7

169 5 0
                                    

Apa sulit sekali? Membuat orang mengerti bahwa dirinya sedang tak mau untuk diganggu?

2hari setelah pernikahan itu.

Rania masih tak habis pikir dengan pria satu itu,yang tak henti hentinya mengganggu nya,entah itu dikampus atau dimana pun saat mereka bertemu.

Flashback

Rania terus berlari,tak peduli dengan siapa yang ditabraknya tadi,sekarang dia disini,dibanjiri taman gedung pernikahan itu.

"Bodoh Rania,kamu bodoh,kenapa kamu tak mengikuti omongan Tasya,sok kuat kamu!" Rutuk nya pada diri sendiri

"Kenapa Mas ? Kenapa kamu tidak peka ? Aku selama ini mencintaimu,bodoh Rania,apa kamu dibanding seorang Aisyah? Aisyah cantik jelita, begitupun akhlaknya,kamu bakal kala sama dia,dari segimanapun!" Rutuknya lagi sambil menangis pilu

"Ya Allah mengapa sepatah ini.." lirihnya sambil menunduk

"Ini" sambil menyodorkan tissue,lalu Rania mendongak melihatnya

"Eh pak" ucap Rania sambil menghapus air matanya dengan tangan.

"Ini ambil,jorok sekali menghapus air mata dengan tangan"

"Tangan saya tidak jorok" ucapnya sambil menyambet tissue itu

"Yayaya baiklah terserah kamu" ucapnya sambil melangkah duduk disebelah Rania namun berjarak

"Ngapain bapak disini?" Tanyanya

"Aisyah itu sepupu saya" jelasnya.

"Oooo"

"Kamu ada apa kesini? Kenal dengan Hafizh? Atau Aisyah?"

"Saya kenal keduanya,Mas Haf,,eh bang Hafizh itu KK kelas saya dulu di fakultas."

"Kamu memanggilnya Mas?"

"Hahaha,iya,tapi itu dulu pak,saya cukup tau diri untuk itu" ucapnya merutuki dirinya lagi.

"Kamu menyukai nya?" Rania terpelongo mendengar pertanyaan itu.

"Ah sudahlah pak bukan urusan bapak,lagian ngapain juga bapak ngikutin saya sampai kesini,aneh" sebal Rania

"Saya hanya penasaran saja tadi" ucapnya dengan muka sok cool,ya tapi emang cool sih mau gimana lagi.

"Tidak mau ikut kedalam lagi? Bang Arlan pasti mencarimu" tanyanya seraya meninggalkan ku

"Oh iya,aku melupakan Tasya dan bang Arlan" batinnya

*Di mobil*

"Kamu kemana aja sih tadi dek?" Tanyanya melirik ke spion tempat duduk belakang,ya aku memang duduk dibelakang,kurasa Tasya dan Bang Arlan membutuhkan itu.

"Ehm...Nia tadi ke..ke taman iya ke taman" jawabnya gugup

"Terus tadi kok bisa barengan sama Adhit?"

"Kebetulan saja" jawabnya asal

"Atau kalian dengan Pdkt? " Tanyanya menggoda

"Fokus ke jalanan bang,bisa kan?" Rania galak,Arlan mengalihkan pandangan ke Tasya

"Kenapa Tasya? Kamu mengantuk?"

"Eh..iy,,eh tidak tidak,Tasya tak ngantuk"

"Kamu ga pandai berbohong tas" tatapan bang Arlan kayak khawatir gitu 🤣Oalah ya iyalah lagi PDKT

"Yaudah kalau mau tidur,tidur aja dulu,nanti Rania yang bangunkan,dan tidak ada bantahan" Tasya menurut saja karena tak tahan kantuknya.

" Eh dek ! Bangunkan Tasya" cegah Arlan yang melihat Rania langsung keluar dari mobil

"Enak aja,Abang sana yang bangunin,lagian Nia capek,oh iya nanti kalau udah bangun,suruh langsung ke kamar Nia aja,jangan ke kamar Abang,belom mahrom!" Ejek Rania dengan tawa renyah nya.

"Dasar,kalau kamu ga lucu,Abang jitak kamu" canda Arlan

Flashback off

Tak ada hari seorang Rania tanpa ketemu sama Dosen muka datar itu.

Besok mungkin Rania akan senang sekali,dia sudah merencanakan sesuatu untuk pergi bersama Abang dan Bunda.

"Abang,salam dari pak dosen untuk Abang"

"Waahhh kalian makin dekat aja ya dek" ejek Arlan

"Jawab dulu salam nya,tadi pas dia habis nimpahin banyak tugas ke Nia,dia titip salam sama Abang"

"Wa'alaikumussalam"

"Lagian makin dekat apanya? Makin menyebalkannya iya"

"Halah nanti suka"

"Rania ga mungkinlah suka sama orang muka datar kayak gitu,cuek,dingin ke cewek cewek"

"Tapi Abang lihat,kalau ke kamu,dinginnya dia itu karena sok kalem aja didepan kamu"

"Ah apaansih bang,biasa aja kali,ah udah ah,Rania besok masuk pagi,Nia lagi malas nyetir,jadi besok Abang anterin Nia yaaa" rengeknya

"Kamu pandai sekali mengalihkan pembicaraan" cibirnya seraya mengacak rambut Rania

"Ih Abang mah! Besok bisa kan antar Rania ke kampus,jemput juga"

"Besok Abang mau ke Bandung,nginap,lusa baru pulang" ucapnya santai

"Yaah Abang kok bilang ke Nia? Katanya besok Abang izin cuti?" Rajuknya sambil berdecak

"Lah ini Abang lagi bilang ke kamu dek,ga jadi Abang ambil cuti,lagi sibuk di kantor" ucapnya menyentil hidung mungil Rania.

"Lama banget masa,kalau Nia pengen beli kebab malam malam gimana" huh ancur dah planningnya,malah dia sudah membooking meja untuk besok dia makan siang lagi..hanya wacana

"Ya ampun dek,cuma 3 malam 2 hari,ga sampai seminggu"

"Iya cuma sebentar kok Nia" celah bunda ketika datang

"Iya bunda Nia tau,tapi masa baru bilang sekarang? Padahal besok Rania mau ajak Abang sama Bunda ke makam Ayah,Nia rindu" lirihnya.

"Gagal planning Nia untuk ngambil waktu Abang yang sibuk itu" kesal Rania.

"Rania hanya minta sedikit waktunya,apa ga bisa? Nia udah rencanakan ini dari 3 hari yang lalu" Lirihnya lagi.

Ya Arlan akui,akhir akhir ini dirinya,pagi pagi sudah berangkat kerja,lalu jam 8 malam baru pulang,kalau lembur bisa sampai jam 11 malam.

"Abang mah ga asik,yaudah pigi aja sanaa,Nia ga peduli juga" ucapnya menuju kamar,nah kalau gini, artinya lagi merajuk.

Tok...tok...tok

"Dek buka dulu pintunya...iya nanti pagi Abang antar ke kampus,terus siang nya kita makan siang bareng,ayolah dek jangan gini,merajuk merajuk ga jelas"

"Ih apa? Abang bilang Nia merajuk ga jelas?" Ucapnya seraya membuka pintu

"Ngertiin abanglah dek"

"Nia cuma minta waktu Abang sebentar sebentar bang,2 jam pun cukup,Abang selalu fokus sama kerjaan,iya Nia tau,Abang kerja untuk keluarga,tapi Abang lupa,Nia sama Bunda juga butuh Abang,kasih sayang Abang.." tak tahan lagi,air mata Rania luruh,dia benar-benar sangat merindukan Ayah sekarang.

"Hikss...hikss.." Rania menutup wajahnya dengan tangan sambil sesunggukan

"Maafin Abang dek" sambil mendekap Rania kedalam pelukannya,Arlan kira Rania biasa saja dengan waktunya yang selalu sibuk,tapi tidak,Adiknya kalah merindukan sosoknya.
Bunda yang melihat itu,terharu dan tak kuasa menahan tangisnya juga.

"Bunda maafin Abang ya" ucapnya sambil menatap bunda,bunda menghampiri nya

"Bunda gapapa sayang,bunda hanya khawatir sama kesehatan mu" ucap Bunda mengusap pelan rambut bang Arlan

"Abang janji bakal jaga kesehatan Bun,Arlan bakal sering ngabarin Bunda dan Nia" ucap Arlan mengecup kening Rania dan memeluk Bundanya.

Segitunya ya gaes :( hidup tanpa seorang Ayah? Dan hanya mempunyai satu laki laki dikeluarga? Sweet banget sihh Niaaa...haduh.



RANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang