Happy reading minna😄
~~~~~
"Maaf aku tidak bisa menerima persaanmu." tolak Rafa yang entah untuk ke berapa kalinya.
"Aku yakin kamu belum memiliki kekasih. Jadi tidak ada alasan untuk menolakku." tegas seorang pria berjas rapi, Ando. Rafa menatap datar pada pria di depannya itu.
"Selain aku tidak memiliki persaan padamu, aku juga berhak menolak siapa saja termasuk kamu. Dan satu lagi..aku sudah memiliki kekasih." balas Rafa dengan tenang.
"Aku tidak percaya!! Bawa kekasihmu kemari maka aku akan mundur!!"
"Untuk apa?!!" Rafa sudah mulai kesal pada pria yang berada di depannya itu.
"Aku tidak terima di tolak olehmu seperti ini. Aku yakin aku lebih baik dari kekasihmu itu!!" ucapny dengan sombong.Ingin rasanya Rafa pergi saat itu juga tapi melihat pria itu berbeda seperti yang lainnya membuat Rafa hanya mampu menahan napas saja.
Rafa berjalan mendekati sebuah mobil yang baru berhenti tidak jauh dari tempat ia berdiri. Ia menunggu si pengendara mobil keluar dari mobilnya.
Dengan langkah yang begitu ringan dan ceria, Rafa menghampiri seorang pria berjas rapi dengan rambut yang menutupi sedikit dahinya itu.
Si pria tentu sangat terkejut mendapati Rafa kini telah memeluknya dan mencium bibir sexy-nya tadi. Di balik kacamata hitamnya ia hanya melihat Rafa yang sedang tersenyum begitu manis padanya.
Dafi yang daritadi melihat adegan tersebut hanya terkekeh geli dengan tingkah sahabatnya.
"Darimana saja heum..? Aku sudah lama menunggumu disini." ucap Rafa dengan nada begitu manja.
"..."
"Divo ada ap-......???" Jian diam mematung melihat sang sahabat dengan nyamannya sedang di peluk oleh junior kampusnya.
"Rafa..apa dia kekasihmu..??" tanya Ando sedikit gugup lalu melihat ke arah pria yang masih tetap diam di peluk.
"Tentu saja..!! Aku tidak mungkin mencium org lain yang bukan kekasihku kan..?? Jadi sekarang kamu harus terima kalau ku tolak!!" tegas Rafa. Sebenarnya Rafa ingin cepat pulang dan tidur.
"Ah...maaf kalau membuatmu kelamaan menunggu. Aku yang membawa Divo ke kafe padahal dia sudah bilang kamu akan ke kantornya." ujar Jian.Jian tahu kalau Rafa sedang berusaha menolak pernyataan cinta tersebut dengan berakting. Ia juga sekalian mengerjai sahabat dari kecilnya itu.
Jian berusaha agar tawanya tidak terlepas. Lihat bagaimana wajah sahabatnya itu sungguh lucu.
"..."
"Jadi baby...kenapa kamu di luar? Tidak masuk saja ke ruanganku..??" ucap Divo sambil tangannya merengkuh pinggang Rafa dengan eratnya. Mencoba mengikuti permainan yang dimainkan oleh Rafa padanya.
"Ah..itu..aku.." Rafa gugup karena tubuhnya menempel dengan tubuh Divo tanpa jarak. Dari kejauhan Dafi menahan tawanya melihat sang sahabat terperangkap dalam permainannya sendiri.
"Kenapa baby..apa ada yang mengganggumu..?? Apa kamu punya urusan dengan karyawanku ini..??" tanya Divo sewajar mungkin. Menatap lurus ke arah Ando.Ando menelan salivanya kasar. Meski memakai kacamata hitam ia tahu atasannya itu menatap dirinya dengan intens.
"Ya..itu..dia ingin bertemu dengan kekasihku. Aku sudah menolaknya tapi.." Rafa menyembunyikan wajahnya dalam dada bidang milik Divo. Ia bisa mencium aroma maskulin dari parfum yang dipakainya.
"Ah..begitukah..ternyata kekasih manis dan imutku ini banyak yang mengincar..haruskah aku menciummu dengan panas di depan semua orang baby..agar mereka tahu dokter yang manis nan imut ini sudah ada pemiliknya.." Divo benar-benar terhanyut. Sebenarnya ia sendiri sudah terjatuh dalam pesona seorang Rafa.
"..."
"Jadi..jauhi kekasihku Ando dan lebih baik kamu segera menyiapkan rapat untuk siang nanti." tegas Divo.
"Ba..baik..saya minta maaf..saya tidak tahu..sa..saya..permisi.." Ando buru-buru pergi karena sudah ketakutan dengan aura intimidasi dari seorang Divo.
"Jadi..siapa namamu..??" tanya Divo saat Ando sudah tidak terlihat lagi dan ia masih memeluk Rafa tanpa berniat melepaskannya.
"Maaf dan terima kasih." ucap Rafa dingin dan pergi menghampiri sahabatnya.
"..."
"Apa kantormu itu reality show katakan cinta..!?? Setiap hari selalu saja ada yang datang padaku dan menyatakan cintanya..!! Selama 3 tahun bayangkan saja..!! Aku kapok ke kantormu..!!" omel Rafa pada Dafi dan masih di dengar oleh Divo dan Jian yang memperhatikan dari jauh.
"Kamu tertarik dengannya?" tanya Jian sambil memperhatikan sahabatnya itu masih fokus pada Rafa bahkan sampai menhilangpun matanya tidak berkedip. "Ck..ternyata sahabatku benar-benar jatuh cinta."
"Kamu mengenalnya?"
"Dia juniorku saat kuliah. Sekarang dia bekerja di RS yg sama denganku sebagai dokter bedah." beritahu Jian.
"Namanya..telponnya..rumahnya..kesukaannya.."
"Sabar bro..santai..santai..ck..kamu benar-benar jatuh cinta." ejek Jian.
"Ya..bibir dan tubuhnya hangat. Sangat pas."
"Otak mesum!! Pria yang bersamanya sahabatnya, Dafi. Bertiga dengan Dian mereka bersahabat cukup lama dan tinggal bersama sekarang. Dafi juga sedang dekat dengan sepupu cantikmu itu."
"Benarkah..??"
"Ya..kamu bisa mencari tahunya nanti. Tapi Vo..Rafa seperti menyembunyikan sesuatu yang sangat..dia tidak seperti itu dulu Vo. Rafa pribadi yang hangat dan ceria. Ramah pada siapa saja. Dia angel di fakultasku. Senyumnya secerah dan sehangat mentari."
"Lalu..??"
"Entah apa yang terjadi dia menjadi pemurung dan dingin. Dan kemudian dia mendapat beasiswa ke Inggris. Dia sudah 3 tahun disini."
"..."
"Dekatilah pelan-pelan Vo. Yang ku lihat sepertinya ada trauma tersendiri yang membayanginya." saran Jian.
"Bagaimana dengan keluarganya??"
"Aku tidak tahu. Tanyakan saja pada sahabatnya itu. Aku hanya mengenalnya dari mulut ke mulut saat kuliah dulu. Banyak yang mendekatinya."•••
Semoga para pembaca menyukainya..
😄😄😄
Jangan lupa buat vote dan tinggalkan komentar kalian..
Aku sangat menghargainya..Anin♡
22.06.19 10.50am

KAMU SEDANG MEMBACA
✅Ice Doctor
FantasySinopsis Hatinya membeku setelah pengkhianatan yang terjadi. Dimatanya hanya kegelapan yang terlihat. Meski banyak cinta yang ditawarkan, tidak ada satupun yang mampu mencairkan bongkahan es dalam dirinya. Lalu bagaimana jika ada sebuah cinta yang d...