|3|Insiden.

134 54 17
                                    


BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

SELAMAT MEMBACA!💙

_________________________

Aduh! kenapa coba kalo deket sama dia kayak gini, rasanya kayak mau copot ni jantung!

****

"Aelah..Run tunggu!" Elang terus berlari menyusul Aruna.

"Cebol, lo marah sama gue? Kenapa?" tanyanya setelah dapat menyamakan langkah Aruna, mereka terus berjalan hingga melewati lapangan basket yang sedang ramai siswa dan siswi yang tengah masuk pelajaran Olahraga.

"Enggak!" jawabnya ketus arah matanya masih fokus lurus kedepan.

"Hmm..maaf deh masalah yang gue bentak tadi lagian emang lo yang ceroboh." ucapnya.

"Berisik!" ucap Aruna lalu ia berjalan agak cepat untuk menghindari Elang, entah kenapa jantungnya selalu berdebar bila bersamanya.

Namun saat Elang akan ikut mempercepat langkahnya tiba-tiba ia melihat bola basket melambung tinggi dari atas hendak mengarah ke Aruna.

"CEBOLL AWASS!!!"

Dengan sigap ia pun berlari menarik Aruna agar bola basket itu tak mengenai kepalanya, hingga Aruna pun terjatuh dengan posisi Elang dibawah dan Aruna diatasnya bahkan tangan Elang melilit pinggang ramping Aruna.Mereka hanya saling terdiam dan saling menatap satu sama lain.

DEG.DEG.DEG

Shit! Gue kenapa kok berdebar gini sih! Batin Elang.

Aruna yang sadar langsung memutuskan kontak mata dan berdiri sambil menepuk-nepuk bagian roknya yang kotor.

Kali ini ia berdoa semoga Elang tak mendengar suara jantungnya yang ingin meledak.

Elang pun ikut berdiri setelah sadar dirinya tengah menjadi sorotan banyak mata.

"Kan gue udah bilang jangan ceroboh Ceboll..." ujar Elang lembut lalu merangkul Aruna untuk berjalan bersama menuju kelas.

Kali ini Aruna hanya diam dan menurut, ia sudah sangat malu akibat insiden tadi yang membuat dirinya menjadi sorotan mata teman-temannya.

Gimana gue gak mau marah kalo Elang masih bersikap manis sama gue??

Aduh! kenapa coba kalo deket sama dia kayak gini, rasanya kayak mau copot ni jantung!

***

SORE ini hujan kembali mengguyur kota Bandung,entah kenapa akhir-akhir ini Bandung sering turun hujan.

Dan bodohnya gadis berambut coklat itu lupa membawa persediaan payung, gadis itu sedang duduk di kursi halte depan sekolahnya dengan wajah yang cemberut bagaimana tidak?!

Seharusnya kalau Elang tidak bisa bilang bukan malah memberinya harapan palsu akan pulang bareng, padahal tadi ia sudah menolak mentah-mentah ajakan Mita untuk pulang bareng.

Dengan seenak jidat Elang bilang ingin mengantar dedek gemasnya pulang, katanya ingin pedekate.

Ahh kesal..

R A S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang