9

22 2 0
                                    

Waktu adzan shubuh berkumandang mereka semua terbangun dari tidurnya yang sangat nyenyak. "Hooaaamm aduh ngantuk banget" ucap vanna dengan mata yang masih tertutup.

"Udah cepet kalian berdua sholat, gue lagi halangan" ucap retta dengan kesadaran yang sudah terkumpul semua. Setelah semuanya sadar sepenuhnya barulah Alisa dan vanna melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Disela menunggu sahabat-sahabatnya yang sholat, retta memilih untuk membereskan tempat tidur dan beberapa kekacauan dilantai yang telah terjadi semalaman.

Rettala memang sudah terbiasa seperti ini, baik dia sedang berhalangan atau tidak dia akan tetap bangun ketika adzan shubuh berkumandang. Karena mengingat ia juga seorang dokter jadi dia menjalankan pola hidup sehat yang dilanjut dengan olahraga di pagi hari setelah membereskan tempat tidurnya.

Itulah kegiatan yang rutin di lakukan oleh retta tapi kemarin dia bahkan tak memedulikan dirinya sendiri hanya karena ray yang berakhir retta pingsan. Tapi hari ini dia sudah fit kembali. Bahkan dia tidak badrest sama sekali. dengan sahabatnya yang datang menghiburnya itu sudah cukup membuat dirinya sehat.

Setelah membereskan kamarnya yang sangat kacau dia kembali duduk di sofa yang ada di kamar sambil memainkan ponselnya. ada satu notif yang muncul dari ray sejak 1 menit yang lalu.

Rayfadion
Gimana ret udah baikan?

Seketika hati retta menghangat hanya dengan pesan singakat dari ray.

Rettalayuan
Alhamdulillah, tapi sekarang gue gak masuk dulu soalnya udah ada yang ganti. Terus gue juga ada kegiatan sama vanna n alisa

Balas retta dengan semangatnya yang menggebu. Dia selalu saja cepat-cepat membalas pesan jika itu dari ray. Tak lama notif dari ray pun muncul lagi.

Rayfadion
Oh alhamdulillah, lho bukannya lo harus badrest rettala. Bukannya main.

Lagi-lagi retta tersenyum dengan perhatian kecil yang diberikan ray. Meski dia sadar ray memberikannya perhatian hanya sekedar khawatir sebagai teman tidak lebih malah mungkin kurang.

Rettalayuan
Enggak gue udah sehat lagian gue butuh refreshing. Udah lama gak jalan bareng mereka berdua.

Rayfadion
Yaudah deh terserah lo, tapi jangan sampe kecapean yang berakhir lo kayak kemarin. Udah dulu ya gue mau siap-siap kerumah sakit, deeva hari ini pulang.

Baru saja retta merasa bahagia tapi dia lagi-lagi harus menerima kenyataan pahit bahwa ada yang jauh lebih spesial dihati ray daripada dirinya. Dan kenyataan itu benar-benar menyakitkan.

Tak lama kedua sahabatnya juga sudah selesai melaksanakan sholat dan mereka bersiap-siap untuk pergi jogging di sekitaran komplek.

Seperti biasa mereka menggunakan celana training yang sangat longgar dan kaos yang longgar pula. Tak lupa hijab dan sepatu sport.

"Mau kemana para ciwi?" tanya kak devan yang baru saja pulang dari masjid komplek.
"Eh kak devan, kita mau jogging dulu kak" jawab alis cengengesan dengan senyuman termanisnya. "Oh oke-oke hati-hati ya banyak cowok mata nya gak bisa dikontrol kalo liat yang cantik-cantik gini" balas kak devan dengan kedipan sebelah matanya yang membuat vanna dan Alisa bahagia gak ketulungan. "Termasuk lo kak, udah ah kita mau cus bye. Assalamualaikum" ucap retta kemudian diikuti vanna dan alisa yang mengucapkan salam barulah mereka keluar rumah.

Sebenarnya devan salah satu cowok dengan paras diatas rata-rata, semuanya diwariskan dari kegantengan alvan serta kecantikan ayra. Kulit putih, alis tebal seperti papahnya, bibir tipis berwarna kemerahan yang diwariskan bunanya. Seperti itulah kira-kira deskripsi seorang devan. Tidak jauh dari devan sebenarnya retta juga begitu cantik hanya dia terlalu malas untuk merawat wajahnya yang manis itu.

why me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang