Happy reading!
Krystal duduk di atas kloset kamar mandi di kamar Stefan, dan memandangi ponselnya dengan wajah sedih. Foto terakhirnya dengan Sang Mami diambil pada tanggal 1 Januari 2006. Bayangkan..., sudah 12 tahun kedua orangtuanya tidak kembali ke rumah. Krystal tertawa hambar.
"Adek nggak nyangka Mami lebih cinta sama pekerjaan itu. Padahal Adek kangen Mami setiap hari. Adek selalu bangun tidur dan pergi ke kamar Papi Mami..., untuk liat kalian udah pulang dan nyambut Adek dengan pelukan. Tapi ternyata kalian nggak pernah kembali," gumam Krystal.
Air matanya perlahan menetes.
Saat berada di luar negri pun, orangtuanya tidak pernah sekalipun memberi kabar. Tidak pernah menelepon, memberi pesan, maupun bertanya 'apa kabar?' pada dia dan Keanu. Terkadang gadis itu membayangkan, apakah lebih baik jika dia tidak mempunyai orangtua? Agar dia bisa merasakan seperti apa jika hal itu terjadi.
Dia dan Keanu merayakan Natal berdua saja. Walaupun ditemani oleh Lana, rasanya tidak pernah sama. Setiap kali Natal terjadi, Krystal selalu pergi ke kamarnya di tengah malam, dan menangis. Setiap tahun berlalu seperti itu.
Tanpa disadari Krystal, Stefan mendengar semua perkataannya dari balik pintu.
===
"Nggak mauuuu!" seru Adri kesal.
"WOI! Adriii! Buruan nggak?! Ayo mabar sekarang!!" seru Ali sambil berusaha merampas ponsel lelaki itu.
"IH! Lo berdua apaan sih?! Berisik!" seru Milano.
"LO YANG BERISIK!" keduanya meneriaki Milano dengan kesal.
Krystal mengaduk-aduk milkshakenya tanpa napsu. Dia hanya termenung dengan pikiran yang kosong. Stefan yang duduk di sebelahnya pun sudah mengira bahwa Krystal akan seperti ini.
Milano menatap Krystal dengan senyum lebar. "Eh! Krystal! Lo mau jadi pacar gue nggak?! Gue baru putus sama Hana nih!" serunya tiba-tiba hingga semua orang di kantin menatapnya.
Stefan menegang mendengar kalimat Milano. Sementara Krystal hanya menatap lelaki aneh itu tanpa ekspresi sama sekali.
"Lo apaan sih, Mil?" tanya Zach sedikit kesal. Takut Krystal akan menerima Milano.
"Nggak, makasih," jawab Krystal seadanya.
"Yakin lo nggak mau? Biasanya cewek-cewek bahkan lebih milih gue dibanding Stefan," ucap Milano lagi. "Daripada sama Stefan si dingin ini, lebih baik sama gue. Soalnya gue kan baik, ganteng, idaman, dan humoris juga. Jadi? Mau nggak jadi pacar gue?"
Krystal mendengus kesal. "Lebih baik juga gue sama Stefan daripada sama lo, Manusia Alien," jawab Krystal. Bertepatan dengan itu, ponselnya berbunyi. "Ada telpon, nih. Tunggu bentar ya," ucap Krystal kemudian pergi menjauh dari yang lainnya. "Abang? Kenapa?" tanya Krystal.
Stefan tersenyum lebar mengetahui bahwa Krystal lebih memilihnya. Sepertinya dia selangkah lebih dekat dengan Krystal. Sementara Zach menggeram marah mengetahui Krystal sama sekali tidak pernah menganggapnya.
"Enak yah, ditolak cewek untuk pertama kalinya?" ucap Richard sambil mengunyah ayamnya.
"Ck..., gue ditolak karena gue kurang serius," Milano berdecak kesal.
"Dari dulu juga Krystal nggak pernah mau sama lo. Julukannya bener tuh, lo adalah Manusia Alien," ledek Adri sambil menyimpan ponselnya.
Sementara itu, Krystal sibuk berbicara dengan Keanu.
"Papi sama Mami udah pulang, Dek. Kamu nggak mau ketemu mereka? Abang bisa telpon guru piket dan suruh kamu pulang," jawab Keanu dari sebrang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 (✓)
Teen FictionTELAH DITERBITKAN DI GOOGLE PLAYBOOK ||𝐀 𝐓𝐄𝐄𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍-𝐑𝐎𝐌𝐀𝐍𝐂𝐄 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘|| (TELAH DIREVISI) "To tell about loneliness," Krystal sangat menyayangi keluarganya. Walaupun mereka memperlakukan dia sebaliknya. Sejauh apapun dia mencoba...