10. Jalan-jalan

162 95 4
                                    

-Enjoy reading-

Ambil, lihat, taruh, dan terus seperti itu alurnya.
.
.
.

Ambil, lihat, taruh, dan terus seperti itu alurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

Dilain sisi ada seseorang yang memandang dengan kernyitan heran.

"Sejak kapan mereka bisa sedekat itu?" gumamnya lirih.

"Bum!"

Kim bum sontak menoleh. "Yoon, kamu di sini?"

Yoona mengangguk dengan senyuman.

"Yuk pulang," ajak Kim bum sambil menggenggam sebelah tangan Yoona.

Yoona mengangguk dengan senyuman. Mereka mulai berjalan melewati koridor yang juga dilewati manusia-manusia lain.
_

Setelah berjalan dari kelasnya sampai parkiran, membuat So eun jedug jedug sendiri. Apalagi ditatap tanya oleh orang-orang yang melewatinya. Ia harus bisa menggigit bawahnya mengurangi grogi. Dan sesekali membalas ucapan Minho yang sesekali membangun pembicaraan. Pengalaman pertama jalan dengan cowok tanpa label kakak dan sebatas teman membuatnya tidak tenang.

"Ini," kata Minho menyodorkan helm wanita padanya.

Tanpa banyak bicara So eun memakainya. "Udah?" tanya Minho lagi sambil mengulurkan tangannya kebelakan membantu So eun naik jok belakangnya.

"Hn." Di belakang Minho tanpa bisa dikontrol senyumnya tertarik. Mungkinkah ini awal yang bagus?

"Rumah kamu di mana?"

"Jl. Melati kak nanti belok kanan aja. Setelah itu lurus nanti ada polisi bobok kita pelan. Lah ada sdkan?"

"Sampai?" tanya Minho.

"Belum. Kita masih lurus sampai di depan loundry. Baru deh berhenti," jelas So eun.

Minho yang sekarang paham mulai menyalakan motornya. Melajukannya keluar dari area sekolah. Sementara So eun yang duduk di belakang merasa gelisah. Pipinya yang terasa panas, ia yakin saat ini pipinya bersemu. Bibirnya sedari tadi kedutan ingin tertarik lebar. Dan tidak perlu menanyakan hatinya, hwaaa tentu saja berbunga-bunga. Pikiranku terus menari-menari membayangkan bagaimana kecan romantis dengan salah satu senior tampan di sekolahnya. Seperti adegan di tv tv kak Minho akan menggandengku saat jalan. Mengumbar senyum sambil berpandangan, membuat orang lain yang lewat iri. Wah pasti menyenangkan!

Huh! Rasanya kakiku tidak berpijak ditanah. Tolong tarik aku ke bumi! Pikirnya melantur.

Owh iya, inikan aku naik motor. Jelaslah kalau berasa tidak berpijak. So eun menepuk pipinya kesal.

Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ck! Bagaimana nanti jika ketemu kakak. Pasti aku langdung di bully.

"So eun! Hai!" So eun tersadar, ia mengerjab lucu. Dan disambut senyum manis Minho.

Sincerity of love #BumssoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang