Get In Trouble

49 8 0
                                    


Dengan nafas tersengal-sengal Feeya mencoba menoleh kebelakang, suara sekelompok cowok dibelakangnya tampak semakin mendekat. Kakinya sedari tadi tak henti berlari, pergelangan tangannya tampak ditarik oleh cowok bertubuh atletis didepannya. Feeya menatap punggung cowok itu cemas.

“Apa masih sempat?”

“Percaya sama gue, kita masih ada waktu meskipun sempit.”

Alfa menggiring Feeya masuk ke dalam kelas, menyuruhnya secepat mungkin mengambil tas ransel miliknya. Menyambar tasnya, Feeya lalu berlari kembali menuju Alfa yang tampak berdiri di ambang pintu dengan tatapan waspada melihat ke sekeliling.

“Udah.” Ujar Feeya memberitahu.

Alfa menatap Feeya, ia mengangguk. Kemudian menarik pergelangan tangan Feeya untuk segera melarikan diri dari kejaran anak buah Bayu.

“Kenapa anak dari sekolah lain bisa seenaknya masuk kesini?”  tanya Feeya disela situasi.

“Entahlah, yang jelas mereka masuk bukan dari pintu gerbang.”

“Apa?!”

Alfa tertawa, “Kenapa? Terdengar ngga masuk akal, yah?” Sahut Alfa. “Tapi itulah yang dilakukan anak-anak jika ingin nge-eksekusi target mereka. Sebab udah ngga zamannya berkelahi secara terang-terangan didepan orang banyak, yang ada rencana mereka bakalan gagal karna diketahui orang.”

“Gimana cara mereka bisa ngga diketahui satpam sekolah?”

“Biasanya dengan berpura-pura menjadi siswa disekolah itu juga, tapi tetap mencoba untuk tidak mencuri perhatian agar ngga diketahui. Biasanya ada orang dalam juga yang membantu.”

“Udah kayak pembunuh bayaran aja main sembunyi-sembunyi.” Cibir Feeya sinis.

Langit sore tampak memancarkan sinar jingganya begitu tajam. Sinarnya memancar disela-sela pilar koridor sekolah. Membentuk siluet berbentuk giometris yang begitu indah ketika dilihat. Derap kaki mereka menggema mengisi lorong koridor sekolah yang tampak sepi, hingga berakhir dikala mereka sampai di ujung lorong. Alfa membawa Feeya menuju sisi paling sudut sekolah.

“Kita mau kemana?” tanya Feeya penasaran.

Alfa menoleh kearah Feeya sekilas, “Keluar dari sini.”

Mereka akhirnya berhenti disebuah halaman kosong belakang sekolah. Ada tembok berukuran tinggi sekitar 2 meter yang diantaranya terdapat batang pohon mangga berukuran cukup besar tampak menjuntai ke halaman sekolah. Sudah hampir 3 tahun Feeya bersekolah disini, namun ia sama sekali belum pernah menelisir lokasi ini sebelumnya. Bahkan ia tak tahu jika lokasi ini ada.

“Naik! Waktu kita ngga banyak.” pinta Alfa.

“Kita keluar dari sini?”

Alfa mengabaikan perkataan Feeya, “Pakai batang pohon itu sebagai pijakan kaki lo.” Instruksinya.

“WOI MAU KEMANA LO!”

Dari kejauhan terdengar suara salah satu anak buah Bayu yang berhasil menemukan keberadaan mereka.

Panik, Feeya pun bergegas memanjat sesuai seperti apa yang Alfa instruksikan barusan. Disusul oleh Alfa setelahnya. Sempat terdengar suara koyakan baju saat Feeya berusaha mencapai tembok menggunakan kakinya. Namun, ia memilih mengabaikannya.

Berhasil mencapai tanah, mereka berhasil keluar dari perkarangan sekolah. Namun kini mereka harus melewati rerumputan lebat sebelum mencapai jalanan.

The Guy Who's On Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang