" Lo mikir gak sih lo barusan ngomong apa sama dia?! "
Felix mengerjabkan matanya menatap terkejut dengan bentakan Changbin. Dengan gugup dia berdeham pelan mencoba menutupi raut ketakutan yang mungkin saja terpampang di wajahnya.
" Gue ngomong apa ya terserah gue, hubungannya sama lo apa? "
Changbin termenung beberapa saat.
" Gu-gue sahabat lo, lo lupa? " ucap Changbin gugup.
" Sahabat? Ngaca Bin, kalau lo sahabat gue lo gak bakal ninggalin gue dan lupain gue demi pacar lo! "
" Gue nggak lupain lo Lix! Lo seharusnya paham kalau Lizy pacar gue dan dia prioritas gue saat ini! "
" oke, karena dia prioritas lo berarti dia lebih berharga dari gue kan? Nah lo bisa cari dia sekarang, lo nggak perlu peduliin gue, " Felix mengakhiri ucapannya dengan dengusan kesal.
Changbin mengacak rambutnya kesal, dengan pelan dia mendecakan lidahnya menyesali perkataannya yang mungkin saja sudah menyinggung perasaan Felix.
" Lo yakin nerima Eric jadi pacar lo? " tanya Changbin sedikit berteriak mengingat jaraknya dengan Felix yang kini cukup jauh.
Felix menghentikan langkahnya, kemudian membalikan badannya menatap kembali kearah Changbin.
" Bukan urusan lo, sekarang dan buat seterusnya gue gak mau lagi berurusan sama lo. Persahabatan yang lo bilang tadi anggap aja nggak pernah terjadi. "
Dalam diam Changbin menatap kearah punggung Felix yang mulai menjauh.
Deg...
Changbin meremas dadanya yang terasa sesak tanpa sebab.
Sekarang, mendengar perkataan Felix kenapa dia merasa kehilangan?
Melihat Felix yang pergi dari nya dengan keadaan seperti tadi membuat Changbin takut jika Felix benar-benar akan menghilang dari hari-harinya di masa depan.
Tapi, bukankah kata-kata Felix tadi memang benar? Bukannya dia yang terlebih dahulu meninggalkan dan melupakan Felix? Tidak salah Felix jika dia memilih meninggalkannya juga sekarang.
Arrgghh!
Memikirkannya saja sudah membuat Changbin frustasi.
Dengan linglung Changbin menendang kencang kerikil yang ada dibawah kakinya.
Dia harus bagaimana agar Felix memaafkannya sekarang?
