***
Dylan POV
Aku semakin mencintainya. Aku semakin berharap padanya. Tapi dia tak tahu apa yang kurasakan. Dia hanya menganggapku sebagai teman tidak lebih dari itu. Pikiran negatif selalu terlintas di benakku.
Aku akan mengajak Dasha ke rumahku hari ini. Hari ini rumahku kosong. Orang tuaku sedang pulang ke rumah nenekku. Jadi tinggal aku sendirian di rumah ini. Aku berniat mengajak Dasha ke rumahku malam ini.
Sebelum Dasha datang aku memutuskan untuk meminum wine yang aku simpan di lemari. Aku sangat dibutakan oleh cintaku padanya. Hingga aku mendengar suara bel dari luar. Aku membukakan pintu dengan keaadaan mabuk.
🍃
Dasha POV
Aku menekan bel pintu rumahnya Dylan. Tak lama kemudian dia keluar. Astaga, dia sangat kacau. Aku melihat gelas yang berisi minuman. Aku yakin itu alkohol. Dan aku juga yakin ia mabuk saat ini. Aku kira dia anak yang lugu tapi ternyata aku salah.
"Kau ini kenapa, Dylan" kataku dan segera merangkulnya dan hendak membawanya ke sofa
"Bawa aku ke kamarku!" pinta Dylan.
"Baiklah..." aku saja tidak tau dimana kamarnya.
"Kamarmu yang mana?" tanyaku saat mendapat 3 kamar.
"Yang di paling pojok" setelah aku tau letak kamarnya aku menidurkannya di kasurnya. Tapi ia berdiri dan berjalan ke arahku. Dia memojokkanku ke dinding.
"Kau masih belum sadar?! Aku menyukaimu, Dasha! Kau tak pernah peka!" katanya dan mendekatkan wajahnya padaku. Astaga, ada apa dengannya?
"Kau ini ke mphh" dia menciumku! This is my first kiss! Dia menggigit bibir bawahku. Kemudian ia beralih ke leherku dan membuat beberapa tanda disana. Aku hanya bisa menggigit bibirku dan menahan desahan yang dari tadi ingin aku keluarkan.
Dia mulai membuka kausnya dan membuka celananya. Aku reflek menutup mataku. Aku sangat takut.
"Hei sayang, tak usah takut! Kau akan menikmatinya"
Dia membuka bajuku secara paksa. Aku sempat menahan tangannya saat ingin melepas bra ku. Tapi tenaganya lebih kuat. Dia juga melepas celanaku. Tak ada kain sehelai pun di tubuhku.
He did it to me...
🍃
Author POV
Dasha bangun dan mendapati dirinya dengan Dylan yang tak memakai sehelai kain pun. Dia berusaha mengingan kejadian tadi sore. Dia menangis terisak. Dia pun hendak ke kamar mandi tapi selangkangannya sangat perih.
"Aww!" Dasha menahannya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Untung saja selesai mandi Dylan masih tidur. Jadi ia bisa mengganti bajunya disini.
Setelah ia mengganti bajunya ia duduk di ujung kasurnya Dylan. Dia memikirkan jika keluarganya tahu akan hal ini, apa yang akan mereka lakukan? Kenapa dia memberi kehormatannya begitu saja? Dari tadi Dasha hanya mengutuk dirinya sendiri. Dia takut jika Daniel tahu pasti dia akan sangat kecewa padanya.
Tak lama kemudian Dylan teerbangun. Ia kaget menyadari bahwa dirinya tak memakai pakaian di tubuhnya. Ia segera memakai pakaiannya dan kembali mengingat apa yang diperbuatnya.
'Kenapa ini bisa terjadi? Bodohnya aku! Aku sangat malu untuk menampakkan wajahku padanya sekarang' batin Dylan.
"Ma-maafkan aku! Aku dibawah kendaliku saat itu" kataku dan dia tak mau menatap ke arahku. Aku juga tak mau menampakkan wajahku padanya. Aku sungguh tak berguna.
"Sebaiknya aku pulang sekarang" kata dasha dengan nada yang bergetar.
"Mau kuantar?" Dylan sungguh merasa bersalah padanya.
"Tak perlu. Aku akan memesan taxi" kata Dasha dan keluar dari kamar Dylan. Dylan hanya bisa menatap kepergiannya dan mengacak rambutnya setelah itu.
🌹🌹🌹
Muupkeun cuma 500 words, pendek banget asli...doain aja nulisnya niat, biar cepet up nya wkw, Vote teruss ya, comment nya juga, thx.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me | Zach Herron | Why Don't We
FanficWanita yang masa lalunya membuatnya takut untuk mengenal cinta kembali, sekarang kembali merasakan yang namanya CINTA Mereka saling mencintai tapi tidak tahu bagaimana caranya untuk mengungkapkan perasaan mereka. Akankah mereka bersama?