Epilog

2.1K 125 23
                                    

Sorry for typo, don't forget to vote and comment.

__________________

Semenjak hamil, Plan suka sekali membuat ini dan itu. Khususnya seperti pancake, agar-agar, jeli, puding dan lain sebagainya. Tentunya itu adalah kemauan si jabang bayi.

Mean lah yang harus menjadi tempat menampung itu semua walaupun dia tidak mau tapi namanya kemauan orang hamil tetap tidak bisa dilawannya. Namun, kali ini bukan hanya Mean yang memakannya ada tiga jagoannya akan akan menemaninya makan jadi Mean tidak perlu takut untuk menghabiskan itu semua.

Bagi ketiga anak-anaknya Mean dan Plan tentu akan sangat senang. Karena mereka memang menyukai pancake, puding dan jeli buatan mamanya itu. Tentu karena rasanya yang manis dan juga enak karena itulah ketiga anak-anaknya sangat menyukainya apalagi hanya cuma makan saja. Siapa yang tidak mau.

Plan dengan asyik duduk di ruang dapur sementara Mean membersihkan bekas Plan membuat pancake. Sedangkan ketiga anaknya sedang menikmati pancake buatan sang ibu.

Mereka bertiga hanya tersenyum memperhatikan kedua orang tuanya sambil melahap pancake.
Tidak lama Mean dan Plan pun datang, duduk di samping ketiga anak-anaknya.

"Mama, aaaa," Ria menyodorkan sepotong pancake ke depan mulut sang ibu.

Plan membuka mulutnya dan melahap pancake tersebut.

"Terima kasih, sweety," kata Plan sambil mengelus surai sang anak.

Ria tersenyum. Lalu mengangguk.

Kini giliran Ruy yang menyuapi sang ayah.

Mean pun membuka mulutnya dan memakan pancake tersebut.

"Thanks, boy," kata Mean memberikan dua jempol kepada Ruy sambil tersenyum.

"Lalu aku harus memberikan siapa?" Rey melihat ayah dan ibunya sambil mengangkat sendok yang berisi pancake.

Mean dan Plan membuka mulutnya sambil mencodongkan tubuhnya.

Rey bingung harus memberikan yang mana. Beberapa kali ia melihat ayah dan ibunya karena ia bingung.

"Untuk Ree di dalam sana," kata Rey sambil memberikan potongan pancakenya kepada sang ibu.

Plan menerima dan membuka mulutnya. Ia tersenyum menatap sang suami.

Mean pun ikut tersenyum.

"Jadi tidak ada untuk papa dan mama? Itu untuk Ree?" kata Mean menatap Rey.

"Hmm, untuk Ree," kata Rey.

"Jadi namanya, Ree?" kata Plan setelah selesai memakan pancake tersebut.

"Hhmm, Ree," angguk Rey.

Mereka semua tersenyum. Rey telah memberikan nama kepada adiknya.

Kenapa diberi nama Ree? Itu karena dokter Proy mengatakan kalau janin yang ada di rahim Plan adalah laki-laki.

"Nama yang cantik. Terima kasih boy karena telah memberikan nama kepada adikmu, papa bangga padamu." kata Mean sambil mengelus rambut putranya itu.

"Mama juga sangat suka," kata Plan.

Ruy dan Ria juga mengangguk tanda mereka juga suka sama nama adik mereka.

Keluarga itu hidup rukun dan bahagia. Hanya ada cinta dan kasih sayang. Tidak pernah sekalipun mereka bertengkar atau mendapat masalah. Hanya suara cempreng Ria yang selalu terdengar karena memarahi kedua kakaknya dan yang paling sering kena amuknya itu adalah Rey. Rey si pria perfect menurut teman sekolahnya namun tidak untuk orang di rumahnya.

Darkside Mean Phiravich ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang