Kemarahan

95 33 3
                                    

Aku sampai didepan rumah yg penuh dengan kesedihan untuk ku. Rumah itu adalah rumahku sendiri. Rumah yg seharusnya penuh keharmonisan berubah menjadi kesuraman. Saat ini sudah pukul 10:00 malam. Aku memang sering pulang dari rumah Sheren tengah malam, atau bahkan aku tidak pulang.

"Huuhh...", aku menghembuskan napas kasar saat memasuki pintu depan rumah itu.

"Gk usah pulang aja sekalian",ucap seorang wanita paruh baya yg sedang menghampiriku. Aku tidak menghiraukan perkataan wanita itu. Aku terua berjalan menuju kamarku.

Sejak kapan dia perduli,batinku.

Wanita itu menangkap tangan kananku. "Ey, anak kurang ajar. Kamu tuli atau gimana sih?".

Aku menghempas tangan wanita itu. "Sejak kapan mama perduli? Biasanya kalau aku pulang jam segini atau bahkan lebih malem lagi mama juga gak perduli kok", ujarku dan pergi meninggalkan wanita itu kekamar.

Aku menutup pintu kamarku dengan kasar dan berhasil membuat semua orang yg tinggal dirumah itu terkejut. Terdengar diluar sana kalau papa sedang mengomel atas tingkahku tadi, tapi aku tidak menghiraukan nya sedikitpun.

Aku pergi ke kamar mandi yg berada didalam kamarku untuk membersihkan tubuhku. Setelah selesai aku langsung berbaring ditempat tidur untuk istirahat.

Tokk..tokkk...tokkk..

"Non, Frisly...", panggil bi Sarah.

Aku segera bangun dan membukakan pintu kamarku." ada apa bi?", tanyaku.

"Non sudah makan malam?"

Aku tersenyum," aku udah makan malam kok bi, bibi gak usah khawatir ya",sahutku meyakinkan.

"Non makan dimana? Dirumah temen non yg namanya Sheren itu?",tanya bi Sarah.

Aku mengangguk dan tersenyum,"bibi istirahat ya. Udah malem bi"

Bibi juga tersenyum, lalu pergi dari kamarku. Aku kembali menutup pintu kamarku dan berbaring ditempat tidur.

***

POV JINGGA

Aku turun dari motor kesayanganku. Aku sadar ini sudah tengah malam dan aku baru pulang. aku tau aku salah. Tapi aku senang melakukan hal ini karna aku tidak betah tinggal di rumah ku.

"Jingga, kok baru pulang?",tanya seorang wanita paruh baya yg sedang duduk sendirian diruang tamu.

"Kaya gak biasa aja", jawabku datar tanpa menghentikan langkahku.

Wanita itu terus membuntutiku sampai aku berhenti tepat didepan kamarku. "Ngapain sih ngikutin gue?", tanyaku dengan nada yg bisa dibilang kasar.

"Bunda cuma mau tanya, kamu dari mana?",jawab wanita itu dengan lembut.

"Gak usah sok perduli sama gue!!. Gue gak butuh keperdulian lo. Mending lo urusin aja tuh anak kesayangan lo",ujarku. Akupun masuk kedalam kamarku.

Wanita tersebut adalah bundaku. Lebih tepatnya bunda tiri atau mama tiriku. Mama kandungku telah meninggal 5 tahun yg lalu. Dan papa ku menikah kembali 3 tahun setelah mama kandungku meninggal. Papa menikah dengan seorang wanita yg dulunya adalah sahabat mama kandungku. Dia sudah mempunyai seorang anak laki laki yg sebaya denganku dari pernikahannya yg dulu.

Aku tidak menyukainya. Alasannya simple, karna dia telah menggantikan posisi mama kandungku. Aku tidak pernah menganggapnya sebagai mamaku. Bahkan aku sering menyakiti hatinya. Tetapi ada satu hal yg membuatku tidak mengerti. Mengapa dia masih perhatian kepadaku? Padahal aku sudah menyakitinya. Ah,mungkin dia hanya bersandiwara agar papaku percaya kepadanya bahwa dia menyayangi ku.

My Sad WolrdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang