Tidak seindah Aurora. Tidak sesejuk kawasan Boreal.
Namun, kenapa harus aku yang selalu tumbang?Dia tersenyum kala membaca tulisan tangan Airin yang dibuat bertahun-tahun yang lalu. Lalu ia melihat ke samping, kemudian mengecup kening wanitanya yang tertidur lelap.
"Kamu hebat. Pernah tumbang tapi tidak pernah hancur. Maaf, karena aku pernah jadi salah satu yang menumbangkan jiwa yang kuat itu."
Sampai bertemu Airin versi dewasa di prolog nanti, teman-teman.
Jangan lupa tambah Aurora Borealis ke library kalian, ya.
🤗
Salam
Silvi
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora Borealis
Romance"Semesta dengan rasa, menghadirkan kita." -Airin Tri Tamia-