Bad Mood

77 11 0
                                    

"Nolla, gue rindu banget sama lo, rindu... rinduuu banget. Kemana aja lo selama ini, huh? Bahkan lo pergi kaga bilang-bilang ke gue. Lo seakan-akan menghilang di telan bumi. Lo tau, lo tuh bikin gue ngerasa bersalah tau ga!" Ujar Feeya baper. Nolla sempat tersenyum kecil mendengar curahan hati Feeya, namun lagi-lagi ia hanya menutup-nutupinya perasaannya.

"Lo apa-apaan sih, main peluk-peluk orang sembarangan, lo ga malu apa kalo nantinya di liatin orang?" Celetuk Nolla sebal.

Mendengar ucapan Nolla barusan langsung membuat Feeya tersadar dan melepaskan pelukannya. Bagaimana bisa dia kehilangan kontrol begini saat melihat Nolla? Tapi... Oh iya, baru inget. Feeya memang selalu ga terkontrol jika berdekatan dengan Nolla.

Feeya termasuk cewe yang emosional.

Feeya nampak menyapu pandangannya keseluruh arah. Dan ternyata ada beberapa orang yang melihat kelakuan mereka sekarang. Dengan canggung ia tersenyum kearah orang-orang itu, dan di sahut gelengan kepala sinis oleh mereka.

Mengabaikan respon orang lain, kini Feeya menoleh kearah Nolla kembali. Menatap lelaki pujaan hatinya ini dalam-dalam. Dia makin tampan aja setelah ga ketemu dua tahun ini, batin Feeya sambil tersenyum tipis.

Nolla yang memperhatikan Feeya sedari tadi hanya memberikannya tatapan dingin. Tanpa ekspresi. Seperti biasanya.

"Ngapain lo senyum-senyum kaya orang gila?" Celetuk Nolla.

"Lo makin ganteng, Laa" sahut Feeya sambil cengar-cengir. "Gue jadi melted liat elo" sambungnya.

Nolla menghela nafas malas. Lalu berjalan mendahului Feeya. "Mau kemana, Laa?" Tanya Feeya bingung.

"Pulang!"

Feeya memanyunkan bibirnya sebal. Kenapa sih Nolla tiap kali liat gue ga pernah bersikap baik? Apa segitu bencinya dia sama gue? Batinnya. Namun disisi lain dia senang karena dapat di pertemukan kembali dengan Nolla. Meskipun Nolla masih seperti Nolla yang dulu, yang selalu bersikap jutek ke Feeya.

Setelah sampai dirumah, Feeya pun mengganti baju dengan baju santai miliknya yaitu celana jeans pendek dengan t-shirt oblong berwarna abu-abu. Setelah selesai, ia pun turun kebawah dan mengambil snack sebagai cemilan saat nonton tv.

Namun baru saja dia duduk di sofa ruang tv, tiba-tiba saja handphone-nya berbunyi. Tampak nomor yang tak dikenal sedang terpampang di layar kaca handphone-nya sekarang. Nomor siapa nih?

Dengan begitu ia pun mengangkatnya, "Halo?"

'LO DIMANA SEKARANG?'

Feeya mengernyitkan dahinya, gila nih orang, dikata gue budeg apa ngomongnya pake mode toa segala, "Dengan siapa ini?" Tanyanya.

"INI GUE ALFA, LO LAGI DIMANA NIH?"

Alfa? Dari mana dia dapat nomor gue? "Eh, lo ngomong bisa kaga sih biasa aja? Lo pikir gue budeg?" Gerutu Feeya sebal. "Gue lagi dirumah nih, emang napa?"

"GA JELAS NIH SUARA LO, KUATAN DIKIT NAPA SIH? LO LAGI DIMANA NIH, CEPETAN JAWABNYA NTAR PULSA GUE HABIS!"

-_- Ngajakin berantem nih orang kayaknya,  "GUE LAGI DIRUMAH, BOLOOOTT!!!"

"SANTAI AJA KALI NGOMONGNYA, LU PIKIR GUE BUDEG APA?"

Krik...krik...krik.. (seketika senyap)

-_- Begini nih kalo ngomong sama orang yang udah bolot tapi rada nyolot, ga bakalan selesai urusannya, yang ada bikin darah tinggi orang naik, "Emang ada urusan apa lo nanyain gue dimana?" Tanya Feeya dengan nada normal.

The Guy Who's On Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang