Pernikahan

7 1 0
                                    

Tak terasa waktu begitu cepat. Ara yang  saat ini telah menghadiri pesta pernikahan abangnya sangat bahagia ditemani papa dan mama nya juga kakak perempuannya yang saat ini tinggal di jogja bersama suami dan anak perempuannya. Tapi, ara sejujurnya sangat sedih karna ia akan kehilangan sosok menyebalkan yang dari dulu ada dihidupnya. Ia akan kehilangan temen curhat temen belajar dan juga teman bertengkar. Namun, itulah hidup. Tidak ada yang menetap terlalu lama. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha ada agar terlihat setia.

Pesta pernikahannya terlihat sederhana dan tidak terlalu mewah suasananya yang out door dengan nuansa putih-putih yang dipenuhi ratusan tangkai bunga mawar disekitarnya terlihat sederhana tapi menawan.

Setelah pesta pernikahan usai, satria dan istri barunya langsung pindah kerumah barunya yang telah ia beli sebelumnya. Mereka berpamitan kepada kedua orang tuanya kemudian pergi membawa barang-barangnya yang tersisi. Sekarang sisa lah ara yang menjadi anak tunggal dikeluarganya. Ia mungkin akan kesepian, kehilangan sosok abang yang sangat ia cintai. Tapi untuk apa ara sedih? Karna disisinya masih ada papa dan mama nya yang sangat mencintainya dengan tulus. Selagi masih ada mereka disisinya. Ara tidak akan pernah kekurangan apapun.

"Ara? Kamu ngapain diluar malem-malem?" Kata nida, mama ara. yang melihat anaknya sedang duduk di ayunan depan rumah sendirian.

"Hmm.. Gak tau ma, ara gak bisa tidur. Jadi ara kesini deh."

"Kok gak bisa tidur? Kamu ada masalah?" Kata mama ara yang sekarang telah duduk disebelahnya.

"Enggak ma, ara sedih aja. Abang udah ninggalin ara gitu aja. Pasti ara gak ada yang ajak berantem lagi."

"Ara, anakku. Denger ya, kan masih ada mama dan papa yang selalu ada sama kamu. Abang juga mau bahagia sama perempuan pilihannya. Nanti kamu juga akan ninggalin mama dan papa gitu aja kok kalo kamu udah punya laki-laki idaman yang udah ngerebut kamu dari mama."

"ENGGAK, ara gak mau pisah dari mama papa. Walau nanti nya ara udah menikah ara mau mama papa tetep tinggal satu atap sama ara. Ara gak mau jauh dari kalian." Kata ara sembari meneteskan air mata.

"Ara, dengerin mama yaa semua yang ada saat ini gak akan ada yang abadi. Mama papa juga akan pergi ninggalin kamu. Didunia ini sifatnya sementara. Kamu boleh berusaha ada untuk orang yang kamu sayang. Tapi sebenarnya kamu tidak bisa disebut benar-benar setia. Karna Suatu saat kamu pasti akan meninggalkan semuanya. Pergi ketempat yang jauh, Jauh dari mereka yang kamu sayang. Atau mungkin semua yang kamu sayang akan jauh meninggalkanmu. Walau sesetia apapun kamu dengan orang yang kamu sayang  pasti semua ada waktunya untuk kembali pulang."

"ENGGAK, ara gak mau kehilangan orang yang ara sayang, ara gak mau kehilangan mama papa. Biarin aja ara yang pergi, asal ara gak pernah liat kepergian mama papa." Kata ara yang memeluk erat mamanya.

"Lho,  kok anak papa jadi cengeng kaya gini? Kenapa ma?" kata papa fedri yang tiba-tiba datang.

"Enggak tau nii pa, anak kamu sedih katanya. Dia gak mau kehilangan orang yang dia sayang."

"PAPA, ARA GAK MAU KEHILANGAN PAPA. CUKUP KAK NIA SAMA BANG SATRIA AJA YANG PERGI, KALIAN JANGAN." kata ara yang sekarang bangkit  dari tempat duduknya kemudian memeluk erat papanya.

"Ara, dengerin papa ya nak. Papa gak akan ninggalin kamu nak, papa janji. Selama tuhan masih ngizinin papa untuk bernafas papa akan selalu ada untuk kamu. Tapi, jika suatu saat tuhan berkata lain. Kamu gak bisa menyalahkan takdir. Yang bertemu pasti akan berpisah ra." Jelas fedri pada anaknya.

"Iyya ra, mama setuju dengan papa. Kita akan selalu ada untuk kamu selagi tuhan masih mengizinkan kita untuk bisa bernafas. Mama janji sama kamu, seluruh hidup mama akan mama korbankan untuk nemenin kamu disisa umur mama."

"Papa juga janji nak, disisa umur papa. Papa akan memenuhkan semua kebutuhan dan keinginan kamu disisa usia papa."

"Kalian janji kan? Kalian gak akan pergi kan? Kalian gak akan ninggalin ara gitu aja kan?" Kata ara dengan suara tersesak sembari memeluk kedua orang tuanya.

Begitulah ara. Ia sangat menyayangi kedua orang tua nya. Baginya orang tuanya adalah malaikat yang selalu ada ketika ia membutuhkan. Ara memang beruntung memiliki orang tua sebaik fedri dan nida. Mereka sangat menyayangi ara dengan tulus.

***

Kamu boleh berusaha ada untuk  orang yang kamu sayang. Tapi sebenarnya kamu tidak bisa disebut benar-benar setia. Karna Suatu saat kamu pasti akan meninggalkan semuanya. Pergi ketempat yang jauh, Jauh dari mereka yang kamu sayang. Atau mungkin semua yang kamu sayang akan jauh meninggalkanmu.

-Nida Septia-

***

Jejak hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang