Siksaan lagi

70 31 5
                                    

JINGGA POV

Saat ini aku sedang menikmati matahari tenggelam ditempat favorite ku. Setelah aku mengantar Frisly pulang aku langsung ketempat ini. Aku masih kepikiran dengan Frisly.

"Kasihan banget sih tu cewe. Nyokap tirinya jahat. Gue masih beruntung, nyokap tiri gue gak sejahat itu. Tapi kenapa gue jahat sama nyokap tiri gue ya? Eh apaan sih. Nyokap tiri gue itu jahat. Dia udah ngerebut posisi mama Bela. Gue yakin, kalo nyokap tiri gue itu baik sama gue karna mau cari perhatian sama papa",ucap ku sendirian.

Setelah matahari tenggelam, akupun langsung pulang kerumah. Kali ini aku pulang cepat karna ada tugas sekolah. Aku selalu mengerjakan tugas sekolahku. Aku bukanlah seorang murid badboy yg tidak pernah perduli dengan tugas sekolah. Aku adalah seorang murid yg selalu mengerjakan tugas sekolah. Ya, aku mengutamakan pendidikan ku.

Sesampainya dirumah,aku menemukan nyokap tiriku sedang duduk diruang tamu bersama Sheyla. Kemudian aku menarik tangan Sheyla agar menjauh dari wanita itu.

"Kenapa kamu deket deket sama wanita itu? Kan kakak udah bilang sama kamu, jangan pernah deketin wanita itu",ucapku kepada Sheyla. Ya, aku sering mengingatkan sheyla untuk tidak pernah mendekati wanita itu.

"Kak, bunda itu baik sama kita. Dia gak sejahat yg kakak kira",ucap Sheyla menjelaskan.

"Owh, jadi kamu udah terhasut sama wanita itu iya? Kamu sadar Sheyla, dia itu udah merebut posisi mama kita. Kamu rela apa?",ucapku sambil memegang bahunya.

Sheyla menurunkan tanganku dari bahunya kemudian dia memegang tanganku, "kak, selama kakak pergi keluar dan aku dirumah berdua sama  bunda, aku tuh baik baik aja kak. bunda gak ada nyelakain aku sedikitpun"

"Dia itu cuma pura pura",ucapku sambil menunjuk wanita itu. walaupun kami sudah menghindar dari wanita itu, tetapi kami masih bisa melihat wanita itu.

Sheyla menggeleng cepat, "enggak kak. Kakak salah"

"Kamu yg salah. Kamu mau pilih kakak, atau kamu pilih wanita itu?",ucapku tegas.

Sheyla terdiam

"Kalo kamu pilih kakak, kamu jauhin wanita itu. Jangan pernah ngobrol atau bahkan deket deket sama wanita itu",ucapku, kemudian aku pergi meninggalkan Sheyla kekamar.

SHEYLA POV

'kakak sadar dong kak. Bunda gak sejahat itu'

aku menghembuskan napas kasar Kemudian aku mendekati bunda, dan duduk disampingnya lagi.

"Kamu dimarahin lagi sama kakak kamu karna deketin bunda?",tanya bunda

Aku mengangangguk pelan, "bunda, gimana ya caranya bikin kakak itu bisa sayang sama bunda. aku kasihan juga sama bunda. Bunda kan gak pernah berniat sedikit pun buat nyelakain aku atau kakak. Bunda tulus menyayangi kami seperti bunda menyayangi anak bunda sendiri",ucapku memecahkan tangisanku di pelukan bunda.

Bunda mengelus rambutku dengan lembut, "kita sabar aja. Suatu saat nanti, kakak kamu pasti bisa nerima bunda dengan sepenuh hatinya"

"Tapi kapan bunda? Sheyla gak tahan kalo harus dimarahin terus setiap aku deket sama bunda. Kakak pikir aku tuh udah ngelupain mama Bela, padahal enggak. Aku gak bakal pernah ngelupain mama Bela, karna aku sayang banget sama mama Bela. Tapi apa salahnya sih aku bisa nerima bunda sebagai nyokap tiri? Akukan juga ingin ngerasain lagi kasih sayang seorang ibu", ucapku yg masih menangis di pelukan bunda.

FRISLY POV

kali ini aku  sedang membawa seember pakaian yg diberikan Jelita tadi agar ku setrika. Aku telah selesai menyetrikanya Dan aku akan mengembalikannya kekamar Jelita.

Tokk tokk...

"Jelita, pakaian lo udh gue setrika semua nih",teriakku diluar kamar Jelita.

kemudian Jelita membukakan pintu kamar dan tiba tiba Jelita menamparku, "lo tadi panggil gue apa?"

Aku hanya tertunduk dengan memegangi pipiku yg perih.

Setelah itu Jelita menjambak rambutku.

"Auu,, sakit",rintihku.

"Lo tu ngerti gak sih? Gue itu kakak lo. Lo seharusnya manggil gue itu pakek sebutan kakak",ucap Jelita.

"Lepasin!!",bentakku. Dan kemudian aku dengan sekuat tenaga melepaskan tangannya dari rambutku. Dan aku berhasil.

"Gue gak sudi manggil lo itu dengan sebutan kakak. karna lo, gak cocok jadi kakak gue", ucapku sambil menunjuk wajahnya dengan tangan kananku.

Kemudian Jelita menepis tanganku itu, "Jangan berani nunjuk nunjuk gue. Gue gak suka". Dan Jelita berbalik menunjuk ku.

Tiba tiba mama datang dari arah kamarnya.
"Eh Frisly. Lo apain Jelita hah?"

"ma, Jelita ditunjuk dan dibentak bentak ma sama Frisly",ucap Jelita.

Aku hanya tertunduk dan terdiam.

"kenapa sih hari ini banyak banget buat masalah sama kami?, ayo ikut saya", kemudian mama meraih tanganku dan membawa ku ke kamar ku sendiri.

"Jelita, panaskan setrika nya",ucap mama dan masih memegangiku dengan kuat. Dan aku tidak bisa melepaskan pegangan mama.

"Ma, please ma. Lepasin aku. Mama!!",ucapku memohon.

"Kalau kamu gak mau hal ini terjadi, seharusnya kamu tuh gak usah nyari gara gara sama kita",ucap Jelita. "Udah panas nih ma",sambungnya.

Kemudian mama membuka sedikit bagian belakang bajuku, dan kemudian menempelkan setrika panas di di punggung ku.

"Aww....sakit ma",teriaku saat besi panas itu menempel di punggungku.

"Gimana? Sakit? Mau lagi?",tanya mama setelah melepaskan setrika itu di punggungku.

Aku hanya menggeleng pelan dan tak terasa air mataku telah tumpah sedari tadi. Kemudian Mama dan Jelita meninggalkan kamarku. Aku masih setia dengan tangisku.

'Beginikah nasibku?'

***

Halo readers yg gak seberapaku ini, wkwk😂. Kalo kalian suka ceritanya share keteman teman kalian ya,hehe.

Jangan lupa vote dan komen ya!😊

Terimakasih.

My Sad WolrdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang