Lagi-lagi mimpi yang asing, Yunseong mulai terbiasa.
"Lo kapan sih tau diri?!"
"Maaf."
"Gue gabutuh maaf lo. Gak penting. Dan gak bisa ngerubah ranking gue jadi ranking 1."
"Maaf, tapi sakit banget."
"Oh, pipi lo kena jam tangan mahal gue ya? Enak rasanya kena tonjok?"
"Aw..."
"Minhee, lo itu cuma disuruh ngalah aja.. Biarin gue yang ranking 1, dan gue gak akan kaya gini.. Apa lo gatau rasanya selalu jadi nomer 2 dibelakang lo?"
Minhee hanya meringis kesakitan. Ia menahan semuanya sendirian.
Anak itu meninggalkannya. Bibirnya berdarah, bahkan lebam di pipinya masih belum hilang juga.
"Tinggal ngalah aja, Minhee. Ngalah.." ujar Minhee pada dirinya sendiri yang sedang menghadap cermin di kamar mandi sekolahnya.
Minhee mengambil tisu dan membersihkan darahnya. Tidak mungkin ia kembali ke rumah dengan keadaan seperti ini. Kakaknya akan marah besar.
Ia menggunakan maskernya dan pulang ke rumah.
Betul, Minhee harusnya tahu diri. Ia harus mengalah, ia tidak ingin kakak satu-satunya itu khawatir tentang yang terjadi.
"Oh, Minhee udah pulang?"
"Iya, kak.""Kok lama sih, kakak nungguin loh daritadi. Sebelum shift kakak mulai, ayo kita makan bareng dulu." ujar kakaknya.
Minhee melepas masker yang daritadi ia pakai.
"Is everything ok, Min?" tanya kakaknya.
"I'm fine. Thank you for askiㅡ"
"Aduh kak Min, kok dipegang sih?!" ujar Minhee.
"Kamu gak mau cerita sama kakak?" tanya kakaknya, Mina.
Minhee sangat ragu untuk menceritakan ini.
"Gapapa, kak. Everything is clear."
"Min, aku tahu kita gak punya harta yang bisa dibanggakan, tapi kamu masih punya kakak. Kakak juga punya kamu. Intinya kamu gak boleh nyerah.."
"Apaan sih kak.."
"Kakak tahu ada yang gak beres."
"I'm fine... udah kita makan aja." ujar Minhee.
"Diobatin dulu ya, Min?"
Minhee hanya mengangguk menurut pada kakakanya itu.
"Apa kakak gak usah kerja dulu?" tanya Mina, "Ih kan aku bukan bayi, kakak pergi aja."
"Kok ngusir." ujar Mina sambil mengobati Minhee.
"Nah udah.."
"Makasih kak." Mina mengangguk tersenyum.
"Jangan takut ya, Min. Kamu gak akan sendirian."
Minhee juga ikut mengangguk tersenyum.
"Lo mimpiin gue lagi ya, Seong?"
"Lo lagi." jawab Yunseong.
"Jawab pertanyaan gue deh." ujar Minhee, Yunseong mengangguk.
"Sumpah gue gatau ya, kenapa bisa gitu." ujar Minhee.
"Gapapa, tapi pasti lo sedih aja." balas Yunseong.
Minhee tampak bingung dengan Yunseong.
"Ninggalin kakak lo.."
"Iya.."
"Lo sering nemuin dia?" tanya Yunseong, "Ya tapi gak kelihatan."
"That's sad. malah gue yang ketemu lo mulu." jawab Yunseong.
"Kenapa ya?"
"Takdir." jawab Minhee.
"Males ah. Kalo gue ditakdirin sama lo." balas Yunseong.
"Tapi, Seong. Lo muak gak sih liat gue mulu bahkan di mimpi?"
"Muak lah. Tapi tetep gue tonton, berasa nonton sinetron."
Minhee hanya tertawa, kini Yunseong sudah terbiasa.
"Min, cowok itu.. yang mukulin lo.."
"Kenapa?"
"Dia lagi apa?"
"Ya mana gue tahu? Terakhir lihat sih ya gitu.."
"Dia gak masuk polisi atau gimana gitu?" tanya Yunseong,
"Kenapa coba?" balas Minhee bertanya.
"Anjir? Min kok bisa?" tanya Yunseong lagi.
"I smell something fishy about your death.. but i didn't know what it is.." lanjut Yunseong.
"Lo gak mungkin bunuh diri kan?" tanya Yunseong.
Minhee hanya berdiam.
"Min, gue bakal bantuin lo buat bilang kebenarannya." ujar Yunseong.
"Kaya yang kakak lo bilang, lo gak sendirian.."
to be continued....
btwbtwbtw disini ada clue yg jahatin mini ges... apakah kalian tahu itu..
KAMU SEDANG MEMBACA
who are you? ➫ yunseong, minhee, keumdonghyun
Fanfictionsemenjak donghyun datang, yunseong selalu diikuti oleh hantu yang tidak ia kenal, minhee. inilah awal dari kebohongan yang akan terungkap. #68 in slice of life [not bxb] hwangeumini [황윤성,금동현,강민희] au: school life, slice of life. not so romance. ft. p...