-titik debu mulai menyibakkan dirinya hingga membuat mata terpejam-
2 jam berlalu, Nala, Ferly, Rere dan Zian bertemu lagi di bawah eskalator tempat janjian mereka ketika pulang.
"Bahagia gak lo Nal diajak keliling ama Ferly?" tanya Rere.
"Pulang langsung yok Re'! Gak betah juga lama-lama di sini" jawaban Nala membuat Ferly heran.
"Lo apain dia kok moodnya berubah 360°?!" tanya Rere.
"180° kali' Re' " sambung Zian.
Tanpa menghiraukan obrolan mereka, Nala beranjak pergi, lalu..
"Oh iya Fer, nih pita biru yang lo kasih tadi..! Thanks untuk semuanya, gue pulang, yok Re' buruan".
Nala mengembalikan pita biru hasil dari games Take A Ribbon pada Ferly dan menarik tangan Rere.
"Tu cewek napa Fer?" bisik Zian setelah Nala Dan Rere pergi.
Ferly bergeming sembari menghela nafasnya berat.
"Yok cabut aja"
------------------------------------------------
Di rumah Nala..
"Lo kenapa Nal?" tanya Rere
"Gue takut masa lalu gue terulang lagi Re'.."
"Sampe kapan lo gini terus? Masa lalu lo gak boleh nahan lo untuk terus melangkah maju..".
Flashback on......
Kelas 2 SMPAnak berkucir dua jalan menelusuri koridor kelas di SMPN 3 MUTIARA EMAS.
"Nala kamu baru dateng?" anak lelaki bernama Evan merangkul pundak Nala.
Ia mengangguk lalu memeriksa laci mejanya. Lagi-lagi ada secarik kertas di sana.
-Jauhin Evan kalo lo gak mau 1 kelas benci sama lo! Cupu!-
Tulisan dari secarik kertas .
Nala melirik Evan sebentar, lalu membuang kertas itu tak peduli."Aku keluar bentar Van" Nala beranjak dari bangkunya.
"Oke.."
Banyak sepasang mata anak lelaki di koridor menatap gadis itu di sepanjang perjalanan.
"Haha..! Dasar cupu!" anak lelaki dan 3 temannya juga 1 cewek di sebelahnya itu mendorong tubuh nala hingga kacamatanya terjatuh.
"Lo yang nulis semua surat-surat di laci meja gue? Maksud lo apa?" tanya Nala.
"Evan itu gak pantes deket-deket cewe cupu macem lo! Dia gak betah juga kali'!" sindir cewek bernama Fina.
"Krekk.." suara kacamata Nala diinjak oleh Yoga.
"Mampus lo cupu! Biar lo sadar" teriak Yoga dan pergi begitu saja.
Nala terisak sembari mengumpulkan pecahan kacamatanya, sembari beranjak pergi.
Ketika melewati koridor dekat lab. Bahasa, ia tak sengaja samar-samar melihat Evan, Nala berjalan mendekati Evan,
tapi ternyata ........"Haha..! Akting lo bagus Van, gua gak nyangka aja gua kira lo sahabat Nala cupu!" Yoga menepuk pundak Evan.
"Gua? Ogah! Gua deketin dia karna dia pinter kali' Ga.. Lumayan bisa kasih contekan dikit-dikit. Makasih lo udah bikin Nala mewek biar dia gak usah deket-deket sama gua lagi. Masa' gua dikira pacaran ama tuh anak.." Tak disangka jawaban Evan membuat hancur hati Nala.
"Evan yang selama ini gue percaya ternyata cuma manfaatin dan bikin gue dikirim surat-surat gak jelas itu?!" Nala sesengukkan.
"Brukk..!" tak sengaja Nala bertabrakan dengan Evan yang tiba-tiba sudah ada di hadapannya.
"Nala?"
"Sorry van, aku gak enak badan. Aku ke UKS bentar" Nala menghapus tetesan air matanya dan pergi tak menghiraukan Evan.
Sejak saat itu Nala pindah sekolah. Ia tak lagi percaya dengan yang namanya laki-laki, hatinya miris bila mengingat masa SMPnya yang manis namun ternyata kelam.
Sampai saat ini pun Nala tak pernah bertemu Evan. Ia takut jika masa lalunya terulang kembali.
Flashback off...........
Nala menghela nafasnya panjang .
"Makasih Van, berkat lo sekarang gue berubah dan berkat lo juga gue susah percaya sama yang namanya laki, lo sukses bikin gue trauma"
"triiingg.." suara pesan masuk
"Nala, maafin gue kalo ada salah" Ferly mengirim pesan.
"Belum saatnya gue berharap sama lo Fer.."...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hope [SELESAI✔]
Teen Fiction"kemaren gue emang berharap sama lo.. tapi sekarang, jangan pernah tanya tentang Harapan gue lagi, karna smuanya udah berakhir." ungkap Nala sembari membalik badan ingin beranjak meninggalkan Ferly . "plis nal.. maafin gua, ini gak seperti yg lo kir...