari Airis.
Airis:
Hari ini gue pulangSetelah membaca pesan dari Airis, Nayla pun langsung memanggil Hidan. "Dan Hidan."
Hidan yang tadinya menidurkan kepalanya di atas meja, kini terangkat dan menoleh ke arah Nayla malas. "Apa?"
"Airis pulang hari ini."
Mata Hidan langsung melebar, "Serius?" tanyanya kaget hingga seisi kelas memandangnya heran.
Nayla hanya menghembuskan napasnya, "Iya." Mendengar itu pun Hidan langsung membereskan alat tulisnya yang berserakan. "Eh eh lo mau ke mana?"
"Hah? Mau pulang," jawabnya enteng.
Nayla berdecak, "Mau ngapain? Lo gila ya?"
"Airis pulang, Nay. Lo gimana sih? Lo, kan juga sahabatnya. Sahabat macam apa kau ini," ucap Hidan tidak jelas dan membuat Nayla menatapnya datar.
Jangan tanyakan reaksi Dinda, karena dia diskors seminggu akibat ulahnya yang tidak berperikemanusiaan itu.
"Sadar! Kita masih sekolah. Bentar lagi juga pulang," kata Nayla yang sudah berdiri di depan Hidan.
Hidan memandangnya sedikit lama hingga akhirnya kembali duduk dan merogoh sakunya untuk mengambil ponsel. "Ck! Emang izin nggak boleh ya, Nay?" tanyanya memelas.
Nayla mengerutkan dahinya bingung melihat tingkah Hidan yang terlihat seperti berbeda. "Lo kenapa sih kok pengen banget ketemu sama Airis?"
"Hah?" Hidan menaikkan kedua alisnya. "Maksud... nya?"
"Huh." Nayla berjalan ke bangkunya kembali. "Lo udah mulai suka sama dia?"
"Eh lo baru sadar ya, Nay?" sahut Raihan yang duduk di belakang Hidan sejak tadi.
Nayla menoleh, "Oh dia sekarang curhatnya ke lo ya, Rai?" kekeh Nayla membuat wajah Hidan berubah datar.
"Ghibahin aja gue." Setelah mendengar itu, keduanya pun tertawa. "Gue masa bodo sama dia, salah. Gue peduli, salah. Emang cowok serba salah," gumamnya kesal yang malah semakin membuat Nayla dan Raihan terbahak.
***
Motor Hidan dan Nayla terparkir rapi di halaman rumah Airis. Setelah melepas helm-nya, mata Hidan memandang lama ke arah salah satu motor yang sudah terparkir rapi lebih dulu. Nayla mengernyit ketika melihat Hidan yang belum juga beranjak dari motor.
"Dan, ayo," ajaknya.
"Jadi dia udah lebih dulu ke sini?" tanyanya pelan.
Nayla langsung mengalihkan pandangannya ke arah motor Dika yang dipandang Hidan sejak tadi. Nayla meringis kecil. "Emm kata Airis tadi sih, Kak Dika nungguin dia dari semalam."
Hidan langsung memandang Nayla tidak percaya. "Nungguin?" tanyanya kaget. Nayla hanya mengangguk saja. "Nyari gara-gara tuh orang." Hidan langsung turun dari motor dan berjalan masuk dengan cepat.
"Eh Hidan! Hidan!" teriak Nayla tidak terlalu keras. "Jangan bikin ulah di sini," lanjutnya.
Hidan berhenti tepat di depan pintu utama rumah Airis kemudian menatap Nayla. "Duluan, Nay," ucapnya membuat Nayla berdecak.
"Gaya doang yang digedein. Mental mah menang Kak Dika," remehnya membuat Hidan langsung menoyornya. Nayla pun menatapnya tajam. "Mau masuk nggak?" Hidan menyengir kemudian masuk lebih dulu.
"Assalamu'alaikum, Tan," teriak Nayla.
"Iya wa'alaikumsalam. Eh Nayla, Hidan juga, ayo masuk masuk."
"Ini udah masuk loh," gumam Hidan sangat pelan, namun masih dapat didengar oleh Nayla. Alhasil ia pun mendapat sebuah sikutan di lengan kanannya.
"Masuk aja ke kamar, tadi ada Dika juga di dalam. Tante buatin minum dulu," kata Tante Navi membuat Hidan mengentikan langkahnya.
"Kenapa?" tanya Nayla.
Hidan diam untuk beberapa saat. "Emm apa gue ke sininya nanti aja, biar mereka berdua dulu?" tanya Hidan pelan.
Nayla melihat Hidan penuh kasihan. "Nggak, Dan. Ayo sekarang masuk dulu aja. Nanti kalau lo nggak nyaman, lo boleh pulang. Soalnya gue udah bilang Airis kalau lo mau ikut ke sini."
"Hemm oke." Setelah itu keduanya berjalan masuk ke kamar Airis yang tidak ditutup.
"Assalamu'alaikum," sapa Nayla.
"Wa'alaikumsalam, masuk masuk," jawab Airis dengan senyum sumringah. Sedangkan Hidan hanya diam dengan wajah datarnya. Airis memandangnya bingung.
Melihat itu Dika langsung menepuk pundak Hidan pelan. "Datang juga?" tanyanya dengan senyum miring. Hidan hanya meliriknya saja, tidak berniat membalasnya.
"Kakak tadi nggak masuk sekolah?" tanya Nayla basa-basi.
Dika tersenyum, "Nggak, skip dulu. Cuma sehari doang juga." Nayla mengangguk. "Ya sudah, gue pamit mau pulang dulu ya. Dari semalem belum balik," katanya yang hanya mereka angguki. Kecuali Hidan yang sejak tadi hanya diam menatap interaksi mereka.
"Gue pamit, Ris. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam," jawab mereka bersamaan.
Setelah Dika benar-benar pergi, Hidan baru mau memandang Airis. "Gimana keadaan kamu?"
🎈🎈🎈
Happy Sunday, Guys!
Selamat membaca
Semoga suka❤️Sorry for typo:D
___
Salam, Nighty✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia atau Dirinya
Teen FictionKatanya, jika dalam satu hati diisi oleh dua nama orang yang sama-sama kita cintai, tanpa sadar kita telah menyakiti salah satu dari mereka. Apakah benar? __________ Copyright 2019 By: bulankertas with Ichayy_