01. Hari menyebalkan

1.1K 157 12
                                    

-Enjoy reading-

"Ia sekarang bersyukur, musibah hari ini ada hikmahnya. Dibalik kesulitan,
ada keuntungan tersendiri
baginya."

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

"Jangan!"

Lengkingan dari luar gerbang sekolah menghentikan tarikan gerbang seorang siswa yang akan menutupnya. Terlihat seorang siswi yang mengendarai motor dari jarak yang tidak terlalu jauh.

"Ckitt!" decitan ban motor beradu dengan jalan. "Bum cepat buka gerbangnya," ucap siswi itu memerintah dengan seenak jidatnya.

"Tidak semudah itu nona Kim so eun," balas Kim bum dengan senyuman yang menurut So eun sangat menyebalkan.

"Baiklah aku tahu akan dihukum. Sekarang buka gerbangnya dulu ketua kelas yang terhormat," So eun mencoba bernegosiasi. Kim bum yang mendengar ucapan So eun semakin menyeringai lebar. Dia merasa menolong Satpam untuk menutupkan gerbang tidak begitu merugikannya.

"Cepat!" So eun yang mendapat intruksi itu mulai mengendarai motornya lagi menuju parkiran. Dan entah bagaimana? Saat ia keluar dari parkiran, guru BK yang terkenal killer di sekolahnya sudah ada di luar parkiran. Ia jadi gagal kabur ke kelas.

"Kim so eun!"

"Iya Mr.Park," balas So eun menunduk takut.

"Kamu saya hukum membersihkan toilet perempuan kelas 11 dan juga 12," ucap Mr.Park tanpa ekpresi. Lalu berlalu meninggalkannya yang belum menjawab sekalipun.

So eun menghela napas lelah sudah berangkat terburu buru, sekarang masih dihukum pula. Seenaknya saja menghukum orang, lagi pula ia sudah berusaha agar tidak telat. Bahkan, ia mengabaikan sarapan pagi yang sudah disiapkan ibunya. Kakinya melangkah gontai menuju tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua.

Ia memutuskan membersihkan toilet angkatannya dulu (kelas 11). Siapa tahu ada teman yang dikenalnya. Ia akan menyuruhnya membantu menyelesaikan hukuman ini. Namun, saat ia sudah sampai di deretan kelas 11 terlihat koridor yang sepi dan senyap. Dengan pintu yang hampir keseluruhan ditutup.

"Huuh! kenapa semuanya sudah masuk," keluhnya. Ia melangkah kakinya melewati kelas-kelas menuju ujung koridor. Sampailah ia di ujung koridor yang terdapat tulisan toilet di depannya. Tangannya bergerak mengambil pel, mulai mengepel dengan ditemani gerutuan dari bibir tipisnya.

"Akhirnya selesai juga," ucap So eun lelah. Kakinya mulai melangkah lagi ke tangga menuju lantai tiga yang diisi dengan deretan kelas 12.

Saat So eun sampai di lantai tiga bel istirahat berbunyi para siswa berhamburan keluar kelas. Rasanya ia ingin mengutuk bel yang sudah berdentang lebih cepat dari hukumannya.

Sincerity of love #BumssoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang