Jam pulang sekolah hari ini terasa begitu lama untuk ara terlebih karna kejadian-kejadian tadi yang membuat ia terus saja menjadi bahan perbincangan para murid disekolah. Entahlah, ara tidak tau harus berbuat apa karna ia hanya menganggap rizki dan reza hanyalah orang biasa dihidupnya. Jika ia disuruh memilih, jelas ia menolak keduanya. Mungkin sebagian orang akan bilang ara adalah orang yang bodoh karna menolak rizki sebagai pujaan hatinya. Dan juga reza yang terkenal tampan dan mapan dengan mobil sport yang ia bawa kesekolah. Biarlah orang berkomentar apa tentang ara yang jelas ia tau pilihan hatinya meski tidak harus memilih mereka. Sama hal nya dengan senja hari ini yang tak pernah bosan memamerkan warna oranye nya dilangit begitu pun ara ia tak pernah bosan untuk memberi tahu mereka bahwa dia sudah cukup bahagia tanpa mereka. Sore ini ara juga diberi tahu oleh abang nya bahwa ara harus pulang sendiri karna abang nya yang biasa menjemputnya kali ini harus menjemput calon istrinya untuk dikenalkan ke mama dan papa sembari menyantap makan malam yang telah mama ara siapkan. Ara pun memutuskan untuk naik kopaja dari sekolah nya menuju rumahnya. Ternyata disore hari memang kopaja sulit sekali ditemukan terlebih karna jam pulang kerja dan juga jalanan yang macet akhirnya ara memutuskan untuk berjalan ke arah bascame es krim kesayangannya karna dia baru ingat sudah tiga hari ia belum makan es krim pantas saja hari-hari nya benar-benar terasa panas tanpa es krim dimulutnya no es krim no life. Yaa, ara memang suka sekali es krim hampir tiap hari ia menyantap si dingin lembut yang manis itu. Sama halnya dengan dirinya yang bersifat dingin tapi lembut dan bersenyum manis. Tapi, ia cukup kecewa karna entah mengapa toko es krim langganannya tiba-tiba tutup lengkap sudah apa yang di derita ara hari ini.
Ketika tiba dirumah, ara dikejutkan dengan ada nya sosok baru dikeluarga rumahnya. Disamping keberadaan mama papa dan abangnya hadirlah dia calon istri satria yang terlihat cantik dan menawan sepertinya baik hati dan tulus menerima satria apa adanya.
"Hai, ara kamu udah pulang sini gabung sama kita." Pinta nida kepada anak nya yang baru saja muncul dari pintu.
"Hai semua, maaf ara baru pulang, tadi jalanan macet banget." jelas ara kepada semua.
"Maaf ya ra, abang tadi gabisa jemput."
"Iyya bang gapapa ara ngertiin kok. Eh btw jadi ini yaa bang cewe tulus yang nerima abang apa adanya." kata ara dengan mencibir abangnya.
"Hahahiyya dek. Ini dia kenalin namanya laily adinda atau kamu bisa panggilnya kak lily aja biar gampang."
"Hai kak lily, kenalin nama aku ara." kata ara sambil meyodorkan tangan ke lily.
"Hai ara, salam kenal manis." balasnya dengan senyum.
Acara selanjutnya dilanjutkan dengan agenda makan malam bersama di teras atas rumah ara yang memang cukup luas untuk diadakan makan malam disana. Tiada rasa sedih dan duka disana semua bahagia karna kehadiran lily yang ternyata sangat penghibur ternyata satria tak pernah salah menentukan pilihan hatinya.
Setelah makan malam selesai dan lily berpamitan untuk pulang diantar oleh satria ara memilih untuk kembali ke teras atas rumahnya. Membiarkan rambut-rambut kecilnya tertiup awan dan menutupi wajahnya. Ara kembali mengingat kejadian tadi pagi dimana dirinya menjadi rebutan dua laki-laki konyol yang tiba-tiba menyatakan perasaan kepadanya. Haruskah tiap hari ara selalu bertemu dengan mereka-mereka yang sembarangan meletakkan hati? Haruskah ara memilih salah satunya? Atau haruskah ara menjauh dari mereka berdua agar mereka tidak terus menerus tersakiti karna penolakan dari ara?
Semua pertanyaan-pertanyan itu benar-benar menganggunya malam ini. Fedri yang tiba-tiba lewat dan melihat ara sedang bengong sendirian di teras merasa ada yang aneh terhadap tingkah anak bungsu kesayangannya itu."Ra? Kok disini? Kamu belum tidur?" Tanya fedri kepada ara sambil mengelus ujung-ujung rambutnya.
"Belum pa, ara masih mau diluar." jawabnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak hati
RomanceJika kata orang hal yang terindah adalah cinta tapi tidak untuk ara yang tak pernah mau memulai kisah cintanya.