Bolehkah aku menjadi egois untuk sebentar saja?
Aku benar-benar ingin peduli
-Pang
Itu semua urusanku, tidak ada hubungannya denganmu! Bahkan jika aku mati pun itu juga bukan urusanmu!
-Wave
[Revisi]
Cerita ini sebagian berasal dari salah satu progr...
Pada malam hari, Nack dan Pang menyelinap ke dalam kantor guru. Dengan ragu, Pang menanyakan apa benar mereka harus melakukan ini. Lalu Nack membalas bahwa mereka harus melakukan ini untuk memastikan mereka masuk ke Kelas Berbakat.
"Sebenarnya, aku tidak pernah ingin masuk ke Kelas berbakat," kata Pang yang masih ragu.
"Pang. Kamu tahu, kan? Kelas 1 sepertiku punya keistimewaan dibandingkan kelas lain. Tapi hak khusus Kelas Berbakat lebih dari itu. Mereka yang paling tinggi disekolah ini. Dunia dimana hanya beberapa murid genius, tidak hanya ditawari beasiswa hingga universitas, tapi juga punya hak khusus dalam segala hal disekolah ini," jelas Nack sambil menunjukan semua piagam dan piala yang ada dengan disinari lampu hpnya.
Tes penempatan pertama untuk kelas M.4 kali ini bukan cuma untuk membagi- bagi kelas. Tapi juga untuk memilih siswa untuk Kelas Berbakat. Jadi jika mereka bisa mencuri soal, maka itu akan bagus untuk mereka berdua dan mengetahui hal itu Pang diam serta memikirkannya.
"Kamu tidak mau jadi siswa nomor satu di sekolah?" tanya Nack menggoda Pang.
"Kalau Kelas Berbakat untuk anak genius, maka buat apa siswa biasa macam kita susah-susah mencoba?" tanya Pang masih tidak mengerti.
"Kamu tahu dari mana, kalau aku biasa saja?" Balas Nack.
Akhirnya karena Nack pantang menyerah dalam menggodanya, maka Pang pun setuju. Nack menjelaskan bahwa tadi sore ia melihat guru-guru memindahkan loker percetakan ke atas. Jadi, Nack percaya bahwa apa yang mereka cari ada di sana. Pang hanya mengikuti Nack dan berusaha untuk tetap waspada.
Di lantai atas, Nack mulai mencoba untuk membuka pintu loker yang dimaksudnya. Sementara Pang, saat ia melihat sebuah pemutar musik, ia menyentuh dan menyalakannya. Karena dipanggil oleh Nack agar membantunya, maka Pang pun mendekati Nack tidak lupa mematikan pemutar musik tadi terlebih dahulu.
Pang membantu menyinari Nack yang sedang mencari ketika mereka menemukan dokumen yang diperlukan, mereka pun bertos. Tapi, tepat disaat itu terdengar suara guru yang datang untuk memeriksa dokumen ujian. Nack dan Pang bergegas untuk bersembunyi di belakang kardus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua guru mengobrol dan memeriksa semua dokumen yang berada di sana dan ketika seorang guru berjalan mendekati kearah mereka, maka mereka pun menjadi ketakutan. Tapi untungnya, ternyata guru tersebut tidak mendekati mereka.
Guru tersebut menyetuh cuma ingin memungut penanya yang terjatuh. Di saat itu, pemutar musik tersebut berbunyi dengan keras, sehingga mereka pun menjadi heran, namun karena tidak tahu dan tidak curiga, maka mereka mengabaikannya.
Tapi sebelum akan turun, seorang Guru merasa curiga dengan apa yang ada di belakang kardus dan seperti menyadari sesuatu, dia hanya tersenyum lalu turun. Nack yang melihat mereka telah turun pun menjadi sangat lega dan memberitahukan kepada Pang yang ada di sebelahnya.
"Kamu pakai bluetooth untuk menyalakan pemutar musik itu ya?" tanya Nack.
"Waktu melihat pemutar musik itu, aku langsung punya ide," balas Pang.