Keesokan Pagi
"Dek,habis makan siang sama kamu,Abang langsung pergi ke Bandung"
"Iya Nia tau"
"Dek?"
"Hem" sahut Nia dengan seraya menatap ke arah luar jendela
"Abang mau memperkenalkan mu dengan Fisya."
"Siapa Fisya?" mata menatap malas
"Teman Abang,tapi Abang mau memperkenalkan nya ke kamu dan Bunda"
"Kenapa Nia ga tau dia,bahkan Abang ga pernah cerita jika punya teman yang namanya Fisya? Bunda tau dia?"
"Ga semua hal tentang Abang harus kamu ketahui Nia,ya bunda tau,hanya sekedar tau"
" Dia teman dekat Abang?"
"Kemarin pagi kami bertemu kembali,Abang mencarinya selama 2 tahun belakangan" mata Arlan tetap fokus melihat jalanan
"Lalu? Abang menyukai nya?" Rania meminta abangnya jujur
"Dia cinta pertama Abang"
"Lalu ? Harapan yang beberapa hari ini Abang buat untuk Tasya, bagaimana? Ha! " Rania mulai sedikit emosi
"Abang hanya mau memperkenalkannya ke kamu dan Bunda, setidaknya kalian bisa menilai,siapa yang cocok untuk Abang,Fisya atau Tasya,dan masalah Tasya,ya Abang mulai menyukai Tasya,tapi Abang juga masih terbelenggu saat bertemu dengan Fisya"
"Baiklah,kapan Abang mau memperkenalkan dia pada Nia?"
"Di restoran nanti"
"Secepat itu?"
"Hanya berkenalan dek"
"Baiklah,kalaupun nantinya akan lebih dari sebuah perkenalan,aku harap Abang tak pernah membuat Tasya menangis" harap Rania
Restoran
"Assalamu'alaikum Mas Arlan" ucapnya seraya tersenyum,ya Rania akui bahwa gadis ini cantik,putih,bersih serta mulus
"Wa'alaikumussalam" jawab mereka berdua bersamaan
"Hye kenalkan,saya Fisyarana" mengulur kan tangannya menjabat Rania
"Ya saya Rania,adiknya bang Arlan" usai salaman,Fisya menyemprot cairan anti bakteri ke tangannya
"Apa apaan wanita ini,emangnya tangan aku sekotor itu" batin Rania
"mau pesan apa sya?" Tanya Arlan
"Tidak,aku sudah makan bekal tadi,lagian ini restoran junk food,kamu tau kalau aku pasti tak mau memakan makanan yang tak sehat itu" ucap Fisya meremehkan
"Jadi ada apa mas?" Tanya nya setelah lama menunggu jawaban
"Mas tolonglah waktuku tak banyak,jangan membuat waktu ku sia sia begini" ucapnya tak sabaran, sementara Rania menatapnya *dasar aneh*
"Aku mau mengenalkan mu pada Bunda"
"Untuk apa? Mas jangan bilang kalau kamu masih menaruh rasa itu?" Tanya nya tak percaya
"Mas aku sudah bilang kalau kita sudah Over,Over!" Rasanya darah Rania sudah mendidih untuk tidak membentak gadis ini balik
"But,i'm still loves you Sya" harap bang Arlan
"Aku muak dengan pembicaraan ini Mas,kita sudah berakhir sejak 2 tahun lalu,dan aku ada disini karena menghargai mu,tolong jangan harapkan aku lagi!" Bentaknya,ini perempuan di diamkan malah semakin menjadi, sementara pengunjung resto yang lain sudah fokus saja ke arah mereka, memandang kasihan ke pada Arlan
Gebrakan Meja membuat Arlan dan Fisya kaget
"Kamu" tunjuknya dengan mata yang tajam mengarah pada Fisya,dengan amarahnya dia lanjutkan lagi kata katanya
"janga sok hebat! Kau bilang apa tadi? Menghargai Abang ku? Dengan cara merendah kannya didepan umum? Begitu? Hah!"
"Aku lebih tua darimm..." Kata kata Fisya terpotong
"Aku tak peduli dengan itu,kau pikir aku akan memikirkan tentang sopan santun? Saat Abang ku kau rendahkan? Seolah Abang ku mengejar ngejar dirimu,begitu?"
"Rania apa apaan kamu !! Jangan ikut campur" Arlan berdiri dan membentak nya dengan emosi
"Abang di BUTAKAN DENGAN KATA CINTA,Nia katakan kalau Abang hanya terobsesi karenanya! Hanya Terobsesi! " Sambil sedikit berlari,Rania berusaha menahan tangisnya dari tadi meninggalkan mereka,tak disangka,ini untuk pertama kalinya Rania di bentak dan benar benar merasa tak diperlukan dalam hidup abangnya sendiri.
Hujan sudah mengguyur tubuhnya,sekarang iya basah,air mata nya bersatu dengan hujan.
Baju,jilbab nya lepek,dan matanya sembab memerah.
iya berteduh di halte untuk menunggu angkutan umum.
Tiba tiba mobil yang iya kenali berhenti tepat didepannya"Kenapa disini Rania? " Tanya nya
"Bukan urusan bapak" seraya mengalihkan pandangannya ke arah lain
"Kamu kehujanan,sebaiknya saya antar pulang"
"Tidak perlu"
"Itu tadi bukan penawaran,tapi perintah"
"Saya tidak mau mengikuti perintah itu" jawabnya datar
"Ayo,atau saya akan memaksamu masuk" ancamnya
"Bapak tak akan berani melakukannya" remeh nya
"Saya nekat kepada orang yang keras kepala" matanya mulai bernada serius dan tegas,dan dengan terpaksa Rania mengikuti arahan masuk kedalam Mobil
Setelah beberapa menit perjalanan
"Kalau kedinginan, seharusnya bilang dari tadi" sambil tangannya mengarah mengecilkan AC mobil
"Dibelakang ada kemeja saya kalau kamu masih kedinginan"
"Saya belum sholat Dzuhur,bisa berhenti di Masjid?" Tanya nya
"Pakailah kemeja saya yang dibelakang agar nyaman ketika hendak sholat nanti"
Disini sekarang dia,mengaduh pada Rabbnya,betapa sakit hatinya,di bentak oleh orang yang amat ia sayangi,yang menggantikan Ayah semenjak ia berusia 15 tahun, bukan hanya bentakan,ia merasa kalau abangnya sudah terbutakan oleh rasa cinta...
"Sudah selesai Rania? " Tanya pria itu setelah mendapati Rania sudah berada ditangga masjid
"Mengapa cinta itu buta pak? Mengapa orang orang terlihat bodoh karena hal itu?" Tanyanya datar,dan Adhit hanya menatap penuh tanya atas lontaran kalimat itu,tapi tetap ia jawab
"Tergatung pribadi masing masing orang,kalau seseorang itu pandai dalam menghadapi situasi dan pandai membedakan mana yang cinta dan mana yang hanya obsesi semata"
"Kenapa bertanya itu ?"
"Tak apa pak"
"Mari saya antar pulang" dijawab dengan anggukan oleh Rania.
Setelah mau memasuki komplek
"Bisa berhenti sebentar pak? Saya mau beli kebab,saya lapar" tanpa jawaban dari Adhit,dia langsung membelokkan mobil ke arah Warung Kebab
Didepan rumah Rania
"Terima kasih pak sudah mau menghantarkan saya"
"Saya harap kejadian yang sama tak terulang ya Nia,saya tak mau melihatmu basah kuyup dengan mata sembab itu" sambil menunjuk mata Rania
"Saya tidak bisa janji pak"
"Kalau kamu tak bisa janji,maka saya sendiri yang tak akan membiarkan hal itu terjadi lagi,saya pastikan itu" ucapnya tenang dengan wajah teduhnya
"Saya masuk pak,Assalamu'alaikum" ucapnya seraya tersenyum tipis dan kikuk
![](https://img.wattpad.com/cover/187341270-288-k568044.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RANIA
RomantizmRania Miftahul Jannah Gadis Berhijab berusia 20 tahun,berkuliah di Universitas Sumatera Utara,di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Adhitya Ramadhan Pria lajang berusia 24 tahun yang berprofesi sebagai dokter yang tampan,cool,dan selalu memprioritaskan...