CHAPTER 10

28 5 0
                                    

Kriiiiiiing

Bel istirahat pun berbunyi langsung saja semua siswa pergi meninggalkan kelas dan melanjutkan aktivitasnya masing-masing.

*****

"Ayo ke kantin" Lirih Adel seraya menghadap ke Zayn.

"Kamu ngajak aku?" Sahut Zayn.

"Yaudah kalau gamau. Yuk Christ ke---" ujar Adel terhenti ketika Zayn menarik tangan Adel berjalan meninggalkan kelas.

*****

"Kamu duduk disini. Aku mesen dulu sebentar. Kamu mau makan apa?" Ujar Zayn berdiri didepan Adel.

"Samain aja" lirih Adel.

Zayn pun pergi ke Kantin 4 untuk memesan makanannya dan duduk kembali dihadapan Adel.

"Kok tumben ngajak aku hm?"goda Zayn.

"Au ah" ujar Adel memalingkan wajahnya dari Zayn.

"Iih malu-malu gitu. Kenapa hm?" Lirih Zayn dan mencubit pipi Adel yang sudah merah padam karena godaannya.

"Ga ada ih. Kamu geer bat" sahut Adel alhasil pipi Adel memanas karena ia yakin pipinya bertambah merah.

"Iya deh. Aku mau nanya boleh?" Ujar Zayn.

"Tanya aja, kalau aku bisa jawab ya aku jawab" sahut Adel.

"Christ itu siapa kamu sih? Kok manggil kamu dengan sebutan girl ? Mantan kamu?" Tanya Zayn dengan sedikit raut wajah memelas.

"Christ itu--" Jawab Adel yang terpotong karena makanan mereka telah tersedia di meja.

"Makan dulu" lirih Adel.

"Iya tapi jawab dulu" pinta Zayn.

"Kenapa? Cemburu ya?" Ujar Adel cengengesan.

"Iya" gumam Zayn pelan.

"Hahaha dia itu sahabat aku dari Sekolah Dasar" jawab Adel jujur.

"Sahabat kok gitu amat" ketus Zayn.

"Yaudah sih gosah gitu juga jawabnya" Ketus Adel.

Tiba-tiba Christ pun menghampiri Zayn dan Adel yang sedang makan.

"Lo kok ninggalin gue sih. Gue kan pengen ke kantin bareng lo. Kok lo malah sama dia? Atau jangan-jangan--" ujar Christ panjang lebar.

"Udah ah duduk sini deket gue" lirih Adel dan menepuk-nepuk tempat yang kosong disebelahnya.

"ENGGAK!" Ketus Zayn.

"Lo kenapa?" Tanya Christ.

"Lo cari tempat lain deh jangan disini" Titah Zayn wajah Zayn memerah rahangnya mengeras seperti seseorang yang sedang menahan emosi.

"Gue kan duduknya disebelah Adel, kok lo yang sewot!" Ketus Christ.

"Dia Pacar gue!" Ketus Zayn seraya membuat Adel tercengang atas pengakuan Zayn.

"Hah Pacar?!" Ujar Christ kaget dengan pengakuan Zayn.

"Iya dia pacar gue! Kami jadian kemarin!" Jawab Zayn bangga.

"Be-beneran Del?" Tanya Christ.

"E-eeh hmm" kikuk Adel

"Oh jadi sekarang lo anggap gue apa Del? Kok lo ga cerita ke gue? Oh selamat" bisik Christ ke telinga Adel dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Adel pun terdiam, seraya merasakan ada yang meremukkan Hatinya tapi tak kasat mata. Matanya berkaca-kaca ingin menangis tetapi sekuat tenaga ia tahan agar tidak terlihat oleh Zayn.

Heniing

"Kamu kenapa? Apa yang dia bilang kok kamu sampai diam kaya gini!?" Tanya Zayn dengan sedikit pembentakan.

Secara tiba-tiba air mata Adel pun mengalir di ujung mata Adel. Ia hanya menunduk tidak berani menatap ke arah Zayn.

"Kalau kamu ga mau cerita. Aku pergi!" Ujar Zayn. Zayn pun pergi meninggalkan Adel sendirian di kantin.

Adel pun menangis sekuat tenaga mengingat kelakuan ketiga cowok yang ia sayang itu. Tadi pagi Bang Fadhil sangat sensi dengannya, setelah itu disusul oleh Christ yang kelihatannya sangat kecewa terhadap Adel dan barusan Zayn meninggalkan nya sendirian di kantin. Itu membuat ia tidak berhenti untuk menangis.

Kriiiiiiing

Bel masuk pun berbunyi. Adel berjalan menuju wastafel kamar mandi untuk mencuci muka agar matanya tidak kelihatan sembab habis menangis.

"Lo kenapa?" Tanya stella teman sekelas Adel. Adek hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Yaudah kalau lo ga mau cerita, yuk ke kelas" ajak Stella dan menggenggam tangan Adel berjalan ke kelas.

Selama dikelas Adel hanya diam dan tidak melihat kearah dua cowok yang duduk disebelahnya. Ia hanya menangis tanpa mengeluarkan suara.

*****
1

4.00 WIB

Bel pulang pun berbunyi itu menandakan seluruh siswa boleh berjalan meninggalkan sekolah menuju rumah masing-masing. Adel hanya diam melihat Christ berjalan menuju pintu tanpa berpamitan dengannya dan begitu juga dengan Zayn. Zayn berjalan tanpa mengajak sang pacar untuk pulang bersama. Itu memhuat air mata Adel mengalir kembali.

"Lo ga pulang sama Christ? Tumben?" Tanya Stella dan duduk di kursi punya Zayn.
Adel hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Yaudah lo pulang sama gue aja. Yuk" ajak Stella dan Adel berjalan mengikuti Stella yang berada di depan.

🍁🍁🍁

"Makasih ya lo udah antarin gue pulang. Lo mau masuk dulu gak?" Ajak Adel.

"Lain kali aja. Gue harus buru-buru pulang soalnya nyokap gue minta diantar ke butiknya" sahut Stella.

"Yaudah hati-hati ya Stell, sekali lagi makasih" lirih gue seraya melihat Stella pergi meninggalkan perkarangan rumahnya.

Adel pun memasuki rumahnya. Ia segera berjalan ke kamarnya dengan cepat. Setelah ia masuk ke kamarnya, ia letakkan tas biru nya di samping meja belajar. Dilepasnya pakaian seragam dan berjalan menuju kamar mandi. Di kamar mandi Adel kembali menangis sampai terisak-isak. Dia tidak pernah berada diposisi ini sebelumnya.

20 menit berlalu Adel baru keluar dari kamar mandi. Matanya sembab, bibirnya bergetar, hidungnya memerah dia memasang piyama dan tidur dikasur empuknya itu.

🍁🍁🍁

20.00 WIB

"Eh lo ga---" ucapan Fadhil terhenti melihat Adel tertidur di kasurnya dengan mata yang masih sembab.

"Maafin abang ya sayang" batin Fadhil dan menyelimuti Adel sebatas leher dan keluar dari kamar Adel.

Hello Readers💙
Semoga suka ya🖤

Btw ada yang tau gak kenapa Fadhil, Christ dan Zayn nyuekin Adel?
Coment dong➡️

Jangan lupa tinggalkan jejak👣

HE is MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang