4

18 4 0
                                    

16.00

Yaallah betapa memusingkannya memilih baju. Tepat 3 jam lagi aku akan dijemput Ray untuk ke pesta ulang tahun Deeva. Dan aku masih bingung untuk mengenakan baju. Sebenarnya aku ragu untuk menghadiri pesta itu karena pasti Ray dan Deeva akan berdekatan itu yang membuat hatiku sesak. Pilihanku jatuh kepada dress berwarna soft pink denhan brukat model kelelawar berwarna pink yang sedikit cerah dan kerudung berwarna senada dengan kain baju. Jangan heran jika aku selalu memakai baju berwarna pink karena itu adalah warna kesukaanku.

Author POV

Setelah melaksanakan sholat maghrib retta bergegas mengganti bajunya dengan dress pilihannya itu. Kemudian dia duduk di depan meja rias. Dia hanya memoleskan bedak tipis-tipis dan lipcream berwarna bibir.

"Ret itu udah ada ray di bawah, emang kalian mau kemana sih kok belum bilang sama buna " buna dengan tiba-tiba sudah ada di dekat pintu.

" ya bun, aku sama ray mau ke pesta ulang tahun temen aku. Buna inget kan sama deeva itu lho kita pernah se smp". Retta masih berkutat dengan tissue yang sedang membersihkan lipcreamnya karena terlalu ketebalan, retta memang tidak suka menggunakan make up yang terlalu tebal apalagi seperti ibu-ibu komplek yang suka gosip kalo pada lagi senam sore

"Oh iya Buna masih ingat, anak yang cantik itu kan. Kamu tuuuh coba kalo secantik deeva pasti udah banyak yang ngantri minta di nikahin ke papah". Huh itu adalah perkataan yang paling tidak di suka retta.

"Aduhh buna gak lihat apa anaknya kece badai kayak gini. lagian aku tuh masih belum mau nikah buna ku, sayangku, cintaku". retta sedikit kesal dengan bunanya itu.

"Ck kamu tuh kenapa sih belum mau nikah. Umur kamu tuh udah lumayan loh emang mau jadi perawan tua. Kalo kelamaan nanti gak ada yang mau sama kamu". Perkataan itu yang terus di lontarkan oleh buna selama 2 tahun kebelakang hingga sekarang, retta beranjak dari tempat duduknya kemudian membawa tas  dan ponselnya. "

Duhh buna aku gak bakal jadi perawan tua kalo nunggu satu sampai dua tahun lagi untuk nikah. Udah ah aku jalan dulu. Assalamualaikum" ucap retta seraya mengecup pipi kanan bunanya. "Huhh anak itu, waalaikumsalam".

rayfa POV

tepat pukul 19.00 aku tiba dirumah rettala. Yah dan kenyataan nya aku harus nunggu dulu retta selesai make up, tapi aku yakin kalo retta gak bakal pake make up yang tebel.

Setahuku retta adalah wanita sederhana, dia tidak suka hal-hal yang berlebihan. Itulah yang buat aku seneng berteman dengannya. Sudah 10 tahun kita saling mengenal namun baru beberapa tahun kebelakang kita seakrab ini mungkin sekitar 2 tahun.

Tapi walaupun kita akrab aku bisa lihat dia yang masih gugup ketika berbicara sama aku yang buat aku gemas sendiri melihatnya. Aku gak tahu apa alasannya tapi dia asik banget sih menurut aku, apalagi kalo udah bercanda yang garing.

Aku memilih untuk ngobrol dulu bersama om alvan. Tidak jauh dari masalah pekerjaan. mungkin sekitar 10 menit aku menunggu retta dan akhirnya retta turun dari lantai dua.

Subhanallah aku sempat terkesima dengan kecantikannya. Namun aku segera memalingkan wajahku dari tatapannya. Sebenarnya seorang rettala yuana reavani itu hampir perfect menurutku.

retta memiliki pipi chubby, dengan mata bulat dan bibir tipis juga alis yang tidak tebal dan tidak tipis. Dia juga memiliki kulit putih bersih namun badannya sedikit lebih berisi tapi aku suka yang seperti itu.

jangan salah mengartikannya ya aku bilang suka sama yang seperti itu maksudku ya perempuan kurus kerempeng tidak ada bagus-bagusnya menurutku. Selain itu dia orangnya friendly, sholehah dan supel banget.

Entahlah walaupun retta cantik dan begitu baik tapi aku tidak memiliki rasa kepadanya, mungkin aku memiliki rasa sayang kepadanya namun sebagai teman. Dihati aku cuma ada satu nama yaitu sadeeva alika viranti. Aku sudah kenal dengannya sama seperti aku mengenal retta.

Tapi kita tidak menjalin hubungan karena yaa aku kurang suka dengan pacaran. Deeva sebenarnya berbeda dengan retta. Retta selalu menggunakan hijab yang menambahkan aura kecantikannya. sedangkan deeva dia tidak berhijab namun selalu menggunakan pakaian yang sopan, tapi itu semua tidak mengurangi kecantikannya. Kuakui kalo deeva jauh lebih cantik dari retta tapi itu bukan alasan terkuat aku mencintainya. Setelah berpamitan kepada buna dan Papah nya rettala kita langsung melesat ke lokasi acara.

rettala POV

Kita sudah sampai di tempat diadakanya pesta. Aku takjub dengan dekorasi pesta ini begitu mewah. Sebenarnya aku tidak suka pesta namun aku hanya menghargai deeva yang mengundang aku. "Kita kesana dulu yuk ret" ajak ray mengarah ke deeva yang lagi bersama teman-temannya sebernanya mereka tuh temen aku juga tapi kita gak terlalu deket.

Aku hanya membuntuti ray sampai dihadapan deeva begitu sesaknya aku melihat kejadian ini. Deeva memeluk ray di hadapan semua orang, sekali saja aku berkedip pasti air mataku jatuh.

"Makasih udah dateng" ucap deeva dengan suara manja. "happy birthday deev, ini" ucapku tulus sembari memberikan kado. "Thank's rett, oh ya mana Alisa sama vanna". Tidak heran jika deeva menanyakan hal itu kepadaku karena memang biasanya kita bertiga.

"Holla lo nyariin kita ya deev" tiba tiba alis dan vanna muncul di depanku. "Aku ke toilet dulu" alibiku. Sebenarnya aku gak kuat liat deeva yang terus menempel pada ray, huh kayak ada magnet saja.

Setelah keluar dari toilet aku berpapasan dengan ray yang baru saja keluar dari sebuah ruangan. "Eh lo kenapa pucet amat mukannya sakit ya?" tanyanya dengan tangan hampir menyentuh kening ku namun aku sempat mencegahnya.

"Gak usah pegang-pegang kali. Gue gapapa kok sehat wal'afiat" jawabku dengan sedikit kesal. "Hehe sorry repleks nih tangan nya nakal" ucapnya cecengesan. Aku hanya menggerutu sebenarnya dihatiku aku tertawa.

"Udah makan belum?" tanyanya lagi. "Hmm" aku sungguh malas berbicara saat ini. "Hmm.hmmm. mulu. Hmm itu apa artinya? Udah apa belum". Tanyanya sewot. "Males" entah kenapa aku malah jadi kesal sama ray mungkin efek lihat ray sama deeva yang terus lengket. Ralat deeva yang agresif banget sama ray.

"Kenapa sih pms lo?" tanyanya lagi yang membuatku tambah kesel. "IYA PMS. GUE MAU PULANG. BYE" jawabku ngegas. Aku pun bingung kenapa bisa berbicara seperti itu apalagi ini sama ray.

Aku pun berjalan menuju gerbang utama dengan cepat. Aku bisa merasakan  ray yang mengejar ku di belakang. Please deh ini bukan ftv tapi ini sungguh terjadi padaku.

🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂

Jangan bosan ya guys sama cerita aku. Biasalah penulis amatiran. Author tuuhh bingung  kelanjutan ceritanya.  tau gak aku tuuh sama sebelnya sama deeva. Soalnya aku tuh ngerasain apa yang di rasain rettala. Sabar ya ret kita senasib. Jangan lupa vote n coment ya readers. aku tuu berharap banget kalian kasih vote n comment nya yang banyak buat aku. gumawo😘

why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang