Part 21

1.7K 134 27
                                    

Sorry for typo, don't forget to vote and comment.

______________

Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan dan sudah lima bulan lamanya hubungan Mean dan Plan sudah mulai membaik. Sejak malam itu Plan sudah memaafkan suaminya Mean. Dan sekarang hubungan mereka sudah mulai membaik.

Perth dan Saint tentu senang akan hal tersebut dan mereka sudah bisa bernafas dengan lega. Karena Plan sudah memaafkan suaminya itu.

"Aku bahagia melihat mereka yang seperti itu," ujar Saint tersenyum kepada sang pujaan hati Perth.

Pasalnya sekarang mereka sedang melihat Mean sedang memeluk pinggang sang istri dengan begitu mesra.

Mean baru saja pulang dari kantornya dan ia langsung menuju dapur untuk bertemu dengan sang istri.

"Apa kamu juga ingin aku melakukan itu setiap hari padamu?" tanya Perth sambil ikut memeluk pinggang sang kekasih.

"Tentu saja! Kekasih mana yang tidak mau mendapat perlakuan seperti itu dari orang yang dicintainya," kata Saint senang.

Perth membalikan tubuh Saint. Ia pun berjongkok di depan Saint.

"Kalau begitu menikahlah denganku!" ucap Perth sambil menunjukkan cincin permata di depan Saint.

Saint menutup mulutnya. Ia tidak percaya kalau sang kekasih melamarnya saat ini.

Saint mengangguk. Ia menangis.

Perth memasangkan cincinnya di jari manis sang kekasih yang sebentar lagi akan menjadi calon istrinya itu.

"Dasar tidak romantis!" kata Saint setelah cincin itu sudah terpasang. Namun ia tersenyum bahagia.

"Apa kamu mau yang romantis?" tanya Perth.

"Tentu saja!" Saint memukul bahu Perth pelan.

"Apa kamu mau aku melamarmu sekali lagi dan mengulangnya di tempat yang romantis?" Perth bertanya.

"Ishh ... tidak! Ini sudah cukup buatku yang penting kamu tulus melamarku,"

"Tentu saja aku tulus melamarmu dan sudah sejak lama aku ingin mengajakmu menikah denganku," kata Perth setelah ia bangun dari tempatnya.

Saint langsung memeluk tubuh sang kekasih karena ia begitu senang.

Perth pun tak kalah erat memeluk tubuh sang kekasih. Ia bahkan sangat bahagia karena kekasihnya itu menerima lamarannya.

"Kapan kalian akan menikah?" tanya Plan yang berdiri tidak terlalu jauh dari Perth dan Saint.

"Secepatnya!" kata Perth.

"Selamat! Aku ikut bahagia," kata Plan.

"Selamat buat kalian kawan, aku ikut senang," kini Mean yang memberi ucapan selamat.

"Terima kasih!" kata Perth dan Saint bersamaan.

"Kamu kenapa?" Mean bertanya saat melihat istrinya yang murung di kamarnya itu.

Plan mengelus perutnya.

"Kapan aku akan dianugerahi seorang bayi," ucap Plan sedih.

Mean duduk di dekat sisi ranjang Plan. Entah kenapa ia juga merasa sedih. Sudah lima bulan mereka bersama sejak kejadian itu namun mereka belum mendapat tanda kalau sang istri akan berbadan dua kembali.

"Bersabarlah. Yang di atas pasti akan memberikannya pada kita nanti," ujar Mean.

"Tapi kapan?" ucap Plan menatap sang suami.

Darkside Mean Phiravich ✔ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang