Nessya menyusuri Rumah Sakit dan mengedarkan pandangannya di seluruh penjuru rumah sakit tersebut.
Matanya berhenti di satu titik saat melihat orang yang di cari nya sedang duduk disebuah kursi panjang ditaman rumah sakit.
Nessya berjalan mengendap-endap, "Woy!"
"Sempak kuda nil!!!!"
Nessya tertawa puas saat berhasil mengagetkan Axell dan membuatnya latah.
Semua orang yang berlalu lalang disekitar mereka langsung menatap ke arah mereka karena ucapan Axell yang tidak sopan.
"Anjir lo Sya, ngapain lo ngagetin gue! Tu lihat orang orang pada ngeliatin kita,"
"Kita? Lo aja kaliii," Nessya terkekeh saat berhasil menggoda Axell dan membuat Axell manyun.
"Auk ah gelap,"
"Lo buta? Siang bolong gini lo kata gelap,"
"Serah lo!" ucap Axell sewot.
"Lo kenapa nyet?"
"...."
"Jawab dong, punya mulut nggak?" bentak Nessya.
"Lo ngomong sama siapa?" ucap Axell dengan wajah menyebalkan.
"Sama monyet yang ada dihadapan gue!"
"Mana?" jawab Axell sambil celingukan seolah mencari orang.
"Lo! Bego!"
"Oohhh gue,"
Tersadar dengan apa yang dimaksud Nessya, Axell langsung mendelik pada Nessya, "Apa!!! Lo kata gue monyet? Hah! Dasar tai ayam!"
"Lah bukannya yang tai ayam itu lo ya?"
"Lo bikin gue tambah Bad mood tau nggak!"
"Laki kok moodyan, pake rok aja sana!"
"Bacot!"
"Emang lo sama Sifa gimana?" Nessya mengalah, karena jika pertengkaran mereka dilanjutkan, sampai monyet bertelur pun pertengkaran mereka tidak akan selesai.
"Menurut lo?"
"Ya gue nggak tau ogeb! Kalo gue tau ngapain gue tanya ke lo!"
"Putus," ucap Axell singkat sambil menundukkan kepalanya.
"Apanya yang putus? Tali pusar dedek bayi?"
"Sya, jangan bikin gue gunting mulut lo deh,"
"Ya lagian lo ngomongnya nggak jelas,"
"Maksud gue, gue sama Sifa putus, goblok! Lo kalo goblok dipiara jadinya gitu, suka nggak konek kalo diajak ngomong,"
"Enak aja lo ngatain gue goblok, lo sama gue itu pinter gue ya!"
"Bodo amat."
"Gimana bisa putus? Apa Sifa cemburu karena ada gue di kamar rawatnya Vano? Karena gue yang nolongin Vano? Gue kira kalo cuma itu nggak masuk akal deh." lanjut Nessya sambil menetralkan ekspresi wajahnya.
"Mungkin."
"Tapi tadi gue denger Sifa bilang kalo lo mikirin gue, gitu?" ucap Nessya ragu.
Axell gelagapan dengan pertanyaan Nessya.
"Nggak! Dia cuma salah paham aja. Tapi gue yang mutusin Sifa.""Loh kenapa? Tadi kelihatannya Sifa yang kelihatan marah banget sama lo, tapi kok jadi lo yang mutusin Sifa?"
"Iya, gue udah gedeg lihat tingkah nya Sifa yang kekanak-kanakan dan selalu mengedepankan egonya. Lo tau? Dia juga selingkuh Sya, gue lihat kemarin dia pegangan tangan mesra banget sama si Rendi di mal. Gue kurang apa sih sama dia? Rasa sayang dan cinta gue udah gue kasih ke dia, semua yang dia pinginin aja gue kasih ke dia. Tapi apa balesannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Couple
Romance"Lo sarapan minyak jelantah tadi pagi? Tu mulut licin amat, mulut lo di sekolahin dimana sih? Ato jangan-jangan mulut lo nggak pernah di sekolahin ya?!" ucap Nessya tanpa jeda. "Woy mbak! Tu mulut apa knalpot bocor? Tren teng teng teng tengteng," e...