When you see me -¿ [J.Hk × J.Jk]

1.1 ~ you can tell me

.

.

[No one's POV]

Kantin kampus, dimana kalian dapat berkuliner kecil-kecilan dengan berbagai jenis masakan yang telah disediakan. Mulai dari nasi goreng biasa hingga nasi goreng tidak biasa.

Namun, itu semua hanya diperuntungkan oleh warga kampus, terutama para mahasiswa.

Dan salah satu mahasiswa itu, Jung Hoseok, kini tengah mengantri siomay ikan teri,

[Hoseok's POV]

" Snakeu ! Lemot amat sih !! Mana udah jam segini, kelas nya bu Eunha juga !" Omelku tak karuan, menghentak-hentakan kaki.

" Ya sabar napa! Udah tau telat masih nekat kesini !" Balas si mbak-mbak tukang siomay.

" Lu jualan ya jualan aja ! Gausa ngatur-ngatur pelanggan !"

" Lu beli ya beli aja ! Gausa ngatur-ngatur penjual !"

Aku mendecih, mengambil secara kasar plastik yang berisi lima bidji siomay tsb. Kemudian, segera berlalu ASAP.

" Heh jangan maen kabur ! Bayar dulu !"

" Ntar pulang !"

Aku dapat mendengar kata-kata mutiara yang dilontarkannya padaku.

Maaf mbak, tapi gue beneran bokeh :,) gegara nyewa rumah itu hikseu :,

Mana ada hantunya pula !

Tapi gapapa, hantunya cakep :)

Tapi serius deh, si polos itu ngasih harga ga mikirin status dompet aing.

...

Membahasnya, aku jadi ingat kalo dari kemarin aku belum melihatnya.

Begitupula si ban—

" Oh ?"

Aku melihat buntalan surai hitam itu sedang duduk sendiri, hmm tumben?

Tanpa pikir panjang, aku segera menghampirinya.

" Woy, banteeeet !!"

Puk!

Aku menepuk punggungnya, ia hanya melirik.

Aku pun duduk disampingnya.

" Lu nape bro? Muka lu pucet ?"

" Lu aja yang item, bang."

MakJleb.

" Yah!  Kita udah ga ketemu lamaa bangeeet lho!" ujarku dramatis, diam-diam nyuri pandang ke apa yang tengah si bantet ini makan.

Bakso.

" Plis, sehari itu gak lama." balasnya cuek.

" Lama tau."

" Yang lama itu tiga tahun.." lanjutnya pelan, tapi aku jelas mendengarnya.

" Eh ? Apa ?"

Ia tampak terkejut.

" E-enggak ?"

Aku hanya menatapnya curiga.

" Daripada itu, bang. Gimana rumahnya ?" Cih, dia ganti topik!

" Nyaman kok heheh, walaupun luas tapi ada—

...

Aku teringat kembali saat aku hendak menelpon Jimin, Jeongguk menggelengkan kepalanya sekuat tenaga seolah ia sangat tidak menginginkannya.