Hari ini, tanggal dua puluh Juni mungkin adalah hari yang tidak terlupakan bagi Eza dan Maureen. Sebab, hari inilah, mereka resmi menjadi pasangan suami-istri.
Ya, setelah menjalin hubungan sejak lama dan bertunangan, mereka berdua akhirnya meresmikan pernikahan mereka. Digelar mewah tentu saja. Tak mungkin, pernikahan putra dadi Partha Group tidak diselenggarakan dengan mewah. Bisa dibilang, pernikahan mereka sangat-sangat mewah dan berkesan. Pesta perayaan pernikahan mereka saja digelar di dua negara sekaligus. Indonesia dan Jerman. Mengapa mereka memilih negara Jerman, sebab Jerman menjadi tempat pertama kali mereka bertemu dan menjalin hubungan. Ya walaupun awalnya mereka memang dijodohkan, mereka tidak mengira jika mereka benar-benar bisa sampai di tahap ini. Maureen dan Eza sama-sama berpikir bahwa hubungan perjodohan ini tidak akan mungkin bisa bertahan lama sebab awalnya mereka tidak punya rasa untuk satu sama lain. Tapi, seiring berjalannya waktu yang sering mereka habiskan bersama, jadilah perasaan itu muncul dan terus-menerus tumbuh hingga titik ini.
Eza tentu saja mengundang kelima sahabatnya. Aaron, Bagas, Cal, Freda, dan Gavin. Lima orang itu juga datang bersama pasangan mereka masing-masing. Ya, jangan lupakan Aaron yang tahun kemarin telah bertunangan dengan Hannah. Setelah sekian lama, akhirnya Hannah bisa bertunangan dengan laki-laki yang ia taksir selama hidupnya. Melihat hal itu, Eza tentu saja merasa senang. Walau kadang ia sangat kesal dan jengkel dengan semua kelakuan Hannah yang kadang tidak normal itu, tapi ketika melihatnya bahagia seperti di pertunangannya tahun lalu, yah Eza akui jika Hannah adalah orang yang kuat dan sabar. Mau menunggu orang yang tidak peka-peka macam Aaron. Eza harus memberi Hannah apresiasi atas semua kesabaran dan kegigihannya dalam menanti Aaron.
Bagas datang bersama Indira. Batuk berdarah Bagas tahun lalu itu memang adalah sebuah awal dari penyakit ganas yang ada di dalam tubuhnya. Merasa sedih, tentu saja. Tapi Bagas bisa apa? Bagas hanya bisa pasrah sambil berusaha semampunya untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Ia sudah berusaha, ia juga sudah berdoa. Terserah Tuhan apa yang akan Ia lakukan pada diri Bagas. Bagas akan menerimanya dengan tulus dan lapang dada karena apa pun yang Tuhan rencanakan jelas baik. Apa pun itu.
Cal dengan senyum terbaiknya juga datang bersama Jean yang yang juga tampak cantik dengan gaun yang ia kenakan. Melihat Eza yang sudah menikah dan Aaron yang sudah bertunangan membuat Cal mau tak mau merasa iri dengan dua sahabatnya itu. Pasalnya, sejak dua tahun ia mengajukan proposal lamaran untuk Jean, tapi oleh kakak Jean—Jeffiar selalu ditolak dengan alasan yang aneh dan tidak masuk akal. Bisa dihitung dalam dua tahunan ini, Cal telah datang ke rumah Jean selama lima kali untuk melamar gadis impiannya itu. Tapi apa daya, sang kakak si gadis tak menyetujuinya dan selalu menggagalkan semua rencananya tersebut. Meskipun begitu, Cal tidak akan menyerah sampai kapan pun. Tidak peduli seberapa lama dan betapa sulitnya meminta persetujuan Jeffiar, Cal akan selalu melakukannya dan tidak akan menyerah sampai saat ia bisa mendapatkan Jean sepenuhnya.
Freda datang bersama Lyvia. Tentu saja. Dengan siapa lagi Freda akan datang jika orangnya selain Lyvia. Menghadiri pesta pernikahan Eza membuat Freda senang. Setelah Aaron, sekarang Eza. Wow. Dua sahabatnya itu sudah menjalin suatu ikatan penting. Freda tidak menyangka bahwa mereka bisa sampai di tahap ini setelah semua yang terjadi pada hidup mereka. Tentang Lyvia, tenang. Freda sudah punya rencana dan jika Tuhan menghendaki, tahun ini mereka juga akan bertunangan. Ya, kita doakan saja semoga semuanya lancar dan bisa berjalan sesuai keinginan Freda.
Sedangkan Gavin, ia datang sendiri karena Nadine sedang ada stage di Amerika. Laki-laki itu mendengus kesal setiap kali ia diejek jomblo oleh orang-orang di sekitarnya. Huh. Gavin kesal. Tapi, ia bisa apa. Ya sudahlah. Biarkan saja. Yang penting ia tidak jomblo. Ia punya Nadine. Hanya saja, Nadine sedang tidak di sini dan itu menyebabkannya terlihat menyedihkan karena datang ke pernikahan sahabat karibnya seorang diri. Tentang pernikahan Eza, well Gavin kagum dengan Eza. Eza bisa menghadapi semuanya dan mulai hari ini, ia akan punya kewajiban penting sebagai seorang laki-laki. Menjadi suami bagi Maureen. Yah, semoga semuanya tetap berjalan baik dan pernikahan Gavin bisa bertahan selamanya. Gavin hanya bisa mendoakan itu buat Eza karena, Gavin tidak tahu lagi harus mendoakan Eza apa. Sebab, Eza telah memiliki segalanya dan hanya itulah yang sepertinya harus ia doakan bagi kehidupan Eza setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BESTEVRIENDS
Tiểu Thuyết ChungDirimu.. Kalian.. Sore hari.. Impian.. Masa depan.. Dan cita-cita besar kita.. Aku tak akan melupakannya Sepuluh tahun lagi, di bulan Maret, tanggal 20 dan pukul empat petang, aku sangat yakin kita akan bisa bertemu kembali. Semoga... Ya, semoga... ...