1.5 ~ you can't be kidding right?

342 31 11
                                    

.
.

[ No one's POV]

Kedua pria bermarga Min Dan Jung itu sudah tiba di kediaman keluarga besar Kim, Kim Namjoon tepatnya.

" Oh? Lu temennya Tuan muda yang di gubuk tadi sore kan' ?" sambut seorang pelayan keluarga tersebut yang tampak sudah cukup tua.

" Hmm, iya?" jawab pemuda berambut merah yang ditunjuk.

" Lu main ke gubuk tadi?" senggol si surai Mint, yang di senggol tak terima.

" Gak, buseh. Kakek tua ini aja yang lebay!"

Yang merasa disebut, mendelik padanya.

" Gue ga tua amat, plis deh gue masih 69 tahun."

" Kenapa harus angka itu :,)."

" Udah-udah, kita kesini bukan mau PDKT sama pelayannya! Dimana Kim Namjoon?" bubar Yoongi, mereka berdua hanya saling mendecih.

" Tuan muda Namjoon jarang pulang kesini, dia lebih sering menghabiskan waktu ya di apartment kecil yang ia sewa di alamat ini." jelas pelayan itu menyodorkan secarik kertas.

" Lu udah ngerencanain ini ya? Kok udah ada kertasnya aja?" tanggap Hoseok menerimanya dengan ladang oppai.

" Gue juga gatau, tapi ini Tuan muda yang berpesan buat jaga-jaga."

Hoseok hanya memberikan 'hum' padanya.

" Yaudah makasih ya udah ngerepotin, kek." Ujar nya kemudian.

" Gue bukan kakek, nama gue Johan Sena."

" Ga ada yang nanya."

.
.

Tak lama kemudian mereka berdua pun melanjutkan perjalanan.

Dengan Yoongi ngebut di kecepatan standar.



Lah?

Heran kenapa mereka bisa ngebut di kecepatan standar?



Tentu si cenayang itu ngecheat.

Dia manggilin kawan-kawan tak kasat matanya untuk mendorong motornya, jadi kalo ada polisi sekalipun gabakal kena tilang, kan' meterannya masih standar h3h3.

Oke balik lagi.

Mereka sudah sampai di alamat yang dituju.

Langsung saja mereka masuk dan mencari kamarnya.



" Apakah Kim Namjoon tinggal disini?" tanya Yoongi.

Sang resepsioner yang ditanya menatapnya tajam.

" G."

" Anjir jual mahal banget lu mbak, muka kek ampas serutan juga!" komentar Hoseok blak-blakkan, membuat si mbak resepsioner makin menajamkan tatapannya.

" Emang lu siapa? Ngaca ya mas nya," balas si mbak mencoba savage.

" Gue manusia tertampan di abad ini, Jung Hoseok!"

" Ah! Benar kah!?"

Lah, reaksi si mbak tiba-tiba berubah 180 derajat.

Hoseok dan Yoongi pun hanya mematung, memperhatikannya buru-buru kebelakang kemudian kembali dengan sebuah kunci yang di duga sebagai kunci kamar apartment ini.

" Tuan Namjoon, Yang kalian cari itu berpesan untuk tidak memberitahu kamarnya pada siapapun selain yang bersama Jung Hoseok.." jelasnya ramah nan lembut sembari memberikan kuncinya pada Hoseok yang melongo.

Mereka berdua tak bicara lagi dan bergegas mencari kamar tersebut.












" Ini dia."



Kamar nomor 69.

" Kenapa angka sial ini lagi :,))." sahut Hoseok.

" Sudah, ayo kita cepat buka—






Cklek.

" A-apa? Tidak dikunci ?"

Hoseok ikut terkejut, ia pun berintiusi untuk masuk duluan.





Kriet.









" Namjoon?"










Tidak ada sahutan maupun suara sedikit pun.

Mereka meneruskan untuk masuk lebih dalam.

" Namjoon, kami—







































" Lu ga bercanda kan'?"




























" NAMJOON!"
























Mereka memang berhasil menemukannya.












Namun ini berbeda dengan Namjoon yang tadi,





yang ini sudah dingin.
























Sambil diam menggantung dengan seutas tali melingkar dilehernya.

















.
.

.
.

.
.

.
.

>>


Sampai sini dulu ya :)

Sengaja nge gantung di bagian ini
*ketawa jahat*
*keselek bidji pisang*

Udah ya sampai jumpa again byeeee
Ku promise bakal balik ok 🥺

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When you see me -¿  [J.Hk × J.Jk]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang