9

124 8 2
                                    

Ah sial.
Ini sudah lebih dari 4 hari sejak kejadian itu.
Rania tak juga memulai pembicaraan dengan sang Abang,dan Arlan pun juga tak mengajak Rania ngobrol,dia mau Rania sadar atas kesalahannya,terlepas dari dia yang membentak Rania.

"Kalian masih belum mau baikkan bang?" Tanya bunda saat di meja makan

"Ya,dia aja cuek banget Bun,ketus banget,lagian biarin aja dia bisa sadar dulu sama kesalahannya"

"Rania berangkat ya Bun,hari ini Nia mau naik ojek aja deh,lagi males Bawak motor atau mobil Bun"

"Kamu naik mobil" ucap Arlan tegas

"Yaudah Bun,Nia pergi dulu ya,Nia kayaknya pulang sore Bun,nanti Nia pulang naik ojek aja bun " Salim ke bundanya

"Bisa denger Abang engga sih? Naik mobil! " Sedikit menekankan kata katanya

"Assalamualaikum Bun" Rania mulai melangkah keluar dari r.makan

"Nia! Tunggu dulu" sekarang Arlan sudah ada dihadapannya

"Apasih maunya kamu?! Abang sayang sama kamu,makanya Abang suruh kamu naik mobil RANIA MIFTAHUL JANNAH" ucapnya sedikit membentak

"Bang? Abang ada nanya ga? Setelah kejadian itu,Nia pulang naik apa,kehujanan atau engga? Bahkan Abang ga ada nelpon Nia,atau sekedar nanya,sejak kejadian itu,Nia udah sampai rumah belum,itu yang namanya sayang Bang? Saat itu siapa yang Bawak Nia pulang? Pak Adhit,yang cuma dosen Nia dikampus!" Ucapnya sudah habis kesabarannya.

"Abang juga bilang,biar Nia sadar sama kesalahannya Nia,Nia tanya deh,apa kesalahannya Nia? Membela Abang Nia karena direndahkan,itu salah menurut Abang?" Kini dia tak tahan menahan tangisnya

"Abang ga minta kamu ikut campur waktu itu kan Nia?!" Ucap Arlan tak mau kalah

"Udah udah,kalian berdua diam!" Teriak bunda

"Rania,kamu pergi ke kampus sekarang ya sayang" sambil membelai kepala anaknya.

Sore setelah pulang dari kampus

"Udah mau sebulan aja,pak Adhit ngajar kita ya Nia"

"Ah iyanya? Baguslah"
Lalu Nia kembali terdiam

"Masih marahan sama bang Arlan ?" Tanya Tasya

"Ah ga usah dibahas deh" lalu dia mengalihkan pandangannya ke arah jalanan dekat caffe

"Aku nginep dirumah kamu ya tas?"

"Ga boleh"

"Lah kenapa?"

"Jangan lari dari masalah Nia" nasihat Tasya

"Yaudah,aku mau di cafe ini sampai isya"

"Yeee ngelunjak,ayok pulang"

"Aku ga mau pulang dulu"

"Yaudah deh aku mau pulang duluan ya,kalau aku telpon habis magrib nanti, kamu belum pulang,aku jitak kepalamu"

"Yaa"

Sudah pukul 21.00
Rania belum kunjung pulang,hp nya sudah tak bisa di hubungi lagi sejak jam 6 tadi

"Percuma ah aku pulang,bang Arlan juga belum mau ngakuin kesalahannya" Batinnya.
Rania sekarang berada di Halte yang sepuh sekali orang berkendara,baterai hp nya juga lowbat.

"Hye" ucap dua orang pria yang memegang minuman keras,Rania hanya terdiam dan tak berani menatapnya

"Cantik banget sih neng,yok pulang yok,Abang anterin deh" ucap salah satunya sambil memegang tangan Rania

"Lepasin tangan saya" tapi sayang nya, genggaman pria itu sungguh kuat.
Mereka sudah menjauhi halte,Rania tetap tak bisa melepaskan genggaman itu

Lewatlah mobil yang dia kenali platnya.

"Tolong tolongg" jeritnya berusaha me nampakan wajahnya agar dikenali oleh pengendara tersebut.

"Rania" ucap pria itu setelah beberapa saat menghentikan mobilnya,dia keluar dengan berlari mengejar Rania

"Tunggu" ucapnya

"Apa Lo? Ikut campur aja,sana sana pergi Lo"

Oke,pria yang hendak menolong Rania tadi beraduh laga dengan 2 pria pemabok ini,setelah 2 pria itu terjatuh

"Rania maaf,ayo lari" Pria penolong tadi memegang tangan Rania dan berlari ke arah mobil

Beberapa saat setelah menjauh dari Halte tersebut,mobil itu terhenti.

"Jam 9 malam,ada di Halte gelap seperti itu,kenapa?" Tanyanya

"Bisa antar saya pulang pak?" Rania tak menjawab pertanyaan Pak Dosen Adhit

"Jawab" pintanya sambil mengarahkan arah pandangnya ke depan

"Pak,tolong antar saya pulang,saya takut pak" ucapnya ketakutan.Tanpa sepatah kata,Adhit langsung melaju kembali

Toktok...

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam" ucap Arlan dan Bunda dari dalam rumah.
Arlan sudah mengenakan jaketnya untuk mencari Rania

"Astaghfirullah,Rania sayang,kemana saja kamu" khawatir bunda,Rania hanya menunduk tak berani menatap Abang nya

"Bundaa" Rania langsung memeluk bundanya

"Kenapa sayang? Ayok ayok ke kamar" ajak bunda

"Bang,tadi Saya bertemu Rania dijalan dekat halte kampus,dia bersama dua orang pemabuk yang menariknya paksa"

"Terimakasih Adhit,baru aja Abang mau mencarinya,mau masuk dulu?"

"Tidak usah bang,sudah malam,ummi sudah menunggu saya"

"Baiklah, terimakasih sekali lagi ya"

Saat Rania sudah bersih bersih

"Dek" Panggil Arlan

"Boleh Abang masuk?"

"Iya" ucapnya
Arlan menatap pergelangan adiknya yang merah melingkar.

"Tangan kamu,kenapa?"

"Dua pria itu menarik Rania terlalu kuat"

"Abang ambil kotak p3k dulu ya" Arlan melangkah cepat mengambil kotak itu

"Maafin Abang ya?" Ucapnya lembut setelah selesai mengobati tangan adiknya

"Abang khawatir dek,jangan gini lagi ya?" Rania menunduk sedih telah berbuat hal bodoh dengan menghilang seperti tadi

"Kemarin itu,Abang ga nanyain kamu pulang sama siapa,naik apa,karena Abang kira kamu baik baik aja sampai rumah"

"Dek jangan nunduk dong,Abang minta maaf nih"

"Iya,Nia juga minta maaf bang,maafin Nia" dengan sendu

"Jadi kita baikkan nih ya?" Rania mengangguk dan tersenyum

"Besok kamu naik mobil ya? Jangan naik ojek lagi,yaudah tidur gih"

"Bang,makasih ya"

"You're Wellcome sayang"

Esok Harinya

"Rania,tulis soal materi ini ke papan" perintah Dosen Galak.Namun, kenyataannya tangan kanan Rania sedang sakit saat ini,tapi karena suruhan dosen,ya mau tidak mau

"Rania,kamu duduk,Willy gantikan Rania menulis kedepan" pintanya kembali,lalu Rania duduk kembali ke kursinya

Selesai kelas Adhit menghampiri Rania

"Tangan kamu sudah diobati?"

"Sudah pak"

"Oh baiklah" ucapnya seraya pergi

"Aduhh,tas,aku lupa lagi ngucapin makasih"

"Yaudah besok,buatin roti salad aja"

"Boleh juga tuh,oke deh"

Oke,Gue up pas udah 100 Vote,bisa ga?
Duh dilihat aja masa? Vote dong,komen...wkwk maksa nih mah author.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang