Part 3

1.4K 143 17
                                    


Sorry baru bisa uptude hehe ...
Aing harus revisi ff aing yang amburadul, jujur melihat coretan tangan ku yang berantakan itu membuat ku sedikit minder, bukan sedikit tapi banyakkk ...! Tapi mau tak mau, aku pun harus menyelesaikan apa yang sudah ku kerjakan. Dan aku tidak mau berhenti di tengah jalan karena aku tidak ingin mengecewakan wahaiii kalian yang mau membaca coretan tangan ku.

Maaf ... kalau selama ini coretan tangan ku kurang memuaskan buat kalian. Jujur awal aku menulis karena hoby atau karena terlalu mencintai Meanplan sampai terbentuk imajinasi yang berkepanjangan.

Bacottt yaa gue hehe ...
Mohon di maafkan🙏🙏🙏

Sorry for typo, don't forget to vote and comment😊😊

.
.

Mean, Plan, Gun dan Coo, pulang ke rumahnya. Tadinya Plan ingin mengantar Mean pulang tapi, Mean menolak karena alasan ingin mampir ke suatu tempat. Plan pun tidak mungkin memaksakan kehendaknya untuk memaksa Mean untuk ikut dengannya pulang. Akhirnya mereka bertiga yaitu Plan, Gun dan Coo pun pulang ke rumah mereka.

("Dengan melihatmu tersenyum seperti itu membuatku benar-benar membencimu.")

Kini tinggal Mean yang masih duduk sendirian di tempat itu dan ia pun berdiri lalu berjalan keluar terus pulang ke rumahnya. Sebenarnya Mean tidaklah ingin pergi ke mana-mana, ia hanya tidak mau satu mobil dengan Plan karena ia begitu membenci Plan.

Mean sampai di apartemennya. Mean langsung menghempaskan tubuhnya di sofa empuknya.

"Kau baru pulang?" ujar pria cantik yang berjalan menuju sofa tempat duduk Mean.

"Hmm," jawab Mean sambil menarik pria cantik itu agar duduk di pangkuannya.

"Mean ..." pekik pria itu karena Mean tiba-tiba langsung menarik tangannya dan ia pun langsung terduduk di pangkuan Mean.

"Aku merindukanmu," ucap Mean sambil mencium bibir pria itu. Pria itu pun membalas ciuman Mean karena memang ia juga merindukan Mean.

Ciuman itu berubah menjadi sebuah lumatan, Mean melumat bibir pria itu dengan rakusnya. Mean menjilat, mengecup, dan menghisap bibir atas dan bibir bawah pria itu.

"Nghhh," suara lenguhan pria itu lolos dari bibir manisnya.

Mean semakin menggencarkan ciumannya kepada pria itu, Mean melesakkan lidahnya masuk ke mulut pria itu, Mean menjelajahi rongga mulut pria itu. Mean mengabsen deretan gigi pria itu. Karena di rasa kehabisan pasokan udara, Mean melepaskan ciumannya kepada pria itu. Mean dapat melihat bibir bengkak pria itu karena ulahnya.

Pria itu malu, pipinya merona seperti tomat rebus. Mean terkekeh geli melihat itu semua.

"Aku merindukanmu, Saint." Ucap Mean, karena selama beberapa hari tidak bertemu dengan Saint membuat Mean benar-benar merindukan Saint.

"Aku juga merindukanmu, Mean." Balas Saint sambil mengecup singkat bibir Mean lalu memeluk kekasihnya itu.

Mean dan Saint adalah pasangan kekasih. Mereka sudah berpacaran hampir 3 tahun lamanya. Sebenarnya Saint sudah sering memperingati Mean untuk menghilangkan rasa bencinya itu kepada keluarga Type Rathavit Kijworalak, tapi Mean tidak mau. Karena rasa benci Mean kepada keluarga Type sangatlah besar sampai-sampai Mean sulit untuk melupakannya.

"Kapan kau datang?" tanya Mean kepada Saint karena ketika ia pergi tadi Saint belum datang ke apartemennya.

"Sudah dari tadi, bahkan aku sudah selesai masak buat makan malam."

"Benarkah? Ayo kita makan, aku merindukan masakanmu." Ucap Mean sambil mengusap kepala Saint--kekasihnya itu.

"Ku kira kau sudah makan? Karena tadi aku melihatmu sedang makan bersama dia!" ucap Saint lemah ketika menyebut dia, karena tadi ketika Saint datang ke apartemen Mean, Saint melihat Mean sedang makan bersama Plan, Gun dan Coo di sebuah restoran.

Darkside Mean Phiravich ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang