Wondering

42 6 0
                                    

Tepat setelah mengantar Feeya selamat hingga ke sekolah. Alfa mengehentikan motornya di depan sebuah gedung kosong bertingkat tiga yang bagi sebagian orang adalah tempat yang cukup mengerikan untuk didatangi. Menyematkan satu tali tas ranselnya ke bahu sebelah kanannya, ia berjalan masuk kedalam gedung dengan wajah datar, seakan tak takut akan apa yang akan ia hadapi selanjutnya.
Alfa berjalan menaiki tangga menuju lantai kedua gedung. Terdengar hingar bingar suara beberapa orang yang sedang berbicara satu sama lain. Jika kau melihat dari kejauhan mungkin kau akan mengira bahwa gedung itu sunyi dan tak berpenghuni. Namun, terkadang apa yang kau lihat dari luar belum tentu benar, bukan?

Langkah Alfa terhenti tatkala melihat seorang lelaki bertubuh kurus memergoki kehadirannya. Lagi-lagi tak ada rasa takut yang ditunjukan dari wajah Alfa.

"Siapa lo?" tanya si lelaki kurus itu waspada.

Alfa hanya diam tak menjawab, ia hanya melenggang melewati lelaki itu sembari matanya menyapu pandangan disekitarnya. Mencari satu sosok yang menjadi alasannya untuk datang kemari.

"Kalo lo datang kemari untuk nyari Bayu, maka lo terlambat, dia udah pergi beberapa menit yang lalu." ujar lelaki bertubuh kurus tersebut.

Alfa menoleh kearahnya, memperhatikan lelaki itu dari atas hingga kebawah. Tubuhnya sungguh kurus, matanya begitu sayu dengan lingkaran menghitam disekitarnya. Wajahnya pucat dengan cekungan pipi yang tampak begitu memprihatinkan. Kemungkinan besar lelaki ini adalah pecandu narkoba akut sehingga barang haram itu menghancurkan tubuhnya sampai begini.

"Lo pasti Alfa, lo berhasil bikin Bayu jadi tampak kerepotan dengan adanya kehadiran lo disekitarnya. Salah satu teman gue sampai harus dibawa keruang ICU semalam karena luka hajaran lo." jawabnya seraya terkekeh. Ia lalu memiringkan kepala seraya tersenyum simpul.

"Gue Lukman. Selama Bayu ga ada, gue yang ngehandle anak-anak dan tempat ini."

Alfa menatap tajam kearah lelaki itu. Sepertinya identitasnya telah diketahui oleh sebagian orang disekitar Bayu. Bagaimana pun ia harus tetap waspada pada setiap orang ditempat ini, meskipun tampaknya lelaki ini bukanlah tipe orang yang langsung menyerang ketika melihat kehadiran orang asing.

Alfa melihat kesekeliling, ada dua lelaki selain lelaki dihadapannya, yang mana sedang menatapnya dengan tatapan sinis namun terkesan was was barang mendekat kearah Alfa.

"Kemana dia pergi?" tanya Alfa kesal.

Lelaki itu mengangkat bahunya cuek, "Entah, bukan urusan gue." jawabnya ketus. Ia lalu mengisyaratkan kedua orang tadi untuk meninggalkan Alfa dan dirinya berdua di ruangan itu, yang mana langsung dituruti oleh mereka.

Memastikan kedua temannya telah pergi, ia lalu mengalihkan pandangannya kearah Alfa, "Gue ga tau urusan apa yang melibatkan lo sama Bayu. Tapi satu hal yang harus lo ketahui," ujarnya sembari berjalan mendekat kearah Alfa yang sedari tadi menatap dingin kearahnya. "Bayu itu bukan sembarang orang. Pengecut memang, namun ia akan melakukan segala cara demi kemenangan dan harga dirinya. Termasuk dalam kasus lo. Apapun itu, dia ga akan tinggal diam." sambungnya. Lelaki itu lalu berpaling, mengambil sebatang rokok untuk selanjutnya dinyalakan. Menghisap panjang asap tembakau itu, lalu perlahan menghembuskannya keudara. Menampilkan ekspresi puas diantaranya.

"Apa sebenarnya maksud lo memberitahukan semua itu ke gue?" sahut Alfa yang tampak berkonsentrasi akan apa yang lelaki itu ucapkan.

Lelaki itu menoleh, menatap Alfa lekat.

"Mulai detik ini, jaga segala hal yang menurut lo berharga bagi hidup lo, atau cepat atau lambat Bayu akan merenggut semua itu dari lo."

Alfa menautkan dahinya seraya menerka-nerka maksud yang dikatakan Lukman barusan. Hingga satu sosok muncul dibenaknya.

The Guy Who's On Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang