Don't forget to leave vote and comments!
Krystal memutar-mutar gelas tehnya dan tidak memakan makan siangnya sama sekali. Dia dan Stefan sedang makan siang bersama. Stefan bilang, seharian ini dia akan mengajak Krystal jalan-jalan, untuk memperbaiki suasana hatinya.
"Krystal nggak makan?" tanya Stefan menoleh pada Krystal yang duduk di sebelahnya.
"Nggak. Toh udah nggak ada yang peduli sama Krystal," jawab Krystal kemudian merebahkan kepalanya di atas meja restoran.
Stefan mengelus kepala Krystal pelan. Dia memahami bagaimana sakitnya Krystal, yang sudah mati-matian kabur dari kedua orangtuanya, berharap mereka mencarinya, tapi setelah bertemu, dia malah akan dijodohkan dengan lelaki yang dia benci.
"Hei..., look at me," ucap Stefan. Krystal menoleh dan Stefan menangkup kedua pipinya. "Stefan peduli sama Krystal. Papi, Mami, Kak Kylie, dan Dedek Cole juga peduli sama Krystal," dia menatap mata abu-abu jernih kekasihnya. "Iya..., Ailliana Krystal White yang ini. Jadi jangan bilang kalo nggak ada yang peduli sama Krystal,"
"Inget ini ya, Sayang. Stefan selalu cinta sama Krystal,"
Air mata Krystal menetes. "Stefannn...," tangisnya. Dia memeluk Stefan dengan erat. Merasa sangat bersyukur bahwa Stefan rela menunggunya selama bertahun-tahun. "Krystal juga cinta sama Stefan,"
Lelaki itu tersenyum lebar. "Krystal mau pulang, atau kita lanjut jalan-jalan?" tanya Stefan.
Pulang atau jalan-jalan ya? Nggak enak sama Stefan, batin Krystal. Krystal mengangkat kepalanya. "Jalan-jalan aja," jawab Krystal sambil menampilkan senyum terpaksa ke arah Stefan.
"Kalo Krystal nggak mau bilang aja. Stefan ngerti kok. Ya udah, kita pulang ya," sahut Stefan yang menyadari sikap Krystal. Dia menarik tangan Krystal, menggandengnya keluar restoran, dan menyuruh gadis itu untuk masuk ke dalam mobil.
Kemudian Stefan melajukan mobilnya untuk kembali pulang ke rumah. Krystal dan Stefan sama sekali tidak berbicara selama perjalanan pulang. Krystal menatap keluar jendela, dan tertidur. Sementara Stefan tetap fokus menyetir.
===
"Gimana tadi, Dek?" tanya Ms. Hamilton pada Stefan dan Krystal yang baru pulang.
Sampai di rumah tadi, Stefan tidak tega membangunkan Krystal, jadi dia menggendong Krystal dan membaringkannya di kamar.
"Kacau. Kacau. Kacau," jawab Stefan. Ms. Hamilton menunjukkan wajah bertandatanya. "Orangtuanya nggak kangen sama dia. Sampe di rumah Abang, Krystal malah mau dijodohin sama Axel. Mami inget kan? Yang Adek pernah ceritain. Trus, Krystal tolak mentah-mentah, abis itu dia bilang dia nggak mau ketemu orangtuanya lagi sebelum mereka minta maaf sama dia. Abis darisana, Krystal nangis. Adek bawa buat makan siang. Trus pas jalan pulang dia ketiduran," jelas Stefan.
Ms. Hamilton menganga lebar. "Kamu serius dek? Aduh..., ya udah, kamu istirahat aja sekarang. Nanti Kakak yang bangunin pas makan malam," ucap Ms. Hamilton. Stefan mengangguk. Dia beranjak ke kamarnya.
===
"Dek..., Dek..., bangun Dek..., dalam 5 menit kalo nggak turun ditinggal makan ya," ucap Kylie sambil membangunkan Stefan, kemudian keluar dan menuju kamar Krystal untuk membangunkannya pula.
"Krystal! Bangun yuk! Ayo dinner bareng," ucap Kylie sambil mengguncangkan tubuh Krystal. Akhirnya Krystal bangun. Kemudian Kylie memegang dahinya, karena Krystal terlihat pucat. "Krys? Kamu sakit? Kok badan kamu panas banget?" tanya Kylie.
Krystal hanya menggeleng, kemudian beranjak bangun. Dia berjalan keluar kamar dengan kepalanya yang sangat pusing. Krystal berpegangan pada pegangan di tangga, ketika dilihatnya ke bawah, bahwa ada darah menetes dari hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐞𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 (✓)
Teen FictionTELAH DITERBITKAN DI GOOGLE PLAYBOOK ||𝐀 𝐓𝐄𝐄𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍-𝐑𝐎𝐌𝐀𝐍𝐂𝐄 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘|| (TELAH DIREVISI) "To tell about loneliness," Krystal sangat menyayangi keluarganya. Walaupun mereka memperlakukan dia sebaliknya. Sejauh apapun dia mencoba...