Cerita sebelumnya
"Tenang guys, kalo gak di dunia, di akhirat bakalan di bales" Erlan sok menggurui.
"Hahaaa.. kayak gitu lo tau. Kemaren kemana aja? Telatt"
"Kalian jangan pada banyak omong deh. Gak Michael, Dion, Erlan, Zian, semua. Sama aja." Ferly yang menjenguk mereka mulai kesal dengan keluhan mereka.
"Gua mau pulang, cctv Allah ada dimana-mana ya guys, awas lo kalo macem-macem"
💫💫💫
Jam 08.00
Angin tertiup lembut, membangunkan Nala yang tidur lelap setelah 2 malam begadang.
"Rere gimana keadaannya ya? Apa hape nya lowbatt terus sampe gak hubungin gue?" Nala bertanya-tanya.
"Tok..tokkk" Pintu kamar Nala di ketuk perlahan.
"Bunda? Masuk aja Bun."
"Bersiap lah. Kita akan menjenguk Rere." Bunda Aira membuka setengah pintu kamar Nala.
"Oke Bun."
Nala bergegas menyiapkan diri, menjenguk sahabat yang sampai sekarang Nala sendiri tidak tahu bahwa Rere sudah tiada.
💫💫💫
Di sepanjang perjalanan, Nala tak hentinya mengirim pesan via Line pada Rere.
Line
🔵Nala : Re', lo baik-baik aja kan?
🔵Nala : Re'
jawab gue dongg. Gue gak marah kok, gue tau, lo itu polos, makanya mau diajak kerja sama sama Michael :).Di Read pun tidak.
Nala menghela nafasnya berat.
Hujan pun mulai turun membasahi bumi. Membuat perasaan Nala makin tak karuan"Re'. Gue masih mau maen sama lo. Semoga dengan gue jenguk lo, lo cepet sehat ya" Bisik Nala di hati kecilnya.
Ketika sampai............
"Bunda. Apa maksudnya? Kenapa kita berenti di pemakaman? Kita mau ziarah ke makam Ayah?" Nala mencoba tetap positive thinking.
"Iya. Turun yuk" Bunda Aira tak mampu berkata jujur.
Langkah demi langkah di jejaki Nala dan Bunda Aira.
Terlihat batu nisan bertuliskan.
Prananta Dhavian. Ayah kandung Nala yang tutup usia ketika Nala masih berusia 5 tahun. Kanker otak menyerang Ayahnya hingga tak dapat di selamatkan. Sejak saat itu, Bunda Aira Anastasya dan Nala Anastadhavia memilih untuk hidup berdua di dalam rumah peninggalan Ayah Nala."Ayah.. bahagia ya di alam sana, doa Nala selalu untuk ayah" Air mata Nala menetes.
💫💫💫
Yuria dan Ferly duduk di dekat sungai yang jernih.
"Fer, gimana kalo seandainya Nala tau, Rere......" Yuria menggantungkan kalimatnya.
"Nala orang yang kuat. Mungkin awalnya dia bakal gak terima. Tapi, lama kelamaan Nala sadar, gak seharusnya dia terpuruk sekian lama" Ferly menghela nafasnya berat.
"Gue bodoh. Ikutan mereka cuma karna gue benci sama Nala, tanpa tau akhirnya gimana." Yuria menyesal.
"Semua orang pernah melakukan kesalahan, gak ada salahnya berubah jadi lebih baik. Selagi belum di panggil Yang Maha Kuasa" Ferly melempar batu kecil ke sungai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hope [SELESAI✔]
Teen Fiction"kemaren gue emang berharap sama lo.. tapi sekarang, jangan pernah tanya tentang Harapan gue lagi, karna smuanya udah berakhir." ungkap Nala sembari membalik badan ingin beranjak meninggalkan Ferly . "plis nal.. maafin gua, ini gak seperti yg lo kir...