#1

57 4 2
                                    

    [Jinki POV]

        Sekarang, kami sedang berada di foodcourt bandara. Biasanya Kibum membeli beberapa minuman dan memesan makanan untuk mengganjal perutnya, namun kali ini, aku lihat dia hanya menopang dagunya dan menatap lurus dengan pandangan kosong.

        Aneh. Aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan Kibum. Tidak biasanya dia begini. Apa mungkin dia pernah berhadapan dengan sosok buronan kali ini?

        "Hyung, berhenti menatapku. Moodku sedang buruk." ujar Kibum sambil melirik tajam ke arahku. Demi kerang ajaib, selama aku satu rekan dengannya, baru kali ini aku melihat Kibum segini seramnya.

    [Key POV]

        'Bete, hancur sudah.' keluhku dalam hati. Aku menyadari sesuatu, tempat dudukku dan Jinki-hyung terpisah; itu artinya, kami tidak bebas untuk melakukan perencanaan penyergapan terhadap Choi Minho.

        'Huh, semoga orang yang duduk di sebelahku bukanlah orang aneh.' batinku kemudian menghela napas panjang.

ー┄┄─┄≪ ༶❈༶ ≫┄─┄┄ー

        "Apa-apaan ini." ujarku tak sadar. Orang yang tadinya tengah asik membaca katalog pesawat pun menoleh, lalu tersenyum.

        "Kibum kan? Mukamu tidak berubah sama sekali." ujarnya. Aku tertegun dan duduk di sebelahnya dengan terpaksa. "Jangan abaikan aku, Bum-ah." ujar orang itu lagi. Fine.

        "Iya. Aku Kibum. Apa maumu, Choi Minho?" jawabku sinis. Minho hanya tersenyum miring.

        "Sinis padaku seperti biasa, ya?" balas Minho. Tch-

    [3rd POV]

        "Sinis padaku seperti biasa, ya?" balas Minho pada Kibum yang memang sudah benci dengan Minho sedari dulu.

        "Apa maumu?" tanya Kibum ketus.

        "Aku hanya menyapa?" balas Minho polos.

        "Terserahmu. Aku mau istirahat sebentar." ujar Kibum pasrah, lalu memejamkan matanya. Minho hanya menyeringai puas melihat 'teman'nya terganggu.

        'Takdir mempertemukan kita, kamu memang tidak bisa lepas dariku, Kim Kibum!' batin Minho sembari menyenderkan badannya pada bangkunya.

        Sementara Jinki yang kursinya berseberangan dengan kursi Kibum-Minho hanya melongo. 'Gila sih ini- belum juga rencana kami matang, buronannya sudah ada di depan mata-' batin Jinki.

        Jinki yang menyadari bahwa Kibum dan Minho sempat berteman hanya bisa menghela napas. 'Pantas saja Kibum bersikap dingin hari ini,' batin Jinki lalu menyenderkan badannya. 'Sepertinya ini akan menjadi misi yang panjang...' keluhnya.

ー┄┄─┄≪ ༶❈༶ ≫┄─┄┄ー

    [Minho POV]

        "Apa-apaan ini." ujar seseorang yang terdengar familiar. Aku berhenti membaca katalog dan menoleh. Aha. Aku kenal betul orang ini. Aku tersenyum melihatnya.

        Namun sayang, sepertinya dia masih benci padaku. Sudah 15 tahun berlalu padahal. Apapun yang kulakukan padanya saat ini pun masih mendapat tanggapan sinis dan dingin. Apa mungkin dia bertingkah seperti itu karena dia tau aku seorang...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[DISCONTINUED] F A T E  | MinKeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang