🏡 Ibu-ibu?

74 9 7
                                    

  Hari minggu bagaikan hari terindah bagi ibu-ibu arisan untuk berkumpul dan bergosip ria. Beradu dengan kicauan burung menambah kesan gaduh, iya gaduh, tahu sendiri bukan Ibu-Ibu arisan jika sudah kumpul menjadi satu. Lalu dimulailah sebuah percakapan yang tidak berfaedah,
"Jeng! Tahu gak kemarin saya habis beli gincu loh warna merah, yang ada di iklan itu loh!" kata seorang ibu, bercerita di hadapan Ibu-Ibu lainnya.

"Wah beneran nih? Itu kan merek lipstik terkenal!" kata salah seorang Ibu-Ibu di sana heboh.

"Yang bener?"

"Iya Jeng, saya gak bohong kok."

"Coba mana? Saya mau lihat." tanya Ibu-Ibu penasaran. Kemudian, Ibu yang menceritakan tentang lipstik itu mengeluarkannya  dari dalam tas sambil berkata,"Tapi pas pertama kali saya pakai udah gak suka sama gincu ini, mau saya jual lagi aja rasanya. " ujarnya dengan wajah memelas.

"Loh kenapa, Kak?" tanya salah satu Ibu-Ibu yang bernama Rira, yang tidak lain adik dari sang empunya lipstik.

"Ya gak apa-apa sih, cuma waktu itu kan lagi coba di depan cermin, terus Bapaknya anak-anak bilang gini 'kenapa sih Ma suka banget pakai lipstik merah darah, mana kelihatan tebal  gitu, kayak habis makan ayam hidup.'  siapa yang gak kesel coba. " jelas Kahi cemberut, sedangkan Ibu-Ibu di sana termasuk Adiknya hanya bisa menahan tawa.

"Oalah... kirain kenapa, Jeng."

"Udah jangan didengerin lagian Jeng Kahi cantik kok pakek lipstik merah gitu. " ujar salah satu Ibu-Ibu yang membuat Kahi tersipu malu.

"Ah! Jeng Dian bisa aja deh, tapi saya jadi ragu deh sama lipsticknya." keluh Kahi.
"Loh kenapa gitu, Jeng?" tanya Dian.

"Saya jadi sepemikiran juga nih sama suami, soalnya kalau lihat di iklan bagus banget, tapi kok pas udah dipakek sama saya, saya jadi geli sendiri ya?" perkataan yang dilontarkan Kahi membuat gelak tawa Ibu-Ibu pecah.

"Oalah! Itu kan cuma strategi pemasaran, biar kita beli. "

"Namanya juga iklan biasanya tidak sesuai dengan realita."

"Iya juga sih, ehehe.. "

Namun dari balik pintu kamar ada seseorang yang terganggu oleh aktifitas para Ibu-Ibu itu, sampai ia mendumel tak jelas.

"Itu Ibu-Ibu arisan kapan kelar sih, kuping gue berasa mau pecah ini dengernya, mana si Bunda ngajak di ruang tamu lagi, biasanya juga di halaman belakang, udah tahu deket kamar anak bujangannya." dumelnya kesal.

"Mau main sama Bass tapi duit gue dipinjem dia kemarin, mau minta jemput si Felix tapi dia itung-itungan, kacau mending kerumah Bayu aja lah kesel gue. "

"Dasar BUJANK.. BUJANK!!" teriaknya refleks setelah mengambil ponsel di atas nakas, lalu membuka pintu kamarnya. Tapi dia membulatkan mata ketika Ibu-Ibu arisan menatapnya dengan terheran-heran.

Dengan tebal muka ia berjalan kearah Bundanya untuk meminta izin pergi keluar rumah.

"Bun, Davito pergi dulu ya, mau main. " pamitnya.

"Loh main kemana?" tanya Ibunda Davito.

"Biasa rumahnya Bang Bayu, Bun. " jawab Davito, yang hanya dibalas 'oh' saja oleh Bundanya itu.

KAMPUNG RUSUH[LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang