#11 "Tolok Ukur"

8 1 0
                                    

Hari ini aku mengajak Tante Lina ke kampus untuk menjelaskan mengenai absensi ku selama 6 bulan terakhir. Penjelasan Tante Lina yang sebelumnya sudah ku atur diterima oleh pihak Universitas, mereka memberikan dispensasi atas absensi ku selama 6 bulan terakhir.

Tante harap ini adalah kebohongan untuk yang terakhir kali”, ujar Tante Lina setelah memberikan pernyataan kepada pihak Universitas.

Iyaa.. Iyaa.. Vicky janji. Makasih Tante udah mau berbohong demi Vicky”, ucap ku. Sebenarnya aku tidak ingin melakukan hal ini. Membiarkan Tante Lina berbohong, dan membohongi pihak Universitas.

Jadi, masalah Herlina sudah selesai?”, tanya Tante Lina di perjalanan pulang saat ku antar. “Vicky harap sih udah?”, jawab ku. “Lah kok gitu? Berarti kamu belum bantuin dia sampe masalahnya selesai?”, tanya Tante Lina. “Hidup Vicky bukan untuk bantuin dia selesaiin masalahnya, Tante”, jawab ku. “Kamu selalu ada aja jawabannya kalo ditanya”, ujar Tante Lina. Aku langsung pamit kembali ke kampus setelah mengantar Tante Lina pulang.

(fakultas seni musik)

Lo kemana aja?”, tanya salah satu teman fakultas padaku. “Sorry, men. Gua ada urusan keluarga selama gua engga hadir”, jawab ku. “Karena Vicky udah hadir lagi, jadi gua rasa ini saat yang tepat buat ngajuin proposal”, ujar salah satu teman fakultas ku yang lain. “Proposal?”, tanya ku. “Nih”, salah satu teman memberikan proposal padaku. “Festival musik?”, gumam ku setelah membaca rangkaian proposal tersebut.

Lo pada yakin soal ini?”, tanya ku kepada empat rekan fakultas ku. “Kalo engga yakin gua pada engga bakal buat proposal itu”, jawab salah satu teman ku yang disambut dengan anggukan ketiga orang lainnya. “Mengenai persiapan alat dan lainnya udah ready. Cuma satu yang kurang”, ujar salah satu rekan ku. “Apaan?”, tanya ku. “Sponsor”, jawabnya.

Adnan, Lutfi, Wahid, dan Muklis, adalah keempat rekan ku di fakultas seni musik. Mereka adalah keempat orang yang mengajukan usul tentang festival musik.

Fakultas seni akhir akhir ini tidak begitu aktif dan jarang peminatnya untuk mahasiswa mahasiswa baru. Memang benar, jika berbicara tentang prospek ke depannya tidak terlalu menjanjikan. Untuk pekerjaan dan kelangsungan hidup jika mengandalkan seni dan musik, apa bisa? Pemikiran kolot itu lah yang ingin keempat rekan ku hilangkan.

Jadi Cuma kurang di sponsor doang?”, tanya ku. “Kalo kita bisa dapet sponsor, festival ini bisa jadi acara yang lebih besar”, saut Lutfi. “Engga maksa juga sih? Cuma kalo engga gitu, festival ini Cuma sekedar festival antar fakultas aja”, saut Muklis. “Iya, kita kurang sponsor, Vicky”, ujar Wahid. “Kita berempat engga punya akses yang luas buat mencari sponsor”, ujar Adnan. “Hmm...”, aku berpikir apa ini akan berhasil atau tidak.

(fakultas farmasi)


C

itra!”, teriak Petra memanggil Citra. “Apaan sih teriak teriak?”, tanya Citra. “Viona mana?”, tanya Petra. “Itu lagi cek tanaman herbal”, jawab Citra. Tak lama Viona pun menghampiri Citra dan Petra.

Ada apaan sih?”, tanya Viona. “Vicky... Dia udah mulai masuk lagi”, ujar Petra. Viona terkejut mendengar kabar dari Petra. Setelah 6 bulan tidak ada kabar, kini Viona kembali mendapati kabar tentangnya lagi.

YOUTH : The Last Survive! [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang