Chapter-12

1K 83 16
                                    

Kini, hubungan Ali dan Sisi sudah memasuki bulan ke-enam, keduanya semakin mesra, dan sampai saat ini untungnya Prilly tidak curiga. Permainan berjalan dengan lancar, tapi hubungan Ali dan Sisi bukanlah permainan, mereka memang saling mencintai.

Prilly pun sama, dia masih setia menjalin hubungan dengan Randy.

Skip

Malam ini, Ali dan Sisi tengah berada di sebuah cafe outdoor lantai dua, dengan tempat terbuka, yang menampilkan kota jakarta yang sangat indah jika malam hari, berbagai macam warna lampu turut menghiasi indahnya Kota Jakarta

" Bunny Dear, aku mau es krim Coklat Caramel, kamu mau apa?"

Jangan aneh jika Sisi memanggil kekasihnya hanya dengan panggilan itu, katanya itu panggilan sayangnya untuk Ali. awalnya Ali keberatan, namun ia tidak ingin mengecewakan kekasihnya, ia mengalah.

" Aku Cappucino Latte, ada yang kamu mau lagi? "

" Udah itu aja"

Ali pun memesan, dan taklama pesanan mereka pun datang

" Sayang, aku ada rencana buat kenalin kamu ke orang tua aku. Gimana?" Ucap Ali disela-sela minum kopinya

" Emang selama kamu pacaran sama Kak Prilly, dia belum pernah dikenalin ke orang tua kamu?"

Ali menggeleng, selama berpacaran dengan Prilly ia memang belum mengenalkan kepada orangtuanya, karena Prilly menolak dengan alasan belum siap bertemu mereka.

"Belum, kamu orang pertama yang aku ajak kerumah, mungkin emang aku pernah pacaran beberapa kali, tapi aku enggak pernah bawa mereka buat dikenalin ke mamah sama papah. Aku harap kamu yang pertama dan terakhir ya sayang.." Mengelus Pipi Sisi lembut, dan Sisi mengembangkan senyumnya

" Semoga.. Aku harap begitu"

" Tapi kamu jangan tersinggung ya, aku mau kamu berpenampilan seperti Prilly, bukan apa apa sayang, aku teringat ucapan Mama, dia bilang 'semua manusia harus berpenampilan sesuai dengan takdirnya, jika dia Laki-laki berpenampilanlah seperti laki-laki pada umumnya, jika dia perempuan berpenampilanlah seperti perempuan lainnya', kalau bisa sedikit demi sedikit kamu bisa merubah style tomboy kamu ya sayang, dalam agama itu sebenernya dilarang, aku ga mau kamu terjerumus terlalu dalam, sebagai calon imam kamu aku boleh kan sekedar mengingatkan? " Ucap Ali panjang lebar, Sisi mengangguk pelan. Ia tidak menyangka sikap Ali sedewasa ini, ia sangat yakin dia sudah cocok menjadi seorang imamnya nanti.

" Terimakasih udah ngingetin, pelan pelan aku akan coba berubah. Aku bangga sama kamu Li, makasih udah buka mata hati aku."

Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba dikagetkan dengan suara yang tidak asing ditelinga

" Prilly?..."

Sisi pun menoleh dan menyeringit " Apa maksudnya? Dia manggil aku Prilly? Seolah-olah yang bersama Randy itu Sisi? Drama apalagi ini kak?!" Sisi membatin, ternyata kakaknya itu sangat pandai bersandiwara ya?

" Eh kalian disini jugaa ternyata??" Sambung Prilly yang masih dengan skenario nya " Pril, aku sama Randy boleh kan gabung? Bisa dibilang double date? Gimana?" Pintanya

" Duduk aja Sisi, Randy" Ucap Ali membuka suara, setelah lama diam karena muak dengan drama yang sedang berlangsung ini.

Mereka duduk dengan pasangan masing-masing, Ali dengan Sisi, Randy dengan Prilly

" Oke, aku ikutin permainan kami Pril, kita liat sampai sejauh mana kamu bersandiwara" Ali membatin

" Kalian mau pesen apa?" Kini giliran Randy yang bersuara

BERBEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang