HAI GUYS, AUTHOR BAWA KABAR BAHAGIA. KAMPUNG RUSUH AKAN DI PUBLISH KEMBALI DI WATTPAD!!;😄😄😄
________
Pagi ini Sonya sedang duduk di depan rumahnya, sambil menatap pot bunga di halaman rumah.
"Ini tanaman kapan berbunganya ya? Kata Bang Adit ini bunganya warna merah, tapi kenapa tiap hari gue lihat cuma daun ijo doang kapan berbunganya!" tanya Sonya kepada dirinya sendiri.
"Orang itu bunga Desember, pinter..." tiba-tiba Yuda datang lalu berkata begitu saja, melihat tingkah Sonya yang menurutnya terlalu polos.
"Hah!? Desember? Bukannya sekarang bulan Januari, Bang?" pertanyaan Sonya membuat Yuda geleng kepala.
"Haduh.. dasar ya, muka doang cakep, kepala isinya setengah." kata Yuda.
"Jadi maksud gue tuh itu tanaman namanya bunga desember, dan berbunga nya it.." belum sampai selesai Yuda berbicara, eh, sudah di potong duluan sama Sonya.
"Oh udah Bang, udah gue paham jadi bunganya tuh mekar pas bulan Desember aja, gitu?" perkataan Sonya membuat Yuda jengah.
"Ya bener sih bener, tapi kagak di bulan Desember doang tapi, ah udah lah, capek gue ngomong sama pengki dikasih nyawa." setelah itu Yuda diam, ia sedang berpikir, ia lupa dengan apa tujuan pertama ia datang ke rumah terkutuk ini. Setelah ingat tujuan awalnya datang, ia pun berkata,
"Heh, lu sendiri doang, kan?" tanya Yuda kepada Sonya."Iya emang kenapa bang?" Sonya malah balik tanya, matanya masih memandangi bunga desember yang tadi hampir menjadi topik perdebatan di antara mereka.
"Lu kagak di ajak si Rey sama si Jaelani?" tanya Yuda pada Sonya, yang di tanya cuma menggeleng kecil.
"Emang mereka kemana Bang? Kok kagak ngajak gue?" tanya Sonya penasaran.
"Mereka di rumah Mak Rira, sama Aira juga lagi ngegosip kali." ucap Yuda, Sonya pun segera mengeluarkan sepeda biru nya dari dalam rumah, tidak lupa mengunci pintu rumah dan bergegas menuju rumah Qarira, tempat dimana abang-abangnya berada.
"Heh Sonya, lu mau kemana?" tanya Yuda.
"MAU NYUSUL BANG JAGUNG SAMA BANG JAHE LAH! MASA GUE KAGAK DI AJAK." teriak Sonya, lalu dengan semangat 45 ia pun mulai mengkayuh sepeda nya.
Yuda tiba-tiba ingat bahwa nanti ada jalan menurun yang akan dilalui Sonya, segeralah ia menyusul Sonya dengan motor bebek kesayangannya, ia tau sepeda yang di tumpangi Sonya tidak memiliki rem yang kuat untuk menahan lajunya.
"WOY SON! SONYA!! HEH CEBONG TUNGGUIN GUE WOYY..." teriak Yuda kepada Sonya yang mulai menjauh.
Tidak memerlukan waktu lama Yuda dapat menyusul Sonya sebelum jalan yang menurun."HEH BOCAH, LIHAT DI DEPAN ADA JALAN MENURUN BEGO!" teriak Yuda emosi, beginilah Yuda jika disandingkan dengan Sonya, bawaannya emosian.
"HAH APAAN BANG? BALAPAN?! OKE AYOK LAH BALAPAN!" teriak Sonya.
"Dasar bocah budeg!" Yuda benar-benar geram dengan anak yang satu itu, kemudian ia melajukan motornya mendahului Sonya yang sedang mengkayuh sepedanya lebih cepat. Untung saja saat ini jalanan kampung sedang sepi kalau ramai, bisa-bisa acara balapan ini banyak menelan korban jiwa.
Dengan rasa deg-degan, sampailah di lokasi jalan menurun dekat pertigaan depan rumah Qarira. Saat menuruni jalan Sonya coba menarik rem sepedanya, namun tidak bereaksi apa-apa, sepeda yang ditumpangi Sonya melaju tanpa ada niat berhenti sejenak."WOYY BANG ADUYYY!! MINGGIR GUE DULUAN YANG LEWAT!!" teriak Sonya, Yuda yang merasa terpanggil pun menoleh sekilas, tapi tanpa disadari di depan ada sebuah batu yang menghambat laju motornya dan saat ia menoleh ke arah belakang otomatis motornya hilang keseimbangan alias oleng saat melewati batu tersebut.
"E,e,e,ehh... Motor gue oleng woy...!! EH ITU YANG DI DEPAN! AWAS WOYYY!!" teriak Yuda ketika ia melihat seseorang yang sedang berjalan di depannya, dan dengan sepontan si pejalan kaki itu menghindar.
"E,E,E,EHH..!!" Yuda kehilangan keseimbangannya, dan...BRAKK..
"ADUHHH... EMAK.. PANTAT GUE!!!!" teriak Yuda menahan sakit. Tak lama setelah pejalan kaki itu selamat dari maut, eh, datang lagi cobaan.
"EH SIONA!! AWAS REM SEPEDA SONYA BLONG!!!" kemudian Siona pun menghindar untuk yang kedua kalinya, dan dua kali juga ia hampir tertabrak. "AAAAA.....!!!!"
BRAKKK...
BRAKK..
"AWW... SAKITT HUHUHUU..." ringis Sonya, setelah sepedanya melaju memasuki pekarangan rumah Qarira dan menabrak jemuran yang sedang diam di sana.
"EH BUSET! Apaan tuh?" kaget Reyhan yang sedang duduk santai sambil melamun di teras."Waduh Sonya! Lu kenapa nabrak jemuran Mak Rira??!" panik Reyhan melihat jemuran yang sudah berceceran di tanah akibat ulah Adiknya Sonya dan sepeda birunya itu.
"Itu jemurannya jadi kotor semua astaga...!!" ucap Reyhan panik sambil tepuk jidat. Tidak lama kemudian keluarlah Qarira disusul Adit, Gyovan dan Aira dari dalam rumah.
"INI KENAPA PADA RIBUT-RIBUT DEPAN RUMAH SAYA ASTAGA NAGA!!" teriak Qarira panik.
"EH ASTAGFIRULLAH! SONYA!! Ini kenapa bisa nabrak jemuran gini?" kaget Aira saat melihat Sonya terduduk di tanah.
"Eh! Ini jemurannya kotor astaga!" kata Adit saat melihat semua jemuran berceceran di atas tanah dan langsung memungutnya. "Sini-sini gue bantu." kata Gyovan, lalu Sonya segera mengangkat kedua tangannya agar dibantu, ia kira Abangnya itu mau bantu dia berdiri, tahunya malah bantuin mungut jemuran sama Adit.
"Ini lagi bukannya bantuin Adiknya malah mungutin jemuran!" rengek Sonya kepada Adit dan Gyovan. Kemudian Sonya dibantu berdiri oleh Aira dan Qarira. Sedangkan Reyhan, kayaknya dia masih syok lihat jemuran yang berceceran di tanah.
"Yuk ke dalam Teteh bantu obatin yang lecetnya." ajak Aira sambil memapah Sonya.
"WOYYY!! DI SINI MASIH ADA KORBAN BANTUIN KENAPA!!" teriak Yuda yang masih duduk memegangi pantatnya yang terasa sakit akibat menabrak pagar rumah Qarira. Mereka yang mendengar teriakan itu buru-buru menghampiri Yuda untuk membantunya.
"ASTAGA INI GAK KENAPA-KENAPA, KAN? GAK SAKIT, KAN? YAHHH... LECET INI HARUS DI CAT LAGI!" panik Qarira ketika ia mengetahui bahwa pagar rumahnya lecet, mereka yang di sana tidak percaya dengan ucapan Qarira pun saling memandang.
"Wehhh.. gue kira mau tanya keadaan lu Yud." kata Gyovan, yang mulai menahan tawa.
"Bukannya bantuin malah nanyain pager, dasar kagak ada yang waras! Ini lagi malah ngelihatin mulu bantuin kenapa sih!, motor gue juga bangunin tuh!" gerutu Yuda sambil menunjuk motornya. Setelah itu Adit membantunya berdiri dan membawanya ke dalam rumah untuk di obati bersama Sonya. Sedangkan Gyovan membawa motor Yuda ke halaman rumah Qarira, lalu Reyhan? Dia hanya menonton saja. Tapi tiba-tiba seseorang berteriak dari arah belakang mereka.
"HEY! Disini yang korban tuh Siona kenapa pada bantuin Sonya sama Bang Yuda sih?!" ucap Siona korban mau ditabrak tapi tidak jadi.
"Yeuu..! Badan lu kagak luka juga ngaku-ngaku jadi korban." kata Yuda.
"Udah Yud, ayo ke dalam obatin yang luka-lukanya keburu infeksi kalau kelamaan dibiarin, Siona mau mampir dulu gak? Kalau enggak kita masuk dulu ya! Dah..." kata Qarira dan merekapun masuk ke dalam rumah meninggalkan Siona sendiri di depan pagar.
"Lah? Kok? Belum juga Sisi jawab, kok udah ditinggalin sih? Tahu ah! kesel Sisi lama-lama, mending lanjutin jalan ke rumahnya Kak Lia." gerutu Siona lalu ia meninggalkan tempat itu dan berjalan menuju rumah Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMPUNG RUSUH[LENGKAP]
Genç KurguLebih baik bermimpi jika hidup di kampung ini, membuat pening kepala melihat tingkah laku salah satu warganya yang sangat menjengkelkan tetangga. Walaupun warganya rata-rata good looking, tapi tidak menjamin jika kelakuannya good juga. Apalagi cerit...