Bagian 9

347 17 0
                                    

"Nessya!"

Nessya menoleh kearah pintu, melihat seorang pria tampan dengan kaos olahraganya.

"Kenan?"

Axell memutar malas kedua matanya.
"Nih orang ngapain sih pake kesini segala, ganggu orang aja, ehh..... Tunggu, gue kenapa?"

Axell langsung menepuk pipinya pelan.

"Masuk Ken,"

Kenan masuk ke kelas XI MIPA 1, kelas Nessya dan Axell. Senyum manis Kenan masih melekat di wajah tampannya.

"Sya, nanti sore lo ada waktu nggak?"

"Ada apa?"

"Gue mau ajak lo jalan, bisa?"

Mata Nessya berbinar mendengar ajakan Kenan. Sebenarnya Nessya mulai terpesona dengan Kenan. Dia sangat ingin menjawab 'iya' tetapi hatinya berkata 'jual mahal dikit kek' maka, mau tidak mau dia hanya pasrah mengikuti kata hatinya yang gengsinya setinggi langit.

Nessya menetralkan wajhnya kembali "Sorry, gue sibuk."

"Yah sayang banget padahal gue mau ajak lo ke cafe cokelat."

Kenan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kenan tau titik lemah Nessya adalah cokelat. Wait... Kenan tau darimana?

"Oke, nanti gue tunggu pulang sekolah."

Runtuh sudah benteng pertahanan di hati Nessya setelah mendengar kata 'cokelat'.

"Nggak bisa! Nessya ada perlu sama gue," ucap Axell ketus.

"Perlu apa, sat!?"

"Lo lupa? Lo punya hutang sama gue,"

Nessya memutar malas bola matanya, ingin rasanya dia memakan Axell hidup hidup. Moodnya yang sudah hancur menjadi tambah hancur dan menjadi butiran debu:v

"Hutang?" Kenan heran dengan 'hutang' yang dimaksud Axell.

"Iya! Dia ada hutang sama gue,"

"Berapa? Biar gue yang bayar,"

"Cih! Songong banget lo. Lo pikir hutangnya bisa lo bayar pake uang? Jangan mengukur semuanya dengan uang, bro. Karena nggak semuanya bisa dibayar dengan uang,"

Nessya dibuat melongo dengan perkataan Axell barusan. Bisa bisanya Axell mengeluarkan kata-kata bijak, karena biasanya yang keluar dari mulut Axell hanyalah sampah.

"Sorry Ken gue harus lunasin hutang gue ke dia."

"Emang hutang apa sih lo sama dia?"

"Lo nggak perlu tai, eh....sorry typo maksudnya lo nggak perlu tempe, eh...typo lagi maksudnya lo nggak perlu tau,"

"Semerdeka lo aja deh, Sya. Kapan-kapan gue ajak lo jalan ya,"

Nessya hanya mengangguk untuk menjawab ajakan Kenan.

Kenan berlalu pergi meninggalkan kelas XI MIPA 1. Axell tersenyum kemenangan dengan kepergian Kenan.

Nessya merasa kecewa karena dia tidak jadi ke cafe cokelat bersama Kenan. Padahal dia sudah membayangkan enaknya kue cokelat dan cokelat panas yang akan memanjakan lidahnya. Ditambah lagi ditemani oleh Kenan, orang yang akhir-akhir ini membuat dia terpesona.

"Pulang sekolah lo ikut gue,"

"Kemana?!" ucap Nessya ketus.

"Suka suka gue lah mau kemana, tugas lo cuma ngikutin kemanapun gue pergi, lo harus nyiapin yang gue butuhin, karena lo adalah babu gue."

Crazy CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang