Kahi sedang bingung dengan anak bungsunya, entah kenapa semenjak kuliah dia terlalu senang dengan aktivitasnya sampai tidak pernah mengobrol atau mengenalkan pasangan kepada keluarganya. Padahal semua Kakaknya sudah berkeluarga, dan sampai sekarang belum terlihat tanda-tanda jika dia memiliki pasangan.
"Sonya.." panggil Kahi ketika Sonya keluar dari kamar sambil membawa baju kotor untuk dicuci.
"Nanti dulu Mama ku sayang.. Sonya mau naruh cucian." lalu Sonya melenggang pergi ke kamar mandi dan segera kembali ke ruang keluarga menemui Ibunda tercinta.
"Ada apa Ma?" tanya Sonya, namun Kahi termenung.
"Ishh... malah diem lagi." desis Sonya. Kahi bingung bagaimana dia mau bertanya perihal kisah cinta Sonya. Dengan hati-hati Kahi mulai membuka suara.
"Jadi begini Sonya.. Mama mau tanya tapi kamu jangan marah ya.." tutur Kahi seperti itu demi kenyamanan bersama.
"Iya siap Ibu negara! Eumm.. jadi, Mama mau tanya apa nih? Sonya yang mau jawab jadi penasaran duluan." mendengar itu dari mulut Sonya, Kahi pun melanjutkan rentetan kalimat yang belum terucap dari bibirnya untuk Sonya.
"Kapan mau kenalin calon Sonya ke Mama?" tanya Kahi hati-hati.
"Hah? Calon? Calon apaan Ma? Kemarin di kampus Sonya cuma bahas calon ketua BEM." jawab Sonya seadanya, dia bingung mau jawab apa dia tidak mengerti sebenarnya calon yang dimaksud Kahi itu apa?
"Lah kenapa jadi nyasar ke ketua BEM? Kan Mama tanya soal pacarmu Sonya.." ucap Kahi sambil tepuk jidat.
"Ehehe.. Sonya lagi lemot Ma." dasar Sonya lemot di saat yang tidak tepat.
"Jadi gimana? Kamu udah ada pasangan?" Kahi bertanya lagi, dan dibalas gelengan oleh Sonya.
"Belum Ma, Sonya belum kepikiran sampai situ.." jawab Sonya. "Tapi Abang kamu semuanya udah pada nikah loh Son,"
"Tapi Ma, Sonya beneran masih pengen sendiri lebih bebas rasanya." jujur Sonya.
"Kamu jangan terlalu pilih-pilih, nanti jadi perawan tua gimana? Tapi amit-amit jangan sampe anakku yang cantik bahenol ini jadi perawan tua." tutur Kahi.
"Ya amit-amit Ma!" Sonya cemberut.
"Lain kali deh Sonya pikirin, Mama sabar aja." kali ini Kahi yang cemberut.
"Tapi kalau bisa secepatnya dong.. kan Ayah berasa masih punya hutang belum nikahin kamu. Ayah sama Mama kamu udah tua gini pengen cepet lihat semua anaknya berkeluarga." ucap Rama yang baru saja selesai menyiram tanaman di halaman belakang dan ikut nimbrung di sebelah Kahi.
"Tua? Kamu aja kali aku gak ikutan." canda Kahi pada Rama.
"Iya Nyonya Kahi yang awet muda.." ejek Rama. Sonya dan Kahi pun tertawa.
"Ayah bisa aja bikin Mama tersipu malu sampe pipinya merah kayak anak perawan digombalin tukang batagor keliling." ledek Sonya.
"Jadi kamu ngatain Ayah kayak tukang batagor keliling?" tanya Rama kepada Sonya.
"Sonya gak bilang gitu, Ayah sendiri yang bilang." Sonya terus menggoda Ayahnya itu yang kini mulai kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMPUNG RUSUH[LENGKAP]
Teen FictionLebih baik bermimpi jika hidup di kampung ini, membuat pening kepala melihat tingkah laku salah satu warganya yang sangat menjengkelkan tetangga. Walaupun warganya rata-rata good looking, tapi tidak menjamin jika kelakuannya good juga. Apalagi cerit...