Rania Miftahul Jannah
Gadis Berhijab berusia 20 tahun,berkuliah di Universitas Sumatera Utara,di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Adhitya Ramadhan
Pria lajang berusia 24 tahun yang berprofesi sebagai dokter yang tampan,cool,dan selalu memprioritaskan...
"tak ada kebetulan dalam hidup,itu sudah diskenariokan kita hanya tinggal menjalankan"
Setibanya di Masjid Al Amanah
"Assalamu'alaikum Bunda" ucap Nia berbisik seraya menyalami tangan bundanya
"Wa'alaikumussalam,mana abangmu dek?"
"Abang pergi lagi kekantor,katanya habis magrib baru pulang"
"Oh,sayang lihat deh,katanya nih hari ini ada keluarga baru kita dikomplek ini" ucap bunda berbisik,ya begitulah Bunda,selalu menganggap tetangganya adalah saudaranya,penolong setelah Allah ialah tetangga
"Ha? Maksudnya Bun? Orang pindahan? "
"Iya sayang,lihat deh,itu anaknya mau baca Alquran"
POV Nia Ah sudahlah,ini terjadi di setiap ada tetangga baru,ada istilahnya Orientasi,atau pengenalan gitu,ya biasalah,jiwa kekeluargaan di sini sangat kental. Aku tak heran lagi dengan ini,lebih baik jaga pandangan,tunduk dengarkan,hanya itu bukan :)
Skip...
"Baiklah bapak bapak ibu ibu,saudara saudari,mari kita dengarkan lantunan surah Alhujurat ayat 13 dari saudara kita,silahkan Mas"
POV Nia Lantunan ayat itu terdengar indah ditelinga semua orang yang ada di masjid itu,sudah cukup bagiku 5 menit terus nunduk. SCROLL=√
oke aku tak tahan lagi,aku harus melihat wajahnya.
ya Nia akhirnya mendongak,matanya melihat sosok yang sama,ya yang tadi ia jumpai di Kampusnya.
"Kenapa dia lagi,tapi maa Syaa Allah,apa dia punya kepribadian ganda?" Ucapnya dalam hati
Ya,menurut author dia sangat ganteng,apalagi ditambah memakai baju Koko,memakai peci dan juga ah,makhluk terindah yang pernah kulihat
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sudah sudah,sudah banyak pujian tumpah ruah untuknya,jadi aku tak perlu memujinya lagi,dia tetap menyebalkan'' Kesal hati Nia
"Shodaqollahul Adziiim" lalu Ia mendongak,matanya bertemu dengan gadis yang tadi ia hukum dikampus,entah karena apa Adhit menghukum gadis Berhijab syar'i itu(karena telat=>Adhit said) yaelah Dhit,cuma 5 menit doang telatnya=>pembelaan dari author
"Astaghfirullah" keduanya beristighfar setelah 5 detik mata mereka bertemu
Skip...
"Assalamu'alaikum ibu Yulia,senang bertetangga dengan anda" ucap Bunda dengan ramahnya
"Wa'alaikumussalam ibu Fadya,senang juga bertetangga dengan ibu,nomor rumah saya 25 Bu,nomor rumah ibu berapa? "
"Oh rumah saya nomor 5 bu.....oh iya ini anak saya Rania" otomatis Rania bersalaman dengan Umii dari Adhit
"Saya Rania Bu" seraya tersenyum
"Maa Syaa Allah cantik sekali kamu,oh iya..." Umii nya Adhit melirik kanan Kiri untuk mencari anaknya itu
"ADHIIT,sini nak " panggil umii nya
"Iya Umi,ada apa? " Tanyanya lembut
"Kenalkan ini ibu Fadya,dan ini anaknya, Rania"
"Oh salam kenal Tante,saya Adhitya Ramadhan,senang bertemu dengan Tante dan Rania" ucapnya tenang
Dan selanjutnya hanya diisi oleh obrolan obrolan ringan mengenai Kajian.
19.30
"Assalamualaikum" salam dari Arlan
"Wa'alaikumussalam,ih Abang kok baru pulang" tanya Rania khawatir sambil mencium punggung tangan abangnya
"Abang tadi kena macet dek" seraya mengelus kepala Rania yang tertutup Khimar
"Bunda mana?" Seraya berjalan menuju r.tamu
"Bunda didapur"
"Loh,kok jam segini baru masak dek?"
"Tadi telat sampai rumah,kemalaman"
"Emang tadi kajiannya tentang apa? Kok bisa lama"
"Sebenarnya ga lama sih bang,tapi Bunda mampir dulu ketempat Ibu Yulia,tetangga baru itu"
"HM gitu ya,yaudahlah Abang mau siap siap ke masjid dulu,bau nih"
"Alhamdulillah" syukur Nia
"Kenapa Alhamdulillah dek? " Tanya Arlan bingung
"Ya Alhamdulillah,Abang sadar kalau Bang Arlan itu bau" ucapnya seraya pergi,lebih tepatnya kabur
21.00 mereka sudah masuk ke kamar masing-masing
"Halo dek" suara Arlan dari ujung ponsel seluler
"Haduh ,apalagi bang? Adek ngantuk"
"Besok Abang ga bisa Anter kamu,besok Abang berangkat pagi"
"Kalau jemput? Bisa ga?"
"Engga juga dek,besok Abang sibuk banget dek kayaknya, nyelesaiakan proyek yang belum kelar"
"Yaudah,Rania naik kereta aja"
"Kamu yakin? Nanti jatuh kayak 2 bulan yang lalu" ledek Arlan
"Abang doain Nia jatuh lagi ya? Kok jahat sih bang" cibir Rania
"Hem...Rania yakin kok,tenang aja Abang,udah ah Abang mah ganggu Nia mau tidur,makanya Abang cari calon,biar ga gangguin Nia Mulu hahahhaha" ledek Rania seraya mematikan sambungan telepon,Arlan hanya geleng-geleng kepala melihat adeknya
POV Arlan Abang,mau mastiin kamu aman,kamu nyaman,kamu bahagia.Jadi Abang bakal jagain kamu dek,sampai ada yang bisa bener bener bertanggung jawab atas kamu,dan mau membimbing kamu,yang mau menggantikan posisi Abang.Abang ga bakal serahin kamu kesembarang orang Sekarang prioritas Abang cuma Bunda dan Kamu,Abang sayang sama kamu dan Bunda (ucapan lirih mengalir sambil menatap foto Bunda dan Rania yang menjadi wallpaper hp Arlan)