🍁03. Ojek

71 25 1
                                    

Sampai bel pulang nyaring berbunyi Rea masih berfikir, siapa laki-laki itu. Hingga pada akhirnya dia sadar, Rea pulang naik ojol. Menunggu didepan gerbang sambil memesan ojek online.

Rea tau Yuki hari ini ada ekstrakurikuler paduan suara. Jadi tidak ada tebengan untuknya. Suara motor didepannya sangat menganggu, Rea memilih menyebrang jalan sebelum seseorang memanggil.

"Rea!" pria itu membuka helmnya dan menghampiri Rea.
Rea tampak memiringkan kepalanya, mengamati sosok yang memanggil namanya itu.

"Mau pulang?" Dibukanya helm yang sejak 10menit tadi dipakinya.

"Yakali mau berak."

"Lucu.." senyumnya seperti bunga bermekaran.

"Makasih Rea tau kok, hehehe.. permisi." Rea baru saja melangkah, Vano kembali berbicara.

"Mau gue anterin?"

"Oh.. Gausah Rea udah pesen ojol. Makasih tawarannya." Ujar Rea sopan.

"Pinjem hpnya sebentar boleh? Nggak ada semenit janji."

Rea sempat heran dengan cowo ini. Seperti pernah melihatnya, yang ngasih coklat bukan si? Batinnya. Ragu memberikan ponselnya pada pria itu.

"Ini! Jangan lama-lama ya.. Pulsanya tinggal dikit." Kasih Rea.

Vano tersenyum,

"Udah gue cancel nih, Rea aku anterin aja ayo!"

"Lah apa apaan nih.. Kasian tau mas-mas ojolnya ih." Mendengarnya Rea langsung merebut hpnya. Mengecek kembali pesanannya. Benar, dia sudah membatalkannya.

"Kamu yang ngasih coklat kan?!" mata Rea mengeryit.

"Iya, Vano. Alvano Baraksa Bima Arya, kelas IPS 2. Oiya, jangan lupaa addback."

"Udah kenal kan? Ayo aku anterin. Rea adiknya kak Dean kan? Bilang aja dianterin Vano." Rea mengangguk.

"Bentar gue telpon dulu."

Tut tut tut
Masih terdengar nada sambung.

Kenapa Re?

Rea dianter Vano gapapa emang?

Ngapa tanya gue.. Emang Vanonya mau nganterin lo? Hah?

Cih.. Dia yang nawarin tau. Jadi boleh nggak?

Yaudah si bocah.. Pulang mah pulang aja. Pokoknya sebelum magrib udah pulang. Bai!

Tut tut tut tut
Sambungan terputus.

"Udah?"
Rea hanya mengangguk.
"Boleh?"
Mengangguk lagi.
"Yaudah nih!" Vano memberikan helm kaca cembung kepada Rea.

🍫🍫

Ditengah perjalanan pulang, Vano menawarkan pergi ke cafe buat makan siang. Rea langsung menyetujuinya, sedari tadi perutnya memang sudah lapar.

10 menit kemudian sampailah mereka disebuah kedai makan.

"Rea mau makan apa?" mereka sudah duduk manis dipojok kedai nuansa coklat itu.

"Terserah." kata Rea sembari memainkan jari-jarinya pada meja, pandangannya menjelajah disetiap sudut-sudut bangunan.

"Nanti kalau terserah terus lo nggak suka gimana? Nih pilih!" Vano menyodorkan menu makanan.

REAVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang