Chapter - 13

1.1K 89 15
                                    

Gaes tolong komen sedikit aja, akutu suka baca komenan kaliannn..

Thanks for 12,4k readers 👏👏 890 vote.. Dikit lagi 1k vote. Ayo bantu vote jangan baca doang elahh. Ini aku kasih bonus part ini lebih wawww...😆

Bismillah dulu sebelum baca gaes!!😱
18+ bocil dilarang baca😵

Tandai typo, oke?

*

*

*

*

*

*

" Sisi .." Panggil Ali lirih tepan didepan wajah Sisi, ia pun membuka matanya perlahan

"Ali kamu..."

Ali benar-benar mencium bibir Sisi, Sisi terkejut dengan perbuatan Ali yang mendadak, ia mendorong dada Ali dengan tangannya. Namun nihil, tenaga Ali lebih besar darinya, lama-lama Sisi terbawa dengan sentuhan Ali dibibirnya dan membalas ciuman Ali tak kalah panas.

Ali memegang tengkuk Sisi agar memperdalam ciumannya, Sisi mengalungkan tangannya dileher Ali, keduanya hanyut dalam ciuman panas ini. Ali menggiring tubuh Sisi menuju kasur tanpa melepaskan pangutan bibir mereka.

" Sisi, i'm so sorry."

Ali kembali mempertemukan bibir mereka dan kembali berciuman, dengan posisi berbaring diatas ranjang, satu persatu Ali membuka kancing baju Sisi, memperlihatkan leher jenjang nya.
Ali mulai menjelajahi leher Sisi memberikan banyak tanda merah dilehernya.

Kini Sisi hanya berbalut bra dan celana dalam, Ali membuka pengait bra yang dikenakan Sisi, memperlihatkan pemandangan disana, dengan ukuran yang cukup besar yang sudah mengeras, ia mulai bermain di area itu, meremas, mengemut, membuat Sisi mendesah kenikmatan.

Ali membuka resletingnya dengan tergesa-gesa, miliknya sudah mendesak ingin dipuaskan malam ini

" Tahan bentar ya sayang, kamu boleh cakar aku kalau sakit"

Malam itu hanya suara desahan yang memenuhi ruangan, mereka bermain hingga lemas, dan akhirnya tertidur dengan tubuh polos mereka..

*

**

*

Ali terus memandang wajah Sisi yang masih tertidur sangat tentram, mungkin ia sangat lelah dengan kejadian semalam. Berkali-kali Ali menciumi Sisi mulai dari kening, mata, hidung, pipi, dan bibirnya yang begitu memabukkan. Namun Sisi tidak terusik sedikitpun. Mungkin Sisi lelah dengan pergelutan semalam?

Karena cahaya matahari mulai bersinar Sisi bangun dari tidurnya, dan melihat Ali yang tengah tersenyum kearahnya " Kamu udah bangun?" Tanya Sisi dengan mengucek matanya, dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, tiba-tiba raut wajah Sisi berubah murung

" Kenapa kamu murung gitu?" Tanya Ali

" Aku... Cuma takut"

" Takut apa sayang?" Menangkup wajah Sisi dengan tangannya, mengelus pipi Sisi lembut

" Aku takut kalo aku hamil sebelum menikah Li" Keluhnya, Ali membawa Sisi kedalam pelukkannya, memeluknya erat

" Maaf ya soal semalem, aku lepas kendali."

Ali merutuki kebodohannya karena tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, ia pasti membuat Sisi sangat sedih, karena telah merenggut kehormatannya sebelum halal

" Kalo gitu bulan depan kita nikah aja"

Sisi melepaskan pelukannya dan menatap ali kaget "What? Seriously? " Tanya Sisi dengan wajah terkejut

BERBEDA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang